KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) terus menggencarkan upayanya dalam menjaga ketahanan energi nasional.
Salah satu langkah strategis yang ditempuh Pertamina dalam hal ini yaitu, mengoptimalkan produksi bahan bakar minyak (BBM) melalui enam kilang utama yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari Kilang II Dumai di Sumatera hingga Kilang VII Kasim di Papua.
Kilang menjadi jantung produksi energi Pertamina yang mengolah minyak dan gas bumi menjadi BBM, Avtur, LPG, hingga produk petrokimia sesuai standar internasional.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, mengatakan, Pertamina sebagai perusahaan energi milik negara memiliki tanggung jawab dalam memastikan ketersediaan pasokan energi, khususnya BBM dan LPG.
“Wujud komitmen atas ketahanan energi, Pertamina terus meningkatkan kapasitas produksi kilang nasional agar pasokan BBM dan LPG aman. Melalui produksi dalam negeri ini, Pertamina juga mendukung pemerintah dalam mengurangi beban devisa negara, sekaligus membuka lapangan kerja bagi sumber daya manusia (SDM) di wilayah Pertamina beroperasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis 25 September 2025.
Produksi BBM Domestik Capai 70 Persen
Fadjar menyebutkan, enam kilang yang dikelola Subholding Refinery & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional saat ini sudah mampu memenuhi 70 persen kebutuhan BBM dalam negeri. Bahkan, untuk Avtur dan Solar (diesel), Pertamina telah mampu memenuhi seluruh kebutuhan dari produksi nasional.
Adapun kapasitas produksi kilang eksisting saat ini mencapai 1,05 juta barel per hari. Angka tersebut diproyeksikan meningkat signifikan menjadi 1,4 juta barel per hari seiring rampungnya proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) Balikpapan.
Produksi Hulu Migas
Pertamina juga memperkuat pasokan bahan baku kilang dengan meningkatkan produksi hulu migas. Hingga 2024, Subholding Hulu Pertamina mencatat produksi 1 juta barel setara minyak per hari. Kontribusi tersebut setara dengan 69 persen produksi minyak nasional dan 37 persen produksi gas nasional.
“Pertamina menjadi perusahaan energi terintegrasi dari hulu migas, mengolah produksi hulu menjadi energi, hingga penyaluran energi ke konsumen. Langkah ini dilakukan melalui berbagai fasilitas dan moda transportasi, sehingga energi dapat tiba di ‘pintu depan’ konsumen,” ungkap Fadjar.
Komitmen Transisi Energi
Tak hanya menjaga pasokan energi fosil, Pertamina juga berkomitmen mendukung transisi energi menuju target net zero emission 2060. Berbagai program strategis diarahkan agar sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) serta mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Sebagai tulang punggung energi nasional, Pertamina menegaskan perannya tidak hanya menjaga pasokan, tetapi juga mengawal transformasi energi berkelanjutan demi masa depan Indonesia.
Pertamina NRE Dorong Transisi Energi Efisien
Transisi energi menuju energi bersih bukan cuma soal beralih dari fosil ke energi hijau, tetapi juga bagaimana mengelola energi agar lebih efisien dan andal.
Inilah yang cobaditawarkan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kepada industri: solusi menyeluruh yang mendukung pengurangan emisi sekaligus meningkatkan performa operasional.
Selama ini, Pertamina NRE dikenal lewat portofolio pembangkit listrik panas bumi, gas to power, dan tenaga surya. Namun peran perusahaan tidak berhenti pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT), melainkan juga menghadirkan layanan peningkatan keandalan dan optimasi aset pembangkit listrik agar lebih hemat energi.
“Kami menjawab kebutuhan industri untuk menjalankan kegiatan operasional yang rendah emisi dengan solusi komprehensif. Tidak hanya menghadirkan pembangkit listrik energi hijau, tapi juga memastikan aset eksisting bekerja lebih efisien sehingga lebih hemat energi dan rendah emisi,” jelas Direktur Proyek dan Operasi Pertamina NRE, Norman Ginting lewat keterangan resmi, Selasa 23 September 2025.
Portofolio Energi Hijau Pertamina NRE
Pertamina NRE menyalurkan energi panas bumi melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di berbagai wilayah Indonesia, mengoperasikan Pembangkit Listrik Terpadu Jawa Satu Power, hingga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) raksasa yang mendukung operasional Pertamina Hulu Rokan, salah satu produsen migas terbesar di Tanah Air.
Di level internasional, Pertamina NRE juga memperluas sayap dengan memiliki saham di Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), Filipina, sebagai langkah memperkuat kiprah global di sektor energi terbarukan Asia.
Tiga Pilar Layanan Efisiensi Energi
Selain proyek EBT, Pertamina NRE juga fokus pada bisnis optimasi dan keandalan pembangkit listrik. Ada tiga layanan utama yang ditawarkan:
1. Operasi & Pemeliharaan (O&M)
Mengelola operasional harian pembangkit sekaligus pemeliharaan preventif dan prediktif. Teknologi modern seperti Drone Thermal Imagery System, IoT-based devices, AI/ML, serta digitalisasi pemeliharaan diterapkan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.
2. Optimasi Keandalan Aset
Memanfaatkan teknologi energy storage (baterai), smart grid controller, dan pembangkit listrik tenaga gas rendah emisi guna menjaga stabilitas sistem dan kinerja operasional industri.
3. Konsultasi Efisiensi & Keandalan Aset
Memberikan solusi berbasis data seperti reliability-centered maintenance (RCM), audit energi, hingga penilaian kritikalitas peralatan. Pendekatan ini membantu industri menyusun strategi pemeliharaan sekaligus peta jalan keberlanjutan jangka panjang.
Mitra Strategis Industri di Era Transisi Energi
Layanan tersebut sudah dinikmati oleh sejumlah klien, baik di dalam maupun luar Grup Pertamina. Dengan kombinasi teknologi, keahlian, dan inovasi, Pertamina NRE memosisikan diri sebagai mitra strategis industri untuk operasional yang efisien, hemat biaya, dan rendah emisi.
Fadjar Djoko Santoso kembali menegaskan bahwa peran Pertamina NRE tidak hanya pada pengembangan energi baru terbarukan, tetapi juga memperkuat ketahanan energi nasional.
“Menjadi pionir dalam berbagai proyek energi baru terbarukan, Pertamina melalui Pertamina NRE berupaya membangun ekosistem keberlanjutan. Langkah ini menghadirkan energi alternatif bagi masyarakat dan industri, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Fadjar.
Dengan strategi transisi energi yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan, Pertamina NRE memperkuat peran Indonesia sebagai pemain utama dalam pengembangan energi hijau di kawasan. (info-bks/*)