Logo
>

Bappebti Rilis Rating Pialang: Perkuat Transparansi dan Perlindungan

Ditulis oleh Dian Finka
Bappebti Rilis Rating Pialang: Perkuat Transparansi dan Perlindungan

Poin Penting :

    KABARBRURSA.COM - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) kembali mencatatkan penilaian 63 perusahaan pialang berjangka dan melakukan pembekuan 2 perusahaan pialang periode Juli-September 2024.

    Adapin tujuan penilaian tersebut bertujuan untuk meningkatkan perlindungan kepada masyarakat dan memperkuat ekosistem Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK).

    “Bappebti kembali merilis rating pialang berjangka periode Juli—September 2024. Penilaian berkala ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pialang berjangka, meningkatkan perlindungan kepada masyarakat, dan memperkuat ekosistem PBK. Penilaian tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengawasan Biro Pengawasan PBK, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Pasar Lelang Komoditas (PLK),” ujar Kepala Bappebti Kasan dalam keterangan terttulis, Jakarta, Senin 25 November 2024.

    Kasan menekankan, penilaian pialang berjangka merupakan salah satu upaya Bappebti dalam mewujudkan pasar berjangka yang sehat, teratur, dan berkeadilan.

    Adapun dasar penyusunan penilaian pialang berjangka adalah Peraturan Bappebti Nomor 6 Tahun 2023 pada pasal 34A ayat (1) terkait pemeringkatan atas pelaksanaan kegiatan usaha peserta sistem perdagangan alternatif.

    Sementara itu, Plt. Kepala Biro Pengawasan PBK, SRG, dan PLK, Aldison, menyampaikan bahwa penilaian berkala untuk periode Juli–September 2024 telah dilakukan terhadap 63 perusahaan yang masih aktif, tidak termasuk dua perusahaan yang izinnya saat ini sedang dibekukan.

    “Berdasarkan hasil penilaian berkala pialang berjangka, perusahaan yang mendapatkan peringkat lima teratas yaitu PT Finex Bisnis Solusi Futures, PT MRG Mega Berjangka, PT Phillips Futures, PT Java Global Futures, dan PT Menara Mas Futures,” urai Aldison.

    Penilaian berkala pialang berjangka periode Juli–September 2024 mencakup tiga parameter utama. Salah satunya adalah kinerja pialang berjangka dengan bobot 70 persen, yang meliputi lima aspek: pengawasan laporan kegiatan, integritas keuangan, transaksi, penanganan pengaduan nasabah, serta implementasi APU-PPT triwulan III 2024.

    Parameter kedua adalah penilaian masyarakat, dengan bobot maksimal 30 persen, yang dilakukan melalui kuesioner kepada nasabah. Data nasabah diperoleh dari sistem penyelesaian perselisihan dan Layanan Informasi (LINI) Bappebti.

    Parameter ketiga adalah nilai pengurang hingga 30 persen, yang mengurangi skor kinerja perusahaan berdasarkan penilaian masyarakat serta mencakup aspek lain dari hasil pengawasan lapangan yang belum tercakup dalam kriteria kinerja pialang.

    “Sumber data yang digunakan dalam penyusunan penilaian berkala ini berasal dari data pelaporan pialang berjangka yang disampaikan ke Bappbeti. Data tersebut meliputi laporan keuangan, laporan kegiatan, laporan transaksi, dan penilaian implementasi APU PPT triwulan-III 2024. Selanjutnya, hasil pengawasan yang dilakukan di lokasi dan umpan balik masyarakat yang merupakan nasabah dari pialang berjangka,” jelas Aldison.

    Sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menegaskan komitmen Bappebti untuk terus melakukan penilaian berkala terhadap pialang berjangka dan mempublikasikannya. Penilaian ini diharapkan mendorong peningkatan kinerja pialang serta mengurangi perselisihan dengan nasabah.

    “Bappebti berkomitmen untuk terus meningkatkan transparansi dalam PBK. Masyarakat dapat memanfaatkan penilaian berkala ini untuk memilih pialang berjangka yang memiliki kinerja baik dan terpercaya. Bappebti akan terus melakukan pengawasan terhadap kinerja para pialang berjangka dan mengambil tindakan tegas terhadap pihak yang melanggar peraturan,” pungkas Olvy.

    Transaksi Perdagangan Alternatif

    Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) melaporkan transaksi sebanyak 5.724.852,55 Lot pada semester I-2024.

    Dari jumlah tersebut, 4.917.608,55 Lot merupakan transaksi sistem perdagangan alternatif dan 807.244 Lot adalah transaksi multilateral.

    Dalam hal nilai notional, sepanjang semester pertama 2024 tercatat sebesar Rp10.794 triliun. Komposisi transaksi ini terdiri dari Rp10.718 triliun untuk sistem perdagangan alternatif dan Rp76 triliun untuk transaksi multilateral.

    Direktur Utama ICDX, Fajar Wibhiyadi, menyatakan komitmen kuat ICDX dalam mengembangkan ekosistem perdagangan berjangka komoditi bersama otoritas dan pemangku kepentingan lainnya.

    “Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri ini. Kuncinya adalah kolaborasi seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya di Jakarta.

    Sepanjang Januari hingga Juni 2024, transaksi multilateral didominasi oleh komoditas emas dengan kontrak GOLDGR mencapai 317.260 lot (35 persen) dan kontrak GOLDUDMic sebanyak 122.984 Lot (15 persen). Sementara itu, sistem perdagangan alternatif didominasi oleh kontrak mata uang asing, dengan kontrak XAUUSD10 mencapai 1.385.326 lot (28 persen) dan kontrak XAUUSD14 sebanyak 810.459 lot (16 persen).(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.