KABARBURSA.COM – Bitcoin naik lebih dari 3 persen hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa di angka USD123.153 (sekitar Rp2 miliar) sebelum akhirnya terkoreksi tipis ke USD119.750 (sekitar Rp1,95 miliar). Sejak awal tahun, nilai bitcoin telah meningkat lebih dari 27 persen.
Kenaikan ini terjadi menjelang pembahasan sejumlah RUU kripto di DPR Amerika Serikat. Paket kebijakan tersebut diperkirakan akan menjadi pijakan regulasi nasional yang telah lama dinantikan oleh pelaku industri aset digital.
Dukungan terhadap industri kripto juga datang langsung dari Presiden Donald Trump. Menyebut dirinya sebagai “presiden kripto”, Trump mendorong deregulasi untuk mempermudah pelaku usaha dan investor di sektor ini.
“Pasar saat ini ditopang oleh beberapa sentimen positif sekaligus,” kata Tony Sycamore, analis pasar dari IG, dikutip dari Reuters di Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.
Ia menyebut permintaan institusional, harapan penguatan harga lebih lanjut, serta sikap pro-kripto dari Trump sebagai faktor utama. “Gerakannya sangat kuat dalam enam hingga tujuh hari terakhir. Rasanya, bitcoin bisa segera menyentuh USD125.000 (sekitar Rp2,03 miliar).”
Koin Meme Trump dan Gelombang Kripto Lainnya
Keluarga Trump sendiri belakangan aktif dalam proyek kripto. Ia meluncurkan koin meme sendiri pada Januari lalu melalui proyek World Liberty Financial. Namun harga koin tersebut anjlok 3,4 persen ke USD9,45 (sekitar Rp154.035) pada Senin, jauh dari puncak sekitar USD75 (sekitar Rp1,2 juta) tak lama setelah peluncuran.
Miliarder kripto Justin Sun kembali jadi sorotan setelah mengumumkan pembelian tambahan senilai USD100 juta (sekitar Rp1,63 triliun) untuk koin meme tersebut. Pihak Gedung Putih belum memberikan tanggapan atas keterlibatan Sun ini.
Kenaikan bitcoin turut memicu reli aset digital lainnya. Ethereum (ether), aset kripto terbesar kedua, sempat menyentuh USD3.081 (sekitar Rp50,2 juta), tertinggi sejak Februari. Namun sepanjang tahun ini, nilai ether masih turun lebih dari 10 persen. Sementara itu, XRP naik 2,7 persen setelah sempat menguat hingga 6,4 persen dalam sehari.
Menurut data CoinMarketCap, total nilai pasar sektor kripto kini mencapai sekitar USD3,8 triliun (sekitar Rp62 ribu triliun).
Analis dari eToro, Simon Peters, menyebut rekor bitcoin kali ini tak terjadi dalam mata uang lain seperti euro. Artinya, pelemahan dolar AS turut mendorong reli bitcoin dalam denominasi dolar.
Pekan ini, Partai Republik AS mendeklarasikan “crypto week” seiring agenda pembahasan tiga RUU utama: Genius Act, Clarity Act, dan Anti-CBDC Surveillance State Act. Genius Act dinilai paling penting karena akan menjadi kerangka hukum pertama untuk stablecoin di tingkat federal.
“Perkembangan legislasi ini bisa jadi dorongan tambahan bagi reli pasar,” ujar Peters.
Efek domino juga terasa di pasar saham dan ETF (exchange-traded fund) kripto. Saham Coinbase naik 1,8 persen, MicroStrategy (pemilik bitcoin terbanyak) naik 3,5 persen, sementara saham Mara Holdings—perusahaan penambang kripto—menguat tipis 0,1 persen.
Meski begitu, analis dari Oppenheimer masih berhati-hati terhadap Coinbase menjelang laporan keuangan kuartalan pada 31 Juli. Mereka justru melihat potensi harga menarik setelah rilis kinerja. Target harga saham Coinbase pun dinaikkan dari USD395 (sekitar Rp6,43 juta) menjadi USD417 (sekitar Rp6,8 juta).
ETF bitcoin spot yang diluncurkan oleh perusahaan China seperti China AMC, Harvest, dan Bosera di bursa Hong Kong juga mencetak rekor tertinggi masing-masing.(*)