Logo
>

CPO Melemah di Tengah Koreksi Minyak Nabati dan Pasar Energi

Pelemahan harga terutama dipicu oleh tekanan di pasar minyak nabati pesaing. Di China, harga palm olein di Bursa Dalian masih bergerak di zona negatif

Ditulis oleh Pramirvan Datu
CPO Melemah di Tengah Koreksi Minyak Nabati dan Pasar Energi
Ilustrasi Komoditas Sawit. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) Malaysia tergelincir lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat dan membuka peluang mencatatkan penurunan mingguan untuk kali kedua secara beruntun. Tekanan datang dari dua arah sekaligus: kejatuhan harga minyak nabati pesaing dan penguatan nilai tukar ringgit yang meredam selera beli pasar.

    Kontrak acuan CPO pengiriman Maret di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 47 ringgit atau 1,18 persen ke level 3.933 ringgit per metrik ton, setara USD963,97, pada jeda perdagangan tengah hari. Laporan dikutip dari Reuters dari Kuala Lumpur, Jumat 19 Desember 2025, mencatat sepanjang pekan ini kontrak CPO telah terkoreksi sekitar 0,92 persen.

    Pelemahan harga terutama dipicu oleh tekanan di pasar minyak nabati pesaing. Di China, harga palm olein di Bursa Dalian masih bergerak di zona negatif setelah mencatat penurunan pada sesi sebelumnya. Seorang pelaku pasar berbasis di Kuala Lumpur menyebutkan, sentimen juga diperberat oleh penguatan ringgit di kisaran 4,08 per dolar AS, yang membuat pembeli cenderung menunda transaksi.

    Ringgit, sebagai mata uang acuan perdagangan minyak sawit, tercatat menguat 0,02 persen terhadap dolar AS. Kondisi ini menjadikan harga CPO relatif lebih mahal bagi importir yang bertransaksi menggunakan mata uang lain, sehingga menekan permintaan jangka pendek.

    Di pasar berjangka lainnya, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Bursa Dalian ambles 1,51 persen, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 1,31 persen. Sebaliknya, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru bergerak naik tipis 0,04 persen. Secara historis, pergerakan CPO kerap mengikuti arah minyak nabati pesaing, mengingat seluruh komoditas tersebut saling berkompetisi dalam perebutan pangsa pasar minyak nabati global.

    Tekanan tambahan datang dari sektor energi. Harga minyak mentah melemah pada awal perdagangan dan diperkirakan menutup pekan dengan penurunan dua minggu berturut-turut. Meningkatnya harapan tercapainya kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina meredakan kekhawatiran pasokan global, meskipun masih tersisa risiko gangguan distribusi akibat pemblokiran kapal tanker Venezuela. Pelemahan minyak mentah ini turut menggerus daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel.

    Dari sisi fundamental regional, stok minyak sawit Indonesia pada akhir Oktober tercatat turun 10 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2,33 juta metrik ton, meskipun produksi justru mengalami kenaikan. Data tersebut dirilis oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

    Di Eropa, negara-negara Uni Eropa menyepakati penundaan penerapan undang-undang anti-deforestasi selama satu tahun. Keputusan ini diambil menyusul keberatan dari kalangan industri serta kekhawatiran bahwa sistem digital yang disiapkan untuk menegakkan regulasi tersebut belum sepenuhnya siap dioperasikan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.