KABARBURSA.COM – Bursa saham Eropa ikut tergelincir pernyataan hati-hati Ketua The Fed Jerome Powell. Nada hawkish itu cukup untuk memadamkan optimisme pasar yang sebelumnya bertahan setelah pemangkasan suku bunga AS sehari sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis waktu setempat, 30 Oktober 2025, indeks pan-Eropa STOXX 600 melemah 0,1 persen ke 574,83, dengan sebagian besar bursa utama di kawasan tersebut turut berakhir di zona merah.
Indeks DAX Jerman turun tipis 0,02 persen ke 24.118,89, CAC 40 Prancis terkoreksi 0,53 persen ke 8.157,29, sementara FTSE 100 Inggris justru naik tipis 0,04 persen ke 9.760,06. Kenaikan kecil FTSE menjadi pengecualian di tengah tekanan jual yang melanda bursa regional.
Analis Swissquote Bank Ipek Ozkardeskaya menilai, komentar Powell mempertegas risiko bahwa pelonggaran kebijakan tidak akan seagresif yang diharapkan. Di situlah minat risiko langsung terkoreksi.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (ECB) tidak memberikan kejutan berarti. Suku bunga tetap dipertahankan dan pernyataan Presiden Christine Lagarde dianggap terlalu hati-hati tanpa arah kebijakan baru. Lagi-lagi ini membuat pasar kehilangan katalis positif untuk menahan tekanan jual.
Sektor industri menjadi penyumbang penurunan terbesar di Eropa. Saham Schneider Electric turun 3,3 persen meski mencatat pertumbuhan organik di atas perkiraan. Sedangkan Kongsberg Gruppen anjlok 18,3 persen setelah mengumumkan rencana pemisahan bisnis maritimnya.
Sektor otomotif juga tertekan dengan Stellantis jatuh 8,9 persen akibat beban satu kali yang timbul dari perubahan regulasi dan strategi produk.
Gerak Positif Microsoft, Alphabet, dan Meta, Tahan Penurunan Lebih Dalam
Sebaliknya, sektor teknologi menjadi titik terang yang menjaga pasar agar tidak jatuh lebih dalam. Saham-saham teknologi naik 0,9 persen, mengikuti tren positif dari laporan keuangan tiga raksasa Amerika (Microsoft, Alphabet, dan Meta) yang sama-sama mengumumkan peningkatan belanja modal untuk proyek kecerdasan buatan (AI).
Menurut Ben Barringer dari Quilter Cheviot, peningkatan pengeluaran ini menandakan permintaan global untuk AI masih sangat kuat. Selama pasokan teknologi belum mampu mengejar permintaan, tema AI akan tetap menjadi pendorong utama di pasar saham global.
Di sektor lain, volatilitas meningkat tajam. WPP anjlok 16 persen setelah kembali mengeluarkan peringatan laba, sedangkan Societe Generale turun 3,6 persen setelah CEO-nya menolak memberikan janji kenaikan pembagian modal.
Sebaliknya, ING Group naik 5,8 persen berkat rencana pembelian kembali saham dan dividen jumbo senilai 1,6 miliar euro. Begitu pula dengan Standard Chartered yang melonjak 3,6 persen setelah menyatakan akan mencapai target profitabilitas lebih cepat dari jadwal.
Airbus juga naik 2,1 persen karena laba kuartal III melampaui perkiraan pasar.
Namun, sentimen negatif masih mendominasi. Saham Novo Nordisk kehilangan 3,6 persen di tengah kabar kompetisi dengan Pfizer untuk mengakuisisi perusahaan biotek AS Metsera. Sementara Puma merosot 8,3 persen setelah melaporkan penurunan penjualan kuartalan lebih dari 15 persen.
Di luar Eropa, kabar perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan China, yang mencakup pemangkasan tarif impor serta pembelian kembali kedelai oleh Beijing, belum mampu mengangkat semangat pasar Asia pada pembukaan Jumat pagi.
Investor di kawasan masih menunggu bagaimana langkah The Fed dan ECB akan memengaruhi aliran modal global.
Secara keseluruhan, pasar saham Eropa saat ini sedang berada di fase “menahan napas”. Di satu sisi, prospek pelonggaran moneter masih terbuka, tapi di sisi lain, ketidakpastian arah kebijakan membuat investor enggan mengambil risiko besar.
Dengan laporan keuangan korporasi yang beragam dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi global yang belum stabil, bursa Eropa masih rawan berfluktuasi. Jika bank sentral gagal memberi kepastian arah kebijakan dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin tekanan jual akan terus berlanjut ke pekan depan.(*)