Logo
>

Dinamika Politik Masih Panas: Harga Brent dan WTI Menguat 1,21 Persen

Harga minyak menguat lebih dari 1 persen dipicu lonjakan stok AS, dinamika Rusia–Ukraina, dan ekspektasi pasar bahwa OPEC+ akan mempertahankan kebijakan produksinya.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dinamika Politik Masih Panas: Harga Brent dan WTI Menguat 1,21 Persen
Ilustrasi minyak dunia. Foto: dok Pertamina

KABARBURSA.COM – Dinamika politik global masih panas. Perkembangan diplomatik Rusia-Ukraina serta ekspektasi pasar terhadap kebijakan produksi OPEC+, mengangkat harga minyak lebih dari 1 persen. Begitu pula dengan data persediaan minyak Amerika Serikat yang melonjak, ikut memanaskan harga minyak global.

Minyak mentah Brent ditutup naik 1,04 persen ke USD63,13 per barel, sementara WTI menguat 1,21 persen ke USD58,65 per barel. 

Penguatan ini terjadi meskipun laporan resmi menunjukkan kenaikan signifikan pada stok minyak mentah AS. Data Badan Informasi Energi (EIA) mengungkapkan persediaan minyak mentah Amerika melonjak 2,8 juta barel dalam sepekan menjadi 426,9 juta barel. Angka ini jauh melampaui ekspektasi analis yang hanya memperkirakan kenaikan 55.000 barel. 

Lonjakan dipicu oleh peningkatan tajam impor minyak mentah, dengan net impor naik 1,05 juta barel per hari ke 2,84 juta bph, dan menjadi posisi tertinggi sejak awal September. Meski demikian, pasar tetap merespons positif harga karena investor menilai kenaikan stok sebagai bagian dari pola musiman dan konteks geopolitik yang lebih luas.

Di sisi lain, data rig migas dari Baker Hughes menunjukkan perusahaan energi AS memangkas jumlah rig untuk pertama kalinya dalam empat pekan. Pengurangan ini memberikan sedikit sinyal pengetatan pasokan jangka pendek, meski dampaknya belum signifikan terhadap tren produksi seluruhnya.

OPEC+ Pertahankan Tingkat Produksi

Menjelang pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung Minggu nanti, tiga sumber internal menyebut bahwa aliansi produsen minyak besar itu kemungkinan akan mempertahankan tingkat produksi saat ini. 

Sikap ini dipandang sebagai upaya menjaga keseimbangan pasar di tengah ketidakpastian global. Namun stabilitas pasokan dari OPEC+ berpotensi terbentur dinamika geopolitik yang sedang berkembang.

Negosiasi damai Rusia–Ukraina menjadi fokus perhatian utama di pasar energi. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyampaikan kesiapan untuk memajukan kerangka perdamaian yang didukung Amerika Serikat. 

Pernyataan tersebut sempat menekan harga Brent dan WTI ke level terendah satu bulan, karena pasar memperhitungkan potensi berakhirnya ketegangan yang selama ini mengganggu rantai pasokan global.

Situasinya kembali berubah setelah Presiden Donald Trump menarik kembali timeline realisasi kesepakatan. Harapan damai kembali meredup. Ketidakpastian ini menyulut kembali kekhawatiran pasar dan membantu menopang harga minyak. 

Sejumlah komentar analis menegaskan bahwa tanpa kesepakatan nyata, dinamika geopolitik justru menambah risiko kenaikan harga dalam jangka pendek.

Gedung Putih mengisyaratkan keterlibatan langsung dalam proses perdamaian dengan mengarahkan pertemuan terpisah antara AS, Rusia, dan Ukraina. Pejabat Ukraina bahkan membuka peluang kunjungan Zelenskiy ke AS dalam beberapa hari ke depan untuk memfinalisasi kesepakatan. 

Jika kesepakatan tercapai, analis IG Markets Tony Sycamore memperkirakan pencabutan sanksi energi Barat dapat menekan WTI hingga ke kisaran USD55 per barel. Namun untuk saat ini, pasar menunggu kejelasan lebih lanjut sambil mengantisipasi volatilitas akibat potensi kegagalan pembicaraan.

Inggris Perketat Sanksi Terhadap Rusia

Di Eropa, Inggris dan Amerika kembali memperketat sanksi terhadap Rusia. Dampaknya mulai terlihat pada penurunan pembelian minyak Rusia oleh India, yang diperkirakan turun ke level terendah tiga tahun pada Desember.

Sementara itu, Caspian Pipeline Consortium (CPC)—yang memasok sekitar 1,5 persen minyak global—telah melanjutkan aktivitas pengapalan setelah sempat terhenti karena serangan drone Ukraina.

Kombinasi data stok tinggi, gesekan geopolitik, sinyal kebijakan OPEC+, dan antisipasi terhadap potensi kesepakatan damai menjadikan pasar minyak bergerak dalam lanskap yang sangat dinamis. Rebound harga pada hari ini mencerminkan sikap pasar yang menyeimbangkan risiko pasokan jangka pendek dengan prospek ketidakpastian geopolitik yang masih panjang.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79