KABARBURSA.COM - Proses transformasi BTN Syariah menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) kini memasuki babak baru setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Victoria Syariah (BVIS) menyetujui perubahan nama perseroan menjadi BSN sekaligus meresmikan jajaran direksi baru.
Perubahan ini merupakan bagian dari strategi spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN menjadi bank umum syariah (BUS), yang ditargetkan rampung pada akhir Oktober atau awal November 2025.
Sebagai bentuk komitmen terhadap transformasi ini, BTN menginjeksi modal sebesar Rp6,5 triliun ke BSN. Dengan suntikan modal tersebut, aset BSN diproyeksikan mencapai Rp70 triliun pada akhir 2025.
Struktur modal ini menjaga rasio kecukupan modal (CAR) tetap sehat di kisaran 18–20 persen, dan memberikan ruang cukup bagi ekspansi pembiayaan serta pengembangan bisnis syariah di masa mendatang.
Proses spin-off juga ditopang oleh modal awal yang solid. Sebagian besar berasal dari kas Rp1,6 triliun yang sudah tercatat di BSN, ditambah Rp4 triliun dari rekening antar kantor (RAK) UUS BTN yang dibentuk dua dekade lalu, serta tambahan setoran modal Rp1–1,5 triliun setelah spin-off selesai.
Kombinasi ini membuat BSN memiliki fondasi keuangan yang cukup kuat untuk memulai langkah sebagai entitas baru di industri perbankan syariah.
Sentimen positif juga datang dari ekspansi jaringan. BTN Syariah, yang kini bersiap berubah nama menjadi BSN, tengah menambah dua kantor cabang baru di Aceh, di Meulaboh dan Langsa, melengkapi jaringan yang sudah ada di Banda Aceh dan Lhokseumawe.
Hingga kini, BTN Syariah mengoperasikan 110 kantor di seluruh Indonesia. Ekspansi ini sejalan dengan strategi digitalisasi layanan, termasuk rencana peluncuran mobile banking Bale Syariah sebagai platform layanan modern berbasis syariah.
Selain memperkuat basis jaringan, BSN juga akan mengembangkan produk keuangan syariah baru seperti tabungan emas, tabungan wakaf, tabungan infaq, tabungan haji dan umroh, tabungan qurban, serta pembiayaan multi manfaat.
Diversifikasi produk ini diharapkan mampu memperluas segmen nasabah dan meningkatkan kontribusi BSN dalam ekosistem perbankan syariah nasional.
Dari sisi kinerja, BTN Syariah menunjukkan performa solid sebelum spin-off. Hingga akhir Juni 2025, aset tercatat Rp65,56 triliun, naik 18 persen year-on-year, dengan pembiayaan Rp48,46 triliun atau tumbuh 17 persen.
Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat 19,8 persen menjadi Rp55,23 triliun, sementara laba bersih semester pertama 2025 mencapai Rp401 miliar, tumbuh 8,3 persen. Angka-angka ini menjadi modal penting bagi BSN untuk melangkah lebih agresif pasca spin-off.
Berbicara tentang IPO, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, menegaskan bahwa IPO BSN belum akan dilakukan dalam waktu dekat. Ia menyebut bahwa perusahaan masih harus melewati masa konsolidasi pasca spin-off, dengan fokus memperkuat kinerja selama 2–3 tahun ke depan sebelum melangkah ke lantai bursa.
Meski demikian, Nixon tidak menutup kemungkinan IPO menjadi opsi strategis dalam jangka menengah, terutama jika kinerja BSN menunjukkan konsistensi pertumbuhan.
Secara keseluruhan, transformasi BTN Syariah menjadi BSN adalah langkah strategis yang memperkuat posisi BTN di industri perbankan syariah. Sentimen positif berasal dari suntikan modal, ekspansi jaringan, inovasi produk, dan digitalisasi layanan.
Namun, rencana IPO masih menunggu momentum yang tepat, bergantung pada konsistensi kinerja dalam 2–3 tahun mendatang.
Dengan dukungan fundamental yang kuat, BSN berpotensi menjadi salah satu pemain utama di sektor syariah nasional, sekaligus memberi warna baru bagi dinamika pasar keuangan Indonesia.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.