Logo
>

Bursa Asia Mengekor Wall Street, Dominasi Hijau

Fleksibilitas yang ditunjukkan oleh pemerintahan AS ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Asia Mengekor Wall Street, Dominasi Hijau
Ilustrasi bursa saham asia.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu, 26 Maret 2025, mengikuti pergerakan positif Wall Street di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Para pelaku pasar menantikan kejelasan lebih lanjut mengenai langkah Presiden Donald Trump terkait putaran tarif baru yang dijadwalkan pekan depan.

    Optimisme di kalangan investor meningkat setelah pernyataan Trump pada awal pekan ini yang menyebutkan bahwa tidak semua tarif akan langsung diberlakukan pada tenggat waktu 2 April. Selain itu, beberapa negara juga disebut berpotensi mendapatkan pengecualian, meskipun belum ada rincian lebih lanjut mengenai kebijakan ini. Fleksibilitas yang ditunjukkan oleh pemerintahan AS ini memberikan sedikit kelegaan bagi pasar, yang sebelumnya diliputi kecemasan akan dampak perang dagang yang lebih luas.

    Namun, ketegangan perdagangan global kembali meningkat setelah Trump mengeluarkan kebijakan baru yang menargetkan Venezuela. Ia menginstruksikan penerapan tarif sekunder sebesar 25 persen terhadap negara mana pun yang membeli minyak atau gas dari negara tersebut. Langkah ini dipandang sebagai bagian dari strategi tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicolás Maduro dan berpotensi mempengaruhi dinamika perdagangan energi global.

    Sementara itu, dari Jepang, Gubernur Bank Sentral Kazuo Ueda menyatakan bahwa target inflasi yang ditetapkan oleh bank sentral masih belum sepenuhnya tercapai. Ia menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap disesuaikan dengan kondisi ekonomi, termasuk kemungkinan kenaikan suku bunga jika lonjakan biaya pangan menyebabkan inflasi yang lebih luas. Pernyataan ini memberikan sinyal bahwa meskipun kebijakan moneter Jepang mulai beranjak dari ultra-longgar, kehati-hatian tetap menjadi pendekatan utama.

    Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun pun merespons pernyataan Ueda dengan naik ke level tertinggi sejak 2008. Menurut analis di Mizuho Securities, pidato Ueda dianggap seimbang—optimistis terhadap prospek ekonomi, tetapi tetap waspada terhadap risiko perlambatan konsumsi domestik.

    Dengan berbagai faktor global yang mempengaruhi sentimen pasar, investor di kawasan Asia cenderung tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian kebijakan perdagangan AS serta dinamika moneter di Jepang menjadi dua faktor utama yang akan terus dipantau dalam beberapa waktu ke depan.

    Sejumlah Indeks Mengalami Penguatan

    Pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan hari Rabu, dengan mayoritas indeks utama mencatatkan kenaikan, meskipun beberapa mengalami pelemahan.

    Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,65 persen ke level 38.027, sementara Topix juga menguat 0,55 persen ke posisi 2.812. Sementara itu, pasar saham Tiongkok menunjukkan pergerakan yang lebih lemah. Shanghai Composite turun tipis 0,04 persen ke 3.368, Shenzhen Component melemah 0,05 persen ke 10.643, dan CSI300 mengalami penurunan lebih dalam sebesar 0,33 persen ke 3.919. Di Hong Kong, indeks Hang Seng berhasil menguat 0,60 persen ke 23.483, mencerminkan sentimen positif di pasar.

    Di Korea Selatan, indeks Kospi mencatat kenaikan signifikan sebesar 1,08 persen ke level 2.643, sedangkan indeks Taiex Taiwan melemah tipis 0,06 persen ke 22.260. Bursa saham Australia juga mencatat penguatan, dengan ASX200 naik 0,71 persen ke posisi 7.998.

    Di sisi mata uang, pergerakan nilai tukar menunjukkan tren beragam terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah, membuat USD/JPY naik ke 150,22 (+0,21 persen). Sementara itu, dolar Singapura sedikit melemah dengan USD/SGD naik ke 1,3369 (+0,06 persen). Mata uang Australia justru menguat terhadap dolar AS, dengan AUD/USD naik ke 0,6316 (+0,21 persen).

    Rupiah Indonesia menunjukkan penguatan terhadap dolar AS dengan USD/IDR melemah 0,14 persen ke 16.587. Rupee India relatif stabil di 85,7688 terhadap dolar AS. Di Tiongkok, yuan melemah dengan USD/CNY naik 0,08 persen ke 7,2641. Sementara itu, ringgit Malaysia sedikit menguat dengan USD/MYR turun 0,20 persen ke 4.4283, sedangkan baht Thailand mengalami pelemahan dengan USD/THB naik 0,41 persen ke 33,9580.

    Beralih ke Eropa, pasar saham dibuka di zona hijau menjelang rilis kebijakan ekonomi terbaru dari Inggris. Indeks Stoxx 600 pan-Eropa mengalami sedikit koreksi sekitar 0,1 persen tak lama setelah pembukaan perdagangan. Fokus utama investor tertuju pada "Pernyataan Musim Semi" dari Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves, yang diharapkan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai arah kebijakan fiskal negara tersebut. Data terbaru menunjukkan inflasi Inggris sedikit mereda ke 2,8 persen pada Februari, yang dapat memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih fleksibel.

    Di Jerman, indeks DAX naik 0,38 persen ke 23.196, sementara indeks FTSE di Inggris mencatat kenaikan 0,29 persen ke 8.688. Indeks CAC Prancis juga bergerak naik 0,14 persen ke 8.119, mencerminkan optimisme yang masih terjaga di pasar saham Eropa meskipun ketidakpastian ekonomi global masih membayangi.

    Secara keseluruhan, pasar keuangan global tengah bergerak dalam dinamika yang beragam, dengan investor terus mencermati perkembangan kebijakan ekonomi dan kondisi makroekonomi di berbagai wilayah.

    IHSG Ikut Tren Penguatan

    Pada perdagangan hari Rabu, 26 Maret, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan lonjakan signifikan dengan menguat 236 poin atau 3,80 persen ke level 6.472. Kenaikan ini mencerminkan optimisme pasar yang kuat, didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap saham-saham unggulan. Aktivitas perdagangan pun terbilang tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp34,46 triliun dan volume perdagangan sebesar 308,42 juta lot saham yang berpindah tangan.

    Seluruh sektor mengalami kenaikan dan berada di zona hijau, dengan sektor industri dasar (basic industry) menjadi pendorong utama penguatan IHSG. Sektor ini mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,31 persen, mengindikasikan adanya kepercayaan investor terhadap prospek industri manufaktur dan bahan baku.

    Di jajaran saham unggulan LQ45, beberapa emiten mencatatkan kenaikan signifikan, di antaranya Semen Indonesia (SMGR), Bank Tabungan Negara (BBTN), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang menjadi top gainers. Sebaliknya, beberapa saham mengalami tekanan jual dan menjadi top losers dalam indeks LQ45, yakni Kalbe Farma (KLBF), AKR Corporindo (AKRA), dan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO).

    Kenaikan IHSG yang cukup tajam ini menunjukkan adanya sentimen positif di pasar, yang kemungkinan dipicu oleh berbagai faktor, termasuk optimisme terhadap kondisi ekonomi domestik serta potensi pemulihan di berbagai sektor. Dengan seluruh indeks sektoral bergerak naik, pelaku pasar tampaknya semakin percaya diri dalam mengambil posisi di saham-saham unggulan, terutama di sektor industri dasar yang menjadi motor penggerak utama pada perdagangan hari ini.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79