KABARBURSA.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat perannya sebagai bank penyalur utama Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi di Indonesia.
Langkah BRI ini dinilai sejalan dengan komitmen perseroan mendukung program Asta Cita pemerintah yang menargetkan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat.
Hingga akhir Agustus 2025, BRI tercatat telah menyalurkan KPR Subsidi kepada 107.244 penerima manfaat di seluruh Indonesia, dengan total outstanding mencapai Rp14,65 triliun.
Dari jumlah tersebut, sekitar 97 persen berasal dari skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Skema ini menjadi bagian penting dari Program 3 Juta Rumah yang digagas pemerintah untuk memperluas akses pembiayaan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi menegaskan, penyaluran KPR Subsidi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian tinggi. Setiap pengajuan kredit melalui proses assessment ketat guna memastikan calon debitur memenuhi seluruh persyaratan yang berlaku.
“Dalam bank memberikan kredit kan, tentunya ada assessment dan ketentuan yang ada harus dipenuhi. Nah, atas dasar itu kita juga melihat realitanya seperti apa, dan kita tahu bahwa mana yang memang bisa, mana yang belum atau tidak bisa,” ujarnya lewat keterangan resmi, Senin 20 Oktober 2025.
Pendekatan ini, kata Hery, menjadi kunci dalam menjaga kualitas pembiayaan tetap sehat. Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) KPR Subsidi BRI yang masih berada di level aman dan terjaga dengan baik.
Sementara dari sisi pendanaan, BRI memastikan likuiditas perusahaan berada dalam kondisi kuat untuk menopang pembiayaan perumahan rakyat.
Pada triwulan II 2025, Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI tercatat di level 84,97 persen, menandakan ruang likuiditas yang memadai bagi pertumbuhan berkelanjutan.
Tak hanya itu, tambahan likuiditas sebesar Rp55 triliun dari pemerintah semakin memperkuat kemampuan BRI dalam menyalurkan pembiayaan hunian bersubsidi di seluruh daerah.
Tantangan dan Upaya Edukasi Nasabah
Meski begitu, Hery tak menampik masih ada tantangan besar dalam pembiayaan perumahan, terutama karena backlog perumahan di segmen menengah ke bawah yang masih mencapai sekitar 10 juta unit.
Salah satu hambatan yang kerap dijumpai adalah minimnya pemahaman calon nasabah mengenai prosedur pengajuan dan akses pembiayaan.
“Kuncinya adalah sosialisasi dan kemudahan calon nasabah untuk melakukan pengajuan serta mendapatkan pembiayaan,” kata Hery.
Dengan dukungan lebih dari 7.000 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, BRI memiliki keunggulan kompetitif dalam memperluas akses layanan pembiayaan hingga pelosok negeri.
Jaringan yang luas ini memudahkan masyarakat memperoleh informasi, mengajukan pembiayaan, hingga menikmati layanan perbankan secara optimal.
“Keunggulan tersebut menjadikan BRI sebagai mitra strategis pemerintah dalam mempercepat realisasi program perumahan rakyat dan pemenuhan kebutuhan hunian layak bagi masyarakat,” pungkas Hery Gunardi.
BRI Terima Penempatan Dana Rp55 Triliun, Fokus Salurkan ke UMKM
BRI mengapresiasi kepercayaan Pemerintah dalam penempatan dana sebesar Rp55 triliun.
Dana segar yang diperoleh BRI tersebut diharapkan mampu memperkuat likuiditas sekaligus mempercepat pembiayaan ke segmen UMKM, fokus utama bisnis perseroan, serta mendukung berbagai program prioritas pemerintah.
Sebelumnya, pada Jumat, 12 September lalu, Pemerintah melalui Kementerian Keuangan RI menempatkan dana total Rp200 triliun di lima bank pelat merah untuk memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Alokasinya adalah Rp55 triliun untuk BRI, Mandiri, dan BNI, Rp25 triliun untuk BTN, serta Rp10 triliun untuk BSI.
Hery Gunardi menyatakan bahwa pihaknya menyambut positif kebijakan pemerintah yang ingin memperkuat sektor perbankan dalam negeri tersebut.
“Penempatan dana ini menjadi bukti nyata dukungan pemerintah kepada perbankan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. BRI akan memastikan pembiayaan terus mengalir ke sektor riil, khususnya UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia termasuk program prioritas Pemerintah,” jelasnya.
Hery menambahkan, pembiayaan akan disalurkan secara bijak dengan penerapan manajemen risiko yang ketat.
Menurut data yang dihimpun BRI, hingga akhir Triwulan II (April hingga Juni) 2025, penyaluran kredit BRI tumbuh sebesar 6,0 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp1.416,6 triliun.
Dari jumlah itu, kredit UMKM BRI tercatat mencapai Rp1.137,84 triliun atau setara 80,32 persen dari total portofolio pembiayaan BRI.
Di samping pembiayaan, BRI juga mendorong penguatan ekonomi akar rumput melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Holding ini telah menjangkau 34,7 juta debitur aktif serta mengelola 126 juta rekening simpanan mikro, sehingga berperan penting dalam mempercepat inklusi keuangan nasional.
BRI Dorong UMKM Sejahtera
BRI tercatat telah membina 4.625 Desa BRILian, mengembangkan 41.217 klaster usaha lewat program KlasterkuHidupku, serta mendukung digitalisasi UMKM melalui platform LinkUMKM yang sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 12,9 juta pelaku usaha UMKM.
Selain itu, sepanjang tahun ini atau Januari hingga Agustus 2025, BRI mampu menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur, termasuk UMKM yang menjadi pemasok dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Angka ini setara dengan 65,31 persen dari alokasi KUR BRI 2025 sebesar Rp175 triliun.
Dukung Program Perumahan & Koperasi Desa
Di sektor perumahan, per Agustus 2025 BRI telah menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp14,21 triliun kepada 103.807 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di seluruh Indonesia. Terbaru, BRI juga berkomitmen mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP).
“Fokus kami adalah menyalurkan pembiayaan kepada segmen UMKM dan program prioritas pemerintah yang memiliki dampak langsung terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan perputaran ekonomi," imbuh Hery.
Ia menambahkan, BRI optimistis dapat terus mengembangkan akses pembiayaan ke lebih banyak nasabah di Tanah Air.
"Dengan jaringan dan kapabilitas yang dimiliki BRI, kami optimistis dapat memperluas akses pembiayaan hingga ke pelosok negeri sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Hery. (info-bks/*)