Logo
>

Bursa Eropa Bergerak Lesu Meski Sektor Keuangan dan Kesehatan Bawa Kabar Gembira

Bursa Eropa ditutup mendatar di tengah sikap hati-hati investor menanti keputusan suku bunga The Fed dan laporan keuangan sejumlah emiten besar di kawasan tersebut.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bursa Eropa Bergerak Lesu Meski Sektor Keuangan dan Kesehatan Bawa Kabar Gembira
Dua saham perusahaan besar menekan pergerakan bursa Eropa. Foto: Wikimedia Commons.

KABARBURSA.COM – Bursa saham Eropa bergerak mendatar pada perdagangan Rabu (29/10) waktu setempat. Pergerakan ini disebabkan aksi hati-hati pasar menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve dan laporan keuangan sejumlah korporasi besar di kawasan tersebut. 

Meskipun indeks utama sempat mencetak rekor intraday, pasar akhirnya menutup sesi dengan pergerakan yang cenderung datar. Investor sepertinya lebih memilih menunggu kejelasan arah kebijakan moneter global.

Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun tipis 0,06 persen atau 0,36 poin ke level 575,40, setelah sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di awal sesi. Kinerja regional pun bervariasi. FTSE 100 Inggris dan IBEX 35 Spanyol sama-sama mencetak rekor baru, dengan FTSE naik 0,61 persen ke 9.756,14.

Sementara DAX Jerman melemah 0,64 persen menjadi 24.124,21 dan CAC 40 Prancis terkoreksi 0,19 persen ke 8.200,88.

Pelaku pasar di Eropa sepertinya lebih focus pada pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell ketimbang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin. Mereka ingin mencari isyarat apakah bank sentral AS akan melanjutkan pelonggaran di akhir tahun atau justru berhenti sejenak menilai efek kebijakan sebelumnya. 

Ketidakpastian arah kebijakan inilah yang membuat pergerakan bursa Eropa cenderung hati-hati sepanjang sesi.

Dari sisi fundamental, hasil kinerja korporasi menjadi pendorong utama pergerakan saham di kawasan tersebut. Sektor perbankan tampil sebagai bintang dengan kenaikan rata-rata 1,4 persen. 

Banco Santander melesat 4,3 persen setelah mencatat laba kuartal III di atas ekspektasi, diikuti lonjakan Deutsche Bank sebesar 5 persen setelah membukukan peningkatan laba. UBS, meski juga mencatat pertumbuhan laba bersih, justru terkoreksi karena prospek kuartal berikutnya dinilai lebih konservatif.

Sektor kesehatan turut menopang indeks dengan kenaikan 0,6 persen, dipimpin GSK yang melesat 6,6 persen setelah menaikkan proyeksi penjualan dan laba tahun 2025. 

Sentimen positif juga datang dari Straumann, produsen implan gigi asal Swiss, yang melonjak 7,6 persen berkat peningkatan penjualan organik pada kuartal ketiga. 

Di saat bersamaan, kenaikan harga emas, tembaga, dan minyak global memberikan dorongan tambahan pada saham-saham pertambangan dan energi, yang masing-masing naik 1,8 persen dan 1,3 persen.

Saham Nokia dan Adidas Tekan Pergerakan

Namun, tidak semua sektor ikut menikmati reli mini ini. Sektor telekomunikasi tertekan paling dalam, dengan penurunan rata-rata dua persen. Telenor jatuh enam persen setelah laporan kinerjanya mengecewakan, sementara Nokia terkoreksi 4,3 persen setelah reli tajam sehari sebelumnya. 

Sektor consumer discretionary juga terbebani oleh kejatuhan Adidas sebesar 10,4 persen akibat penurunan penjualan di Amerika Utara sebesar lima persen pada kuartal ketiga.

Di sisi lain, saham Mercedes-Benz naik 4,4 persen setelah melaporkan margin keuntungan inti yang lebih tinggi dari perkiraan, mengangkat sektor otomotif. Sementara itu, dua emiten unggulan di indeks STOXX 600, Temenos dan Next, mencatat lonjakan harga saham masing-masing 19,7 persen dan 8,8 persen setelah menaikkan panduan laba tahunannya. Keduanya merupakan top gainer harian di bursa Eropa.

Pasar Masih Menanti Sinyal The Fed

Secara umum, para analis menilai bahwa musim laporan keuangan di Eropa kali ini dimulai dengan ekspektasi yang rendah. Akibatnya, sejumlah kejutan positif, terutama dari sektor perbankan dan Kesehatan, belum cukup kuat untuk memicu reli pasar secara luas. 

“Beberapa laporan memang melampaui perkiraan, namun hal itu belum cukup untuk mendorong optimisme pasar saham Eropa secara keseluruhan,” ujar Kepala Riset Makro Kredit Laura Cooper, di Nuveen.

Selain menanti sinyal dari The Fed, investor Eropa juga memantau perkembangan geopolitik, terutama menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Optimisme akan potensi kesepakatan dagang baru turut menahan tekanan di pasar. 

Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (ECB) dijadwalkan menggelar rapat kebijakan pada Kamis, dengan sebagian besar analis memperkirakan tidak ada perubahan kebijakan besar. 

“Inflasi jangka menengah Eropa bergerak menuju level dua persen, sehingga ECB berada dalam posisi nyaman untuk menunggu dan mengamati,” tulis analis dari Jefferies dalam catatannya.

Kondisi ini membuat pasar Eropa memasuki fase konsolidasi, di mana kinerja korporasi yang membaik memberi alasan untuk bertahan, namun ketidakpastian global membatasi ruang reli. 

Dengan indeks utama masih bertahan di dekat rekor tertingginya dan investor fokus pada arah kebijakan moneter global, bursa Eropa kini tampak lebih memilih stabilitas ketimbang euforia. Ini menandai periode “tenang sebelum keputusan besar” dari bank sentral dunia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79