KABARBURSA.COM - Pasar saham China kembali menutup perdagangan di zona hijau untuk hari kedua berturut-turut. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor setelah mencuatnya optimisme dari perkembangan diplomasi antara Beijing dan Washington.
Indeks Shanghai Composite, yang menjadi tolok ukur utama, menguat 0,4 persen atau bertambah 14,48 poin ke level 3.876,34. Sementara itu, Shenzhen Component Index melonjak lebih tinggi, naik 1,2 persen atau 151,48 poin hingga menembus 13.215,46.
Penguatan ini tidak datang secara kebetulan. Pasar menilai positif kabar mengenai tercapainya kesepakatan antara China dan Amerika Serikat terkait aplikasi video pendek TikTok. Kesepakatan tersebut dipandang sebagai bentuk kompromi yang menguntungkan kedua belah pihak, dengan prinsip saling menghormati, koeksistensi damai, serta kerja sama yang membawa manfaat timbal balik.
Bahkan Harian resmi pemerintah China People’s Daily, menegaskan bahwa konsensus ini bukan sekadar urusan bisnis, melainkan cerminan arah hubungan yang lebih konstruktif antara dua ekonomi terbesar dunia.
Antusiasme pasar semakin meningkat karena investor juga menantikan hasil pembicaraan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Percakapan itu diyakini akan mengonfirmasi detail kesepakatan yang dikabarkan berlangsung di Madrid.
Ekspektasi akan terobosan diplomatik ini memberi dorongan psikologis tambahan bagi pelaku pasar, yang selama ini dibayangi kekhawatiran tensi geopolitik dan ketidakpastian regulasi.
Dari sisi korporasi, sentimen positif turut diperkuat oleh aksi strategis perusahaan domestik. Saham Hisense Home Appliances yang diperdagangkan di Shenzhen misalnya, naik 3 persen setelah mengumumkan investasi hampir 2 miliar yuan ke instrumen wealth management pada 2025. Langkah ini dipandang sebagai sinyal kepercayaan diri manajemen dalam mengelola dana perusahaan sekaligus memperluas potensi pendapatan.
Secara keseluruhan, kombinasi kabar baik dari ranah politik dan aksi korporasi memberi pijakan kuat bagi rebound bursa China. Namun, euforia ini tetap perlu disikapi dengan hati-hati, sebab pasar global masih menghadapi ketidakpastian dari arah kebijakan moneter AS, pergerakan nilai tukar, hingga prospek ekonomi dunia yang rentan gejolak.
Meski demikian, dua hari penguatan beruntun menjadi indikator bahwa pasar modal China masih mampu merespons kabar positif dengan soliditas yang cukup kuat.(*)