KABARBURSA.COM – Bill Gates mungkin sudah bukan orang terkaya di dunia, tapi komitmennya dalam filantropi masih sulit disaingi. Pendiri Microsoft itu baru saja memastikan bahwa 99 persen sisa kekayaannya akan disalurkan ke Gates Foundation, yayasan yang sudah puluhan tahun fokus pada kesehatan global dan kesetaraan pendidikan. Uniknya, yayasan ini tak hanya menerima dana jumbo, mereka juga berniat menghabiskan seluruhnya dalam 20 tahun ke depan.
“Ada sedikit yang tetap saya sisihkan untuk anak-anak dan sebagian lain supaya saya tidak kekurangan apa-apa untuk kebutuhan pribadi,” kata Gates.
Bahkan, untuk investasi-investasi yang terkait iklim, kata dia, “semua keuntungan yang dihasilkan dari proyek itu juga akan masuk ke Gates Foundation.”
Dalam wawancaranya dengan Associated Press, yang dikutip KabarBursa, Kamis, 8 Mei 2025, Gates banyak berbicara tentang perjalanan yayasan yang ia dirikan bersama Melinda serta visi ke depan. Berikut beberapa kutipan menariknya.
Soal Komitmen Filantropi Terbesar dalam Sejarah Amerika
“Saya harap ada orang lain yang bisa ‘menyalip’ saya. Bahkan sekarang, mungkin ada belasan orang yang kekayaannya lebih besar dari saya, karena saya tidak menghitung uang yang sudah ada di yayasan. Di luar yayasan, saya hanya punya sedikit lebih dari USD100 miliar. Saya sih ingin banget ada yang bisa ngalahin saya, ada yang bayar pajak lebih banyak, selamatkan lebih banyak nyawa, sumbang lebih banyak uang, dan jadi lebih pintar dari saya.”
Kenapa Tutup Yayasan Lebih Cepat di 2045?
“Saya rasa 20 tahun itu waktu yang pas—cukup panjang untuk bikin perubahan besar, tapi juga cukup jelas buat kasih tahu orang bahwa setelah itu uangnya habis. Akan dihabiskan. Harapannya, banyak penyakit yang kita lawan sekarang sudah musnah. Mungkin suatu saat orang akan bertanya, ‘Apa itu malaria? Polio itu apa?’ Banyak yayasan yang bertahan 50-60 tahun, dan akhirnya misinya tak jelas lagi apakah masih sesuai sama niat pendirinya atau enggak. Saya percaya nanti akan ada lebih banyak orang kaya di masa depan daripada sekarang. Jadi ya, 20 tahun lagi memang bakal ada kekosongan, dan kami sudah kasih tahu dari jauh-jauh hari bahwa memang begitu rencananya.”
Tentang Warren Buffett dan Donasi Tahunannya
“Kalau dilihat dari berbagai sudut, itu adalah hadiah paling dermawan yang pernah diberikan. Itu jadi bentuk dukungan besar dari Warren, yang bukan cuma teman dekat, tapi juga penasihat luar biasa, sangat peduli soal ketimpangan sosial. Itu terjadi pada 2006, dan dua tahun kemudian saya tinggalkan pekerjaan penuh waktu di Microsoft dan pindah ke yayasan. Sejak 2008, yayasan ini sudah jadi karier kedua dan terakhir saya. Sulit buat saya melebih-lebihkan betapa besar pengaruh Warren buat hidup saya.”
Soal Giving Pledge: Gerakan Miliarder Berbagi
“Itu salah satu harapan besar kami, bahwa orang-orang kaya punya tanggung jawab moral untuk menyumbangkan mayoritas kekayaannya. Kami ingin itu jadi norma sosial, siapa pun yang punya banyak uang, ya kasih sebagian besarnya buat kebaikan bersama. Memang belum semua sampai ke tahap itu, tapi tahun demi tahun, saya lihat semakin banyak yang mulai berpikir, ‘Sistem ini bakal lebih adil dan sah kalau mereka yang sukses karena keberuntungan dan keterampilan ikut memberikan kembali—enggak cuma uang, tapi juga waktu dan energi mereka—untuk memperbaiki masyarakat.’”
Soal Pemotongan Dana Kesehatan dan Bantuan Luar Negeri
Gates tak memungkiri bahwa ada tantangan besar di depan. Pemotongan anggaran kesehatan dan bantuan luar negeri, baik oleh AS maupun negara lain, membuat masa depan tampak lebih tak pasti.
"Banyak hal sekarang bikin kita agak ragu seberapa jauh kemajuan yang bisa kita capai dalam 20 tahun ke depan. Para donor jadi agak kurang dermawan karena terjepit oleh populasi yang menua, biaya untuk Ukraina—biaya pengungsi, biaya pertahanan, dan banyak hal lain. Jadi kita harus terus ceritakan keberhasilan-keberhasilan yang sudah ada, bahwa menyisihkan 1 persen dari anggaran negara-negara kaya itu punya nilai moral dan geopolitik yang luar biasa. Menyelematkan nyawa dengan biaya yang sebenarnya sangat, sangat kecil. Kita harus segarkan lagi pemahaman orang-orang dan mendorong agar prioritas ini tetap terjaga,” tegas Gates.
Meski begitu, ia tetap optimistis. “Ada banyak hal yang bikin kami tetap penuh harapan, kita punya alat baru, cara baru melindungi perempuan dari HIV, teknologi baru buat membunuh nyamuk. Sangat luar biasa bisa menemukan solusi murah ini dan sangat tragis kalau kita enggak bisa mendistribusikannya ke semua yang membutuhkan. Jadi ya, ini akan butuh komitmen ulang dari mereka yang punya kemampuan untuk membantu yang paling membutuhkan.”
Tentang Mundurnya Melinda French Gates
Gates juga angkat bicara soal mundurnya Melinda French Gates dari Gates Foundation tahun lalu. Ia tak pelit pujian.
“Melinda punya kontribusi luar biasa untuk yayasan ini. Membantu memilih orang yang tepat, membangun kemitraan, keliling dunia, dan membawa perspektifnya ke banyak hal. Saya enggak bisa bilang cukup banyak soal betapa besar perannya yang bikin kami melaju di jalur yang tepat. Waktu kami bercerai, kami berharap—saya berharap—dia akan tetap bertahan. Dan dia memang bertahan untuk beberapa waktu, terus bekerja dengan sangat baik, sampai akhirnya memilih melanjutkan filantropinya sendiri.”
Soal Kritik Terhadap Kekuatan Yayasan dan Minimnya Mekanisme Umpan Balik Publik
Gates juga merespons kritik bahwa yayasannya terlalu kuat dan tak memiliki mekanisme formal untuk menampung masukan publik.
“Kerja kami adalah soal menyelamatkan nyawa anak-anak. Jadi, benar, kalau ada yang punya prioritas lain, itu enggak akan banyak memengaruhi komitmen saya untuk mencegah ibu-ibu meninggal karena pendarahan atau anak-anak mati karena malaria. Jujur saja, jumlah aktor masyarakat sipil yang berusaha memengaruhi pekerjaan kami itu sangat sedikit. Benar-benar minim. Saya bahkan hampir bisa tuliskan nama-namanya di satu lembar kertas. Di mana mereka semua? Kami justru ingin lebih banyak orang yang mengkritisi pekerjaan kami, yang mempertanyakan. Maksud saya, apa ide mereka soal malnutrisi? Apa ide mereka buat menghadapi pemotongan pendanaan ini? Apa yang mereka ingin kami lakukan?”