KABARBURSA.COM – Pemerintah bakal menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa pada akhir September 2025. Hal ini dilakukan untuk memperkuat daya saing industri furnitur nasional dengan membuka akses pasar yang lebih luas ke luar negeri.
Kesepakatan ini memungkinkan 80 persen produk furnitur Indonesia dapat masuk ke pasar Eropa dengan tarif nol persen. Peluang ini dinilai menjadi momentum penting bagi industri furnitur untuk memperluas ekspor sekaligus memperkuat posisinya di pasar global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut furnitur adalah industri berbasis sumber daya dalam negeri. Menurutnya, kepemilikan Indonesia dengan sumber daya alam kayu unik menjadi kekuatan tersendiri.
“Tentu negara lain yang subtropical agak sulit harusnya bertanding dengan kita. Industri ini di kuartal kedua kemarin tumbuhnya lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Tentu industri furniture ini harusnya menjadi industri andalan berbahan baku lokal, punya daya beli masyarakat lokal yang juga kuat,” ujar Airlangga saat membuka pameran International Furniture and Craft Fair Indonesia+ (IFFINA+) 2025 di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu, 17 September 2025.
Airlangga menegaskan, furnitur merupakan industri padat karya yang tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga menghasilkan nilai tambah tinggi. Ia mengklaim, produk furnitur Indonesia dipandang bukan sekadar komoditas ekspor, melainkan karya yang merepresentasikan seni dan kreativitas bangsa.
Dengan dukungan basis bahan baku lokal seperti kayu tropis, rotan, bambu, dan gabus, pemerintah optimistis industri furnitur mampu bersaing di pasar internasional. Melalui CEPA, akses pasar Eropa yang lebih terbuka diharapkan menjadi penggerak baru pertumbuhan ekspor sekaligus memperluas lapangan kerja di dalam negeri.(*)