Logo
>

BRIN: Peningkatan Cacar Monyet Ancam Ekonomi Daerah Pariwisata

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
BRIN: Peningkatan Cacar Monyet Ancam Ekonomi Daerah Pariwisata

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ancaman penyebaran virus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia mulai mengkhawatirkan berbagai sektor ekonomi. Dengan adanya lima suspek baru yang terdeteksi di sejumlah daerah, kekhawatiran akan dampak ekonomi dari penyakit ini semakin meningkat.

    Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi peningkatan kewaspadaan terhadap penyebaran monkeypox dapat memukul sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan interaksi antar manusia dan negara, seperti pariwisata.

    Peneliti Madya Bidang Ekonomi pada BRIN, Esta Lestari, menyebut dampak monkeypox terhadap ekonomi dapat berjalan langsung dan tidak langsung. "Yang paling terdampak langsung adalah pariwisata dan perdagangan internasional," kata Esta saat dihubungi Kabar Bursa, Rabu, 28 Agustus 2024.

    Menurut Esta, daerah-daerah yang sangat bergantung pada pariwisata seperti Bali, Yogyakarta, dan destinasi wisata lainnya, kemungkinan besar akan mengalami penurunan ekonomi jika kewaspadaan terhadap monkeypox semakin diperketat. Ini karena interaksi antar manusia di daerah-daerah dengan mobilitas tinggi seperti kawasan wisata, menjadi faktor utama dalam penyebaran monkeypox.

    “Daerah yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi regionalnya pada sektor ini, kemungkinan akan mengalami kontraksi yang berarti akibat pengetatan di jalur masuk wisatawan," katanya.

    Selain itu, sektor perdagangan internasional juga berpotensi terdampak karena adanya potensi penyebaran virus melalui barang dan tenaga kerja yang terlibat dalam perdagangan lintas negara. Tidak hanya sektor formal tersebut, dampak monkeypox juga dirasakan oleh sektor informal, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mendukung sektor pariwisata.

    Menurut Esta, sektor informal ini lebih sulit dikendalikan karena interaksi dan mobilitas manusia yang lebih fleksibel sehingga aturan pencegahan penyebaran virus lebih sulit diterapkan. "Penyebaran dari interaksi lokal justru lebih sulit dikontrol,” ujarnya.

    Di sisi lain, Kementerian Kesehatan telah melaporkan adanya lima suspek monkeypox baru yang tersebar di lima daerah berbeda, yakni Bandung (Jawa Barat), Jakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa kelima suspek tersebut masih menunggu hasil laboratorium.

    "Ada lima suspek yang saat ini masih menunggu hasil laboratorium," ujar Nadia Tarmizi di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. Meski demikian, kelima suspek tersebut saat ini dirawat di rumah masing-masing karena gejala yang dialami tergolong ringan.

    Penyebaran Monkeypox Di Indonesia

    DPR juga turut angkat bicara mengenai penyebaran monkeypox di Indonesia. Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prastiyani Aher, mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah cepat dan responsif untuk menghindari risiko yang lebih buruk. "Meningkatnya kasus monkeypox di dunia dan kawasan ASEAN harus diwaspadai secara serius oleh pemerintah Indonesia," tegas Netty, kemarin.

    Di Indonesia, kata Netty, terdapat 88 kasus kumulatif sejak ditemukan pada tahun 2022. Sementara itu sepanjang tahun 2024, sudah terdapat 14 kasus monkeypox di Indonesia. Politisi asal Jawa Barat ini pun mendorong pemerintah untuk mengikuti protokol WHO dalam menangani monkeypox. "Misalnya, kita terapkan skrining monkeypox di pintu-pintu masuk dari negara-negara terdampak, khususnya tetangga kita seperti Thailand dan Filipina yang sudah mengonfirmasi kasus baru," jelasnya.

    Netty juga meminta pemerintah agar kampanye maupun promosi penanganan monkeypox ini dilakukan secara masif di fasilitas-fasilitas publik. "Langkah ini perlu diambil agar masyarakat kita punya pengetahuan terkait Monkeypox, baik gejala, cara penanganan, mau pun pesebarannya di dunia, ASEAN dan Indonesia sendiri," katanya.

    Selain itu, dia menekankan pentingnya sosialisasi dan promosi penanganan monkeypox secara masif di fasilitas-fasilitas publik. Masyarakat perlu memiliki pengetahuan yang cukup terkait monkeypox, baik gejala, cara penanganan, maupun penyebarannya di dunia, ASEAN, dan Indonesia. "Langkah ini perlu diambil agar masyarakat kita punya pengetahuan terkait monkeypox," ujarnya.

    Sependapat dengan Netty, Esta menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada sosialisasi luas tentang monkeypox, terutama di wilayah yang sudah teridentifikasi penyebaran virus melalui interaksi lokal. "Sosialisasi luas tentang apa itu monkeypox, ciri-cirinya, cara penyebarannya, kapan harus ke RS, dan pencegahannya perlu diprioritaskan," tuturnya.

    Seiring dengan meningkatnya kewaspadaan, menurut Esta, pemerintah bisa menerapkan langkah-langkah pengendalian interaksi yang mirip dengan masa pandemi COVID-19. Esta menyebut penerapan higienitas dan masker bisa menjadi langkah yang dipilih, namun tetap memungkinkan adanya interaksi untuk menjaga perekonomian berjalan meskipun lebih lambat. Sebab, kata dia, isolasi ekonomi yang pernah dijalankan sebelumnya memberikan pelajaran tentang dampak ekonomi yang signifikan jika aktivitas ekonomi sepenuhnya dihentikan.

    “Kemungkinan paling besar adalah pengenaan kontrol interaksi seperti saat pandemi dengan penerapan higienitas dan masker yang tetap memperbolehkan adanya interaksi untuk tetap menjaga laju perekonomian berjalan (meskipun tentu akan melambat),” katanya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).