KABARBURSA.COM – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) semakin meneguhkan langkah transformasinya sebagai National Sustainability Platform.
Telkom kini tidak hanya fokus pada layanan konektivitas digital, tapi juga memperkuat fondasi ekosistem digital nasional yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaulat.
Transformasi yang tengah digencarkan Telkom tersebut dijalankan melalui dua pilar utama perusahaan, yakni Digital Connectivity serta Digital Platform & Ecosystem Services. Keduanya diharap mampu mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, sekaligus menjaga prinsip keberlanjutan.
Pilar Digital Connectivity ditempatkan sebagai pondasi utama dalam mendorong inklusi digital di seluruh Tanah Air. Dalam aspek ini, Telkom mengoptimalkan infrastruktur backbone serat optik, layanan mobile broadband, hingga satelit untuk menghadirkan akses merata, termasuk ke wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).
Tak hanya menyediakan jaringan, Telkom turut membangun infrastruktur digital dengan prinsip keberlanjutan. Hal ini menjadi komitmen Telkom untuk menghadirkan masa depan digital Indonesia yang hijau dan inklusif.
Digital Platform & Ecosystem Services Dorong Ekonomi Digital
Sementara untuk pilar kedua, Telkom menghadirkan layanan data center, cloud, big data, AI atau kecerdasan buatan, hingga cybersecurity yang menyasar kebutuhan sektor publik dan swasta. Semua dijalankan dengan tata kelola berkelanjutan agar berdampak positif bagi ekosistem digital nasional.
Selain itu, Telkom juga mengembangkan berbagai layanan berbasis ekosistem, mulai dari PaDi UMKM untuk mempertemukan UMKM dengan pelanggan BUMN, telemedicine untuk akses kesehatan, digitalisasi pendidikan, hingga layanan digital lifestyle yang mendorong produktivitas masyarakat.
ESG Jadi Fondasi Bisnis Telkom
Telkom menempatkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) sebagai dasar bisnis. Perusahaan menargetkan Net Zero Emission Scope 1 & 2 pada 2030 dengan membangun green data center, BTS ramah lingkungan, serta modernisasi jaringan berbasis efisiensi energi dan circular economy.
Melalui program GoZero%, Telkom juga menjalankan pelestarian lingkungan seperti konservasi hutan, rehabilitasi ekosistem laut, penanaman mangrove, hingga pengelolaan limbah kabel optik.
Dari aspek sosial, Telkom aktif mendorong literasi digital, pemberdayaan UMKM, hingga layanan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Tata Kelola Jadi Penguat Transformasi
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menegaskan pentingnya governance excellence dalam setiap langkah transformasi.
“Penerapan prinsip dan implementasi ESG pada aspek lingkungan dan sosial diperkuat dengan governance excellence sebagai fondasi. Pada bisnisnya, Telkom menegakkan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berintegritas melalui standar global seperti ISO 37001 Anti-Bribery Management System, serta capaian ASEAN Corporate Governance Scorecard yang menempatkan Telkom sebagai benchmark tata kelola di kawasan," sebutnya dalam agenda Katadata Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2025 dikutip dari keterangan resmi, Jumat 12 September 2025.
"Governance yang kuat, memastikan bahwa setiap inisiatif lingkungan dan sosial bukan sekadar program jangka pendek, melainkan bagian dari strategi berkelanjutan yang memberi manfaat bagi bisnis, masyarakat, dan bangsa,” lanjut Awal.
Dalam paparan bertajuk “From Connectivity to Responsibility: Shaping a Greener Digital Economy”, Awal juga bilang pentingnya komitmen lintas sektor demi membangun ekosistem digital yang inklusif.
Selanjutnya, Telkom berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi digital yang terarah, beretika, dan berorientasi pada keberlanjutan sosial serta lingkungan, demi mewujudkan kedaulatan digital Indonesia.
Telkom Rombak Direksi Besar-Besaran, Keuangan Tetap Kuat
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk kembali menjadi sorotan pasar. Di tengah kondisi industri telekomunikasi yang penuh tantangan, emiten berkode TLKM ini justru mengambil langkah besar dengan merombak hampir seluruh jajaran direksinya.
Langkah ini disebut sebagai salah satu manuver paling berani perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, dengan tujuan menyegarkan arah strategis dan memperkuat posisi di tengah persaingan yang kian dinamis.
Sosok Dian Siswarini ditunjuk sebagai Direktur Utama Telkom. Sebelumnya, ia memimpin XL Axiata selama hampir satu dekade dan dikenal luas sebagai figur kunci dalam transformasi digital operator seluler tersebut.
Penunjukan Dian menandai era baru bagi Telkom, terutama dalam memperkuat fokus pada layanan digital dan efisiensi operasional.
Menemani Dian di pucuk pimpinan, Muhammad Awaluddin diangkat sebagai Wakil Direktur Utama. Ia bukan orang baru di Telkom. Sebelum menjadi Komisaris Utama PT PELNI, ia sempat berkarier panjang di lingkungan Telkom hingga 2016.
Sementara itu, posisi Direktur Keuangan kini dipegang oleh Arthur Angelo Syailendra, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bersama Digital Data Centres, perusahaan yang fokus pada pengelolaan infrastruktur digital dan data center.
Tak hanya di level holding, anak usaha Telkom, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), juga melakukan penyegaran manajemen. Posisi Direktur Sales kini diisi oleh Stanislaus Susatyo, eks Direktur Utama PT Telkom Akses.
Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan dalam memperkuat lini distribusi dan penetrasi pasar seluler, terutama di tengah pemulihan pasar pascapandemi dan pergeseran perilaku konsumen.
Analis Pertahankan-Rekomendasi Beli Saham TLKM
Secara fundamental, Telkom tetap menunjukkan daya tarik yang solid. Meski sektor telekomunikasi menghadapi tantangan pertumbuhan, analis tetap mempertahankan rekomendasi “buy” untuk TLKM dengan target harga Rp3.250 per saham.
Telkom juga dipandang masih menjadi saham pilihan utama di sektor ini, salah satunya karena karakteristik struktur biaya dan belanja modalnya yang relatif efisien dibandingkan operator lain.
Analis memperkirakan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) Telkomsel akan mengalami pertumbuhan moderat, yakni antara 1,6 persen hingga 4,2 persen pada 2025 hingga 2026.
Hal ini didukung membaiknya iklim kompetisi di industri seluler, di mana para pemain mulai menghindari perang tarif yang selama ini menekan margin keuntungan.
Selain itu, daya tarik utama TLKM juga datang dari potensi dividen yang tinggi. Dengan yield yang diperkirakan berada di kisaran 8 persen hingga 9 persen dalam dua tahun ke depan, saham Telkom menawarkan imbal hasil yang jauh di atas rata-rata sektor.
Program pembelian kembali saham (buyback) juga menjadi penopang tambahan bagi kinerja harga saham di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.
Keuangan Telkom di Jalur Pertumbuhan
Namun demikian, manajemen dan analis juga melakukan penyesuaian terhadap proyeksi keuangan Telkom. Estimasi pendapatan untuk 2025 hingga 2027 direvisi turun menjadi Rp149 triliun hingga Rp156 triliun, dari proyeksi sebelumnya yang mencapai Rp170 triliun.
EBITDA dan laba bersih pun turut disesuaikan, masing-masing terkoreksi sekitar 4 persen hingga 7 persen. Meskipun begitu, margin laba tetap terjaga, menunjukkan bahwa efisiensi biaya masih menjadi kekuatan utama perusahaan.
Dari sisi laba bersih, Telkom masih di jalur pertumbuhan. Proyeksi laba bersih mencapai Rp23,5 triliun pada 2025 dan meningkat ke Rp25,8 triliun pada 2027. (info-kbs/*)
 
      