KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa kembali menemukan momentumnya pada perdagangan Rabu, menutup sesi di zona hijau setelah sempat tertekan sehari sebelumnya akibat lonjakan imbal hasil obligasi jangka panjang.
Sentimen positif di pasar kali ini datang dari sektor kesehatan dan sumber daya dasar. Sementara, stabilisasi imbal hasil obligasi memberi ruang bagi investor untuk kembali mengambil risiko, meskipun ketidakpastian fiskal dan politik belum sepenuhnya mereda.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 naik 0,66 persen ke 546,78, ditopang penguatan saham-saham farmasi besar seperti Roche Holdings dan AstraZeneca. Bursa utama kawasan juga bergerak positif, dengan DAX Jerman menguat 0,46 persen ke 23.594,80.
FTSE 100 Inggris bertambah 0,67 persen ke 9.177,99, dan CAC 40 Prancis meningkat 0,86 persen ke 7.719,71. Lonjakan harga tembaga turut mendorong saham sektor sumber daya dasar yang melesat 1,5 persen, sejalan dengan optimisme global bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga akhir bulan ini.
Rebound tersebut menutup koreksi tajam sehari sebelumnya, yang merupakan pelemahan terbesar STOXX 600 dalam sebulan, dipicu kekhawatiran fiskal akibat lonjakan imbal hasil obligasi negara maju.
Sentimen Turunnya Imbal Hasil Ikut Mempengaruhi
Di Prancis, imbal hasil surat utang 30 tahun turun sekitar 5 basis poin ke 4,4547 persen setelah menyentuh level tertinggi 16 tahun. Meski tekanan mereda, bayang-bayang politik tetap membebani pasar dengan adanya ancaman mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Francois Bayrou pekan depan.
Kekalahan koalisi minoritas berisiko memperburuk ketidakpastian fiskal dan memperlemah posisi Prancis di pasar utang Eropa.
Imbal hasil obligasi Jerman dan Italia juga relatif stabil setelah lonjakan pada Selasa, memberikan jeda bagi pasar saham. Namun, analis menekankan bahwa kestabilan ini masih rapuh. Teeuwe Mevissen, ekonom senior Rabobank, mengingatkan bahwa meski ada koreksi kecil di pasar obligasi, risiko gejolak masih belum benar-benar hilang.
Dari sisi korporasi, sentimen positif terlihat pada saham Adidas yang melambung 4,8 persen setelah Jefferies menaikkan peringkatnya menjadi “buy” dan J.P. Morgan menempatkan perusahaan dalam daftar katalis positif. Sektor ritel pun ikut terdongkrak 1,5 persen.
Sementara itu, Swiss Life terkoreksi 1,2 persen karena laba bersih semester I turun akibat beban pajak yang lebih tinggi. Sektor asuransi secara keseluruhan susut 0,5 persen dan sudah kehilangan 2,5 persen sepanjang pekan ini, mencerminkan kerentanan portofolio terhadap fluktuasi obligasi jangka panjang.
Dinamika perusahaan lain juga turut mewarnai perdagangan. Genmab asal Denmark melejit 5,1 persen setelah uji klinis menunjukkan obat kanker Epcoritamab dapat diberikan di layanan rawat jalan untuk pasien limfoma kambuhan.
Sebaliknya, Lufthansa melemah 0,4 persen setelah serikat pilot Jerman VC menyerukan aksi mogok menyusul gagalnya perundingan terkait skema pensiun.
September: Tren Volatilitas Tinggi, Investor Waspada
Secara makro, investor tetap berhati-hati memasuki September yang secara historis kerap ditandai volatilitas tinggi di pasar keuangan. Survei swasta terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi zona euro masih lemah pada Agustus, dengan kontraksi aktivitas jasa di Jerman sebagai salah satu penekannya.
Dari Amerika Serikat, data lowongan kerja yang lebih lemah dari perkiraan memperkuat spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed bulan ini, dengan perhatian pasar kini tertuju pada laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis Jumat.
Kombinasi stabilisasi imbal hasil, optimisme pemangkasan suku bunga global, serta dukungan kuat dari saham-saham sektor kesehatan dan ritel membantu bursa Eropa menutup hari dengan percaya diri.
Namun, latar belakang risiko fiskal, ketidakpastian politik, dan rapuhnya pertumbuhan ekonomi masih menjadi faktor penentu arah pasar dalam beberapa pekan ke depan.(*)