Logo
>

BI Pangkas Suku Bunga, Emiten Properti dan Infrastruktur Siap Ekspansi

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
BI Pangkas Suku Bunga, Emiten Properti dan Infrastruktur Siap Ekspansi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur, 17-18 September 2024. Analis pasar modal yang juga Senior Investment Information Mirae Asset, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan langkah BI ini akan menjadi katalis positif bagi sektor properti dan infrastruktur di tengah proyeksi peningkatan likuiditas di pasar.

    "Penurunan suku bunga ini akan meningkatkan permintaan kredit, khususnya untuk KPR dan KPA," ujar Nafan kepada KabarBursa.com, Jumat, 20 September 2024.

    Menurut Nafan, sektor properti akan merasakan dampak langsung dari kebijakan pelonggaran moneter yang dilakukan lebih cepat dari ekspektasi pasar. Selain properti, sektor infrastruktur juga diperkirakan mendapat dorongan positif.

    Nafan menjelaskan, ekspansi bisnis di sektor infrastruktur akan lebih agresif karena biaya pinjaman yang lebih rendah sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk memperluas proyek pembangunan. "Sektor infrastruktur tentunya berkaitan dengan penurunan suku bunga tersebut tadi, ini cost yang lebih rendah akan membuat sektor infrastruktur terus melakukan ekspansi bisnisnya," kata Nafan.

    Sementara itu, data makroekonomi domestik yang kuat, seperti penurunan inflasi dan penguatan rupiah, mendukung keputusan BI mempercepat pelonggaran moneter. “Ini langkah tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan likuiditas di pasar,” kata Nafan.

    Pangkas 25 Basis Poin

    Bank Indonesia sebelumnya resmi memangkas suku bunga acauan atau BI rate menjadi 6 persen dari sebelumnya 6,25 persen melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September, lantas apa alasanya?

    Gubernur BI Perry Warjiyo, mengungkap alasan memangkas suku bunga acuan lebih cepat dari Federal Reserve atau The Fed. Pertama BI melihat bahwa penurunan suku bunga The Fed sudah lebih jelas, baik pada waktu maupun besarannya.

    Bank Indonesia (BI) percaya bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini, yaitu pada September, November, dan Desember 2024, dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin. Selanjutnya, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga empat kali pada 2025.

    Kedua, nilai tukar rupiah yang menguat pada September 2024 menjadi Rp15.330 per USD atau menguat 0,78 persen dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024.

    “Nilai tukar Rupiah menguat didukung oleh konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia serta meningkatnya aliran masuk modal asing,” jelas Perry dalam konferensi pers, Rabu, 18 September 2024.

    Adapun penguatan Rupiah ini tercatat lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti Won Korea dan Rupee India yang menguat sebesar 0,32 persen dan 0,13 persen.

    Ketiga, inflasi tetap rendah dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12 persen (yoy) pada Agustus 2024.

    Keempat, mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

    “Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” ungkapnya.

    Kelima, pertumbuhan data kredit menunjukan kinerja yang solid, mencapai 11,40 persen (year-on-year), Adapun perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia.

    “Hingga minggu kedua September 2024, Bank Indonesia telah menyalurkan insentif KLM sebesar Rp256,1 triliun kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp118,6 triliun, BUSN sebesar Rp110,5 triliun, BPD sebesar Rp24,4 triliun, dan KCBA sebesar Rp2,6 triliun,” paparnya.

    Sebagai informasi, nilai tukar rupiah menunjukkan tren positif pada perdagangan Rabu, 18 September 2024, di mana rupiah mencapai posisi terkuat dalam setahun terakhir. Rupiah spot ditutup di level Rp15.335 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 0,44 persen dibanding penutupan sebelumnya di Rp15.402 per dolar AS.

    Sejalan dengan itu, nilai rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI berada di level Rp 15.338 per dolar AS, menguat 0,43 persen.

    Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan data perdagangan Indonesia yang lebih kuat dari perkiraan menjadi katalis positif bagi penguatan rupiah. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada Agustus 2024, menandai 52 bulan beruntun.

    Surplus perdagangan barang dan jasa mencapai 2,9 miliar dolar AS, sejalan dengan peningkatan ekspor dan perlambatan impor.

    Secara keseluruhan, ekspor Indonesia pada Agustus mencapai 23,56 miliar dolar AS, meningkat 5,79 persen dari bulan sebelumnya.

    Meskipun sektor migas mengalami penurunan, sektor nonmigas justru tumbuh signifikan, mencapai 22,36 miliar dolar AS, meningkat 7,43 persen dibanding Juli 2024. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan ekspor produk lemak dan minyak nabati, biji logam, serta terak dan abu.

    “Capaian ini terjadi di tengah kondisi pasar utama seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang saat ini mengalami kontraksi pada Indeks Manufaktur (PMI). Beberapa komoditas juga mengalami penurunan harga, terutama di sektor energi, pertanian, dan logam mineral,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, Selasa, 17 September 2024.

    Untuk perdagangan Rabu, 18 September 2024, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp15.230 – Rp15.350 per dolar AS.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).