Logo
>

Diguyur Data Inflasi, Wall Street Menghijau

Pelaku pasar global mulai menggeser posisi seiring sinyal inflasi yang mereda, sementara saham teknologi dan konsumsi kembali menjadi penopang utama penguatan indeks Wall Street.

Ditulis oleh Yunila Wati
Diguyur Data Inflasi, Wall Street Menghijau
Ilustrasi suasana Wall Street. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Wall Street kembali menghijau usai mendapat katalis positif dari laporan data inflasi Amerika Serika. Ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta katalis sektoral dari teknologi dan konsumsi, mendorong Dow Jones Cs berada di jalur yang tepat.

Kenaikan kali ini merupakan bagian dari fase pemulihan teknikal setelah tiga indeks utamanya sempat tertekan hingga level terendah dalam tiga pekan terakhir.

Indeks S&P 500 menguat 0,78 persen ke level 6.773,91. Nasdaq melonjak lebih agresif sebesar 1,37 persen ke 23.004,92. Sementara Dow Jones naik terbatas sebesar 0,14 persen ke 47.955,33.

Kenaikan ini menunjukkan bahwa pasar masih mengapresiasi aset berisiko tinggi, khususnya saham teknologi dan growth, terutama ketika ekspektasi suku bunga melunak. Hal ini ditandai dengan menguatnya harga Russell 2000 yang berisi saham small caps sensitive suku bunga.

Berbicara tentang data inflasi yang menjadi pemicu utama pergeseran sentimen, laporan Consumer Price Index menunjukkan laju inflasi tahunan hingga November lebih rendah dari perkiraan pasar. Di sini, pasar tetap menangkap pesan kunci bahwa tekanan harga tidak akan Kembali menguat.

Kondisi ini cukup untuk menurunkan kecemasan pasar terhadap kebijakan moneter yang terlalu kuat. Bagi pasar, data ini baru menjadi sinyal awal, bukan konfirmasi final, sehingga ekspektasi masih bersifat bertahap dan berbasis kehati-hatian.

Berdasarkan CME Fedwatch Tool, saat ini probabilitas langkah kebijakan yang lebih dovish pada Maret mendatang berada di kisaran 58 persen. Artinya, pasar mulai memposisikan diri untuk suku bunga yang lebih rendah. Walau begitu, pasar tetap sensitif terhadap data lanjutan, terutama inflasi dan tenaga kerja.

Dari pasar tenaga kerja sendiri, rilis klaim pengangguran mingguan memperkuat narasi stabilitas. Jumlah klaim baru turun pada pekan terakhir dan membalikkan lonjakan pada pekan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pelemahan ekonomi belum merembet ke pasar secara abrupt.

Laba Kuartalan Micron Technology Melesat

Sementara itu, di level sektoral, Micron Technology mencuri perhatian setelah memproyeksikan laba kuartalannya hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis. Proyeksi ini mengirim sinyal kuat bahwa belanja AI masih berlanjut dan belum menunjukkan tanda perlambatan.

Reaksi pasar merambat ke SanDisk dan Western Digital, yang membuat indeks semikonduktor Philadelphia menguat. Ini menunjukkan bahwa pasar menilai permintaan AI bersifat structural, bukan sekadar siklus jangka pendek.

Namun, pasar masih berhati-hati terhadap belanja besar berbasis utang untuk pengembangan AI. Juga, ketidakjelasan monetisasi yang masih membayangi sentimen risiko. Oleh karena itu, reli teknologi tetap disertai volatilitas yang tinggi.

Sektor consumer discretionary ikut menopang indeks. Saham Lululemon melonjak setelah muncul laporan bahwa investor Elliot mengakumulasi lebih dari USD1 miliar saham tersebut. Starbuck juga menguat.

Beberapa saham individual juga memberi warna tersendiri. Oracle berhasil pulih setelah tekanan sehari sebelumnya. Sementara, Trump Media & Technology melonjak tajam setelah mengumumkan kesepakatan merger berbasis saham dengan TAE Technologies senilai lebih dari USD6 miliar.

Secara keseluruhan, penguatan Wall Street kali ini mencerminkan perubahan sentimen yang bersifat selektif dan berbasis data. Pasar merespons positif sinyal inflasi yang melunak dan stabilitas pasar kerja, tetapi belum sepenuhnya menghapus kewaspadaan terhadap risiko kebijakan dan valuasi. 

Struktur reli yang dipimpin teknologi dan saham sensitif suku bunga menunjukkan bahwa ekspektasi penurunan suku bunga mulai menjadi jangkar baru sentimen, namun keberlanjutannya masih sangat bergantung pada konsistensi data ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79