Logo
>

Bahan Baku Obat di Dalam Negeri Masih Andalkan Impor

Indonesia masih menjadi salah satu konsumen dari industri farmasi yang sudah lebih maju, seperti China hingga India.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Bahan Baku Obat di Dalam Negeri Masih Andalkan Impor
Komisaris Utama Biofarma Group Tugas Ratmono. Foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Komisaris Utama Biofarma Group Tugas Ratmono mengungkapkan, bahan baku yang dibutuhkan dalam produksi vaksin, obat dan produk kesehatan di Indonesia masih didominasi produk impor.

    Tugas berharap keterbatasan bahan baku produk kesehatan dan vaksin menjadi perhatian semua pemangku kepentingan. Menurutnya, hal ini penting dilakukan untuk memajukan industri farmasi nasional.

    “Bahan baku vaksin, bahan baku obat kami bisa dibuat oleh anak perusahaan kami yaitu Kimia Farma dan itu terus dikembangkan inovasinya. Tapi, perlu kita sadari juga bahwa bahan baku dan perusahaan pembuat bahan baku obat di Indonesia itu masih sangat-sangat sedikit,” kata Tugas kepada KabarBursa.com, Senin, 2 Juni 2025.

    Ia menekankan pentingnya langkah kolaborasi dalam mengembangkan produsen bahan baku vaksin hingga obat di Tanah Air. Menurutnya, keterbatasan bahan baku ini menjadi tantangan untuk industri farmasi nasional.

    “Saya kira harus dibangun kolaborasi, regulasi, kolaborasi multisektor dan sebagainya untuk membangun industri bahan baku ini supaya lebih bagus,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Tugas menyatakan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu konsumen dari industri farmasi yang sudah lebih maju, seperti China hingga India. “Sekarang bahan baku paling besar itu kan antara India dan Cina di dunia ini. Saya kira kita salah satu konsumennya dari mereka,” imbuhnya.

    Oleh karena itu, lanjut dia, semua pihak terkait perlu meningkatkan porsi agar Indonesia dapat membuat bahan baku sendiri. 

    “Kalau kita lihat di pabrik bahan baku dari Kimia Farma, mereka melaporan terus terjadi peningkatan, yang tadinya hanya bisa bikin bahan baku satu, sekarang bisa lebih banyak. Saya kira itu bagian dari kesiapan kita,” ujarnya.

    Lonjakan Kasus COVID-19 Belum Tingkatkan Permintaan Produk Kesehatan

    Seperti diberitakan sebelumnya, imbauan kewaspadaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atas lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah negara Asia belum berdampak signifikan terhadap peningkatan permintaan produk kesehatan, seperti vitamin dan obat-obatan.

    Tugas menuturkan, meski tren kasus COVID-19 kembali menguat di beberapa negara Asia, permintaan terhadap obat dan suplemen masih cenderung stagnan. Namun, ia memproyeksikan potensi pertumbuhan permintaan vitamin, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat.

    “Kalau vitamin itu nanti peningkatannya bisa terjadi karena adanya pola hidup bersih dan sehat. Jadi, masyarakat secara sadar akan mengonsumsi vitamin. Sehingga akan membangun suatu permintaan atau kebutuhan dari masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

    Menanggapi edaran Kemenkes mengenai kewaspadaan di dalam negeri, Biofarma Group menyatakan kesiapan untuk menyesuaikan produksi produk kesehatannya, menyesuaikan dengan tren permintaan di masyarakat.

    Sebagai informasi, Tugas Ratmono pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Kesehatan TNI dan juga Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran. Ia menekankan bahwa pengalaman selama masa pandemi sebelumnya menjadi bekal penting bagi Biofarma dalam merancang kebijakan produksi dan distribusi produk kesehatan.

    “Waktu itu, di rumah sakit maupun wisma Atlet, penggunaan vitamin itu sangat tinggi. Jadi, saya kira kalau ada kebutuhan di masyarakat atau apalagi terprogram, pastinya perusahaan akan meningkatkan produksinya hingga distribusi untuk menghadapi kondisi darurat,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Tugas menambahkan bahwa Biofarma akan mengoptimalkan sistem distribusi untuk menghindari terjadinya panic buying terhadap vitamin maupun obat-obatan apabila kasus COVID-19 kembali melonjak di Indonesia.

    Menurutnya, menjaga stabilitas harga produk dan memastikan ketersediaan di pasaran menjadi langkah penting yang harus diambil apabila pandemi kembali mengancam. Pengawasan atas produk kesehatan yang beredar juga akan diperketat melalui pemanfaatan barcode dalam rantai distribusi.

    “Ini akan membantu proses distribusi dan suplai produk kami tetap optimal,” ujarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.