Logo
>

Debat Capres AS Trump dan Harris Picu Reaksi Pasar

Ditulis oleh Syahrianto
Debat Capres AS Trump dan Harris Picu Reaksi Pasar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) perdana antara calon Partai Republik Donald Trump dan calon Partai Demokrat Kamala Harris di Pennsylvania, Rabu, 10 September 2024 memicu reaksi pasar yang signifikan.

    Seperti dilansir dari FXStreet, perdebatan antara Trump dan Harris saling serang kebijakan ekonomi masing-masing. Trump melontarkan pertanyaan kritis terlebih dahulu kepada Harris tentang ekonomi, inflasi, dan kebijakan ekonomi.

    "Ekonomi (negara) kita buruk sekali. Inflasi kita mungkin yang terburuk dalam sejarah. Ini bencana bagi rakyat (AS)," kata dia dalam debat tersebut.

    Harris kemudian mengecam Trump dengan melontarkan tanggapan atas pertanyaan tersebut. "Trump meninggalkan kita pekerjaan terburuk sejak depresi besar. Ia meninggalkan kita serangan terburuk terhadap demokrasi sejak perang saudara. Mantan presiden bermaksud untuk melaksanakan rencana terperinci dan berbahaya yang disebut Proyek 2025," tutur Wakil Presiden AS saat ini.

    Trump tampak membantah tudingan Harris. Mantan Presiden AS itu kemudian menyerang Harris dengan pemerintahan Joe Biden terkait migrasi ilegal ke AS.

    "Saya tidak ada hubungannya dengan Proyek 2025. Semua orang tahu saya orang yang terbuka dan tahu apa yang akan saya lakukan," bantah Trump.

    "(Yang ada) dia (Biden) menghancurkan negara ini. Kita akan menjadi Venezuela yang lebih buruk jika dia menjadi presiden," sambungnya.

    Mengenai konflik Timur Tengah antara Israel dan Hamas, Trump mengatakan konflik itu tidak akan pernah dimulai jika ia masih menjadi presiden. "Saya akan menyelesaikannya dengan cepat," katanya, seraya menambahkan bahwa perang Rusia-Ukraina juga akan berakhir saat ia terpilih kembali.

    Harris menanggapi, "Perang ini harus diakhiri. Perang ini harus segera diakhiri," imbuhnya. Harris kemudian menyerukan gencatan senjata, dan akhirnya, solusi dua negara untuk membangun kembali Gaza.

    Sementara itu, Trump dan Harris tampaknya masih bersaing ketat. Jajak pendapat terbaru menunjukkan, Trump masih mengungguli tipis Harris dengan perolehan 48 persen berbanding 47 persen secara nasional.

    Adapun saat ini, perekonomian AS tampak menjadi sorotan tajam. Salah satunya adalah beban utang federal AS saat ini sudah melebihi anggaran pertahanan.

    Departemen Keuangan AS mengumumkan pada akhir Juli 2024, bahwa utang nasional telah melampaui USD35 triliun, setelah melonjak satu triliun dalam periode enam bulan.

    Pada bulan Juni, Dewan AS meloloskan versi RUU kebijakan pertahanan tahunan yang mengesahkan rekor pengeluaran mencapai USD895 miliar, menandai peningkatan 1 persen dibandingkan tahun fiskal sebelumnya.

    Pada bulan Agustus, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa inflasi tahunan mengalami penurunan di bawah 3 persen pada bulan sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 2021. Harga barang dan jasa naik 2,9 persen, sementara inflasi inti, yang tidak termasuk industri makanan dan energi, naik 3,2 persen selama 12 bulan sebelumnya.

    Pemangkasan Suku Bunga The Fed

    Proyeksi terbaru dari The Fed kemungkinan akan menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan semakin siap untuk memangkas suku bunga lebih dalam dari yang diperkirakan sebelumnya demi mendukung perekonomian, kata para analis dari Citi dalam laporan terbaru mereka menjelang pertemuan bank sentral minggu depan.

    "Pejabat The Fed perlu merevisi Ringkasan Proyeksi Ekonomi mereka secara signifikan minggu depan," kata para analis. "Tingkat pengangguran di akhir tahun ini kemungkinan akan dinaikkan, sementara perkiraan suku bunga akan diturunkan."

    Analis memperkirakan bahwa proyeksi anggota Fed yang memberikan suara, atau yang disebut "dot plot", akan menunjukkan pemotongan suku bunga sebesar 100 basis poin tahun ini. Sebagai perbandingan, pada bulan Juni, proyeksi hanya menunjukkan satu kali pemotongan sebesar 25 basis poin.

    Ekspektasi bahwa Fed akan bersikap lebih lunak ini didukung oleh melambatnya inflasi baru-baru ini. Citi memperkirakan data inflasi yang akan dirilis pada hari Rabu menunjukkan perlambatan inflasi selama empat bulan berturut-turut.

    Karena pasar sudah mengantisipasi pemangkasan total 105 basis poin, analis mencatat bahwa jika Fed hanya memangkas sebesar 75 basis poin, itu akan dianggap sebagai langkah yang lebih "hawkish" atau kurang agresif dibandingkan ekspektasi pasar.

    Jalur pemangkasan suku bunga tidak akan berjalan mulus, kata para analis. Ukuran pemangkasan suku bunga pada bulan September akan mempengaruhi seberapa besar penurunan di pertemuan-pertemuan berikutnya.

    Jika The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, yang merupakan skenario utama Citi, para pejabat kemungkinan akan mendukung pemotongan sebesar 25 basis poin pada November dan Desember, menghasilkan total pemotongan 100 basis poin sepanjang tahun ini. Namun, jika The Fed hanya memangkas sebesar 25 basis poin di bulan September, mereka masih bisa memberi sinyal bahwa akan ada pemotongan lebih besar, yaitu 50 basis poin di pertemuan berikutnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.