KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa menutup perdagangan Rabu waktu setempat, 6 Agustus 2025, dengan pelemahan tipis setelah sektor kesehatan tertekan sentimen negatif dari rencana Presiden AS Donald Trump yang kembali melontarkan ancaman tarif baru, kali ini menargetkan impor farmasi.
Padahal, sesi dibuka dengan nuansa positif, sebelum kehilangan momentum akibat tekanan di sektor defensif tersebut.
Indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 terkoreksi tipis 0,06 persen ke posisi 541,07, mengakhiri reli dua hari berturut-turut. Padahal, sejak awal sesi, sebagian besar indeks regional sempat diperdagangkan di zona hijau.
Dampak paling nyata terlihat di saham-saham kesehatan. Indeks sektor ini anjlok 2,8 persen dan mencatat level terendah dalam lebih dari tiga bulan.
Penyebabnya adalah pernyataan Trump yang menyebut akan memberlakukan tarif bertahap terhadap produk farmasi impor, dengan potensi kenaikan hingga 250 persen dalam 18 bulan ke depan.
“Ini menggarisbawahi betapa pentingnya memperhatikan detail dalam isu tarif,” kata Kepala Analis di Interactive Brokers Steve Sosnick.
Ia menambahkan bahwa dampak dari kebijakan seperti ini tidak menyeluruh, melainkan sangat tergantung pada sektor dan wilayah. Di Eropa dan Asia, eksportir menjadi pihak yang paling merasakan beban langsung.
Pukulan terbesar diterima Novo Nordisk. Saham raksasa farmasi asal Denmark itu merosot 5,4 persen setelah memperkirakan persaingan dari produk generik penurun berat badan masih akan terus menekan kinerja hingga akhir tahun.
Peringatan itu datang tak lama setelah perusahaan memangkas proyeksi penjualan dan laba tahunannya, pemangkasan yang sudah menghapus sekitar USD95 miliar nilai pasar hanya dalam sepekan terakhir.
Pasar Swiss Tertekan, Jerman Khawatir
Tekanan juga menghantam pasar Swiss. Indeks SMI turun 0,9 persen, terutama dibebani pelemahan saham dua produsen obat besar, Novartis dan Roche, yang masing-masing turun 3,3 persen dan 2,6 persen.
Penurunan ini terjadi di tengah negosiasi bilateral antara Presiden Swiss Karin Keller-Sutter dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, menyusul ancaman tarif 39 persen yang diumumkan Trump atas barang-barang asal Swiss.
Pemerintah Swiss berharap dapat meredakan ketegangan melalui kesepakatan peningkatan pembelian produk energi dan pertahanan AS.
Namun, hingga saat ini belum ada kepastian apakah langkah itu cukup untuk meredam potensi kerugian yang bisa ditimbulkan oleh tarif tinggi terhadap sektor ekspor mereka.
Di Jerman, kekhawatiran investor memuncak setelah saham Bayer anjlok hampir 10 persen.
Pasar mempertanyakan transparansi laporan keuangan perusahaan, terutama setelah muncul spekulasi bahwa lonjakan laba yang diumumkan lebih banyak berasal dari keuntungan transfer pemain sepak bola, alih-alih kinerja sektor kesehatan dan agribisnis yang menjadi tulang punggung usaha mereka.
Bursa Utama Eropa Naik
Meski demikian, bursa-bursa utama Eropa tetap berhasil mencetak kenaikan moderat. Indeks DAX Frankfurt naik 0,33 persen, FTSE 100 London menguat 0,24 persen, dan CAC 40 Paris bertambah 0,18 persen.
Kinerja positif ini sebagian terbantu oleh sektor energi dan asuransi, serta data penjualan ritel kawasan euro yang tumbuh di atas ekspektasi selama bulan Juni.
Di antara saham yang mencuri perhatian adalah Siemens Energy, yang menguat 1 persen setelah manajemen menyatakan proyeksi pertumbuhan hingga 2025 berada di kisaran atas dari panduan yang mereka tetapkan.
Sementara itu, saham Hiscox melonjak 9,4 persen dan menjadi yang terbaik dalam indeks setelah perusahaan asuransi tersebut melaporkan kenaikan premi semester pertama, didukung oleh pertumbuhan solid di lini bisnis ritel.
Namun tidak semua sektor menikmati kabar baik. Saham Beiersdorf, produsen barang konsumen asal Jerman, terperosok 8,4 persen setelah memangkas target pertumbuhan penjualan organiknya untuk tahun ini.
Aksi jual pun tak terelakkan, menjadikannya salah satu penekan terbesar di bursa hari itu.
Meski pelemahan indeks secara keseluruhan relatif tipis, tekanan yang dialami sektor farmasi menjadi pengingat bahwa ketegangan dagang lintas negara masih menjadi risiko utama bagi investor global.
Selama ketidakpastian soal tarif dan kebijakan dagang AS belum mereda, pasar Eropa diperkirakan akan tetap bergerak hati-hati dalam beberapa pekan ke depan.(*)