KABARBURSA.COM - Telkom Indonesia (TLKM) kembali berganti formasi manajemen. Perseroan mengonfirmasi telah menerima surat pengunduran diri Henry Christiadi dari posisi Direktur Human Capital Management pada 5 September 2025.
Perusahaan menegaskan tidak ada dampak material terhadap operasional, sementara kursi yang ditinggalkan akan diisi melalui RUPS sesuai ketentuan.
Yang menarik, keputusan ini datang hanya beberapa bulan setelah RUPST 27 Mei 2025 yang merombak jajaran direksi dan menempatkan pucuk pimpinan baru. RUPS Luar Biasa yang semula dijadwalkan 3 September juga ditunda.
Rangkaian peristiwa itu memberi sinyal kuat bahwa Telkom masih berada dalam fase penataan ulang organisasi, hal yang lazim terjadi saat strategi dan kepemimpinan berganti. Adapun alasan spesifik pengunduran diri tidak diungkapkan.
Namun, biasanya dalam kasus seperti ini, penyebabnya bisa berkisar dari penyesuaian strategi dan tata kelola, penyusunan ulang peran, hingga alasan personal. Tanpa pernyataan resmi lebih lanjut, pasar sewajarnya membaca langkah ini sebagai bagian dari “housekeeping” korporat, bukan isu fundamental.
Saham Sepekan Melemah 0,94 Persen
Respons pasar hingga penutupan terakhir relatif tenang. Saham TLKM pada Kamis, 4 September 2025, berakhir di Rp3.150, naik 1,29 persen pada hari itu, meski melemah 0,94 persen dalam sepekan.
Gambaran jangka lebih panjang justru menunjukkan perbaikan momentum, yaitu naik 5,70 persen dalam sebulan, 12,50 persen dalam tiga bulan, dan 16,24 persen sejak awal tahun. Secara tahunan, kinerjanya hanya naik tipis 2,27 persen. Hal ini mencerminkan periode konsolidasi pasca serangkaian inisiatif transformasi di level grup.
Jika ditarik tiga tahun ke belakang, saham masih tertinggal 31,52 persen, warisan fase penyesuaian model bisnis dan rerouting strategi yang belum seluruhnya terdiskaun. Namun pada horizon lima tahun mencatat kenaikan 8,62 persen. Kondisi ini menandakan nilai jangka panjang berangsur pulih meski tidak linier.
Aktivitas perdagangan harian (37,22 juta lembar) juga berada di bawah rerata (97,53 juta), yang menegaskan reaksi investor yang cenderung menunggu kejelasan penunjukan pengganti.
Bagi pemegang saham, isu kuncinya bukan pada pergantian personal semata, melainkan kesinambungan agenda modal manusia, yaitu perekrutan dan retensi talenta digital, skema insentif yang selaras dengan target pertumbuhan, dan integrasi lintas entitas grup.
Selama agenda-agenda ini tak terganggu, pengunduran diri satu direktur umumnya tak mengubah tesis investasi TLKM. Pasar akan menaruh perhatian pada jadwal RUPS berikutnya, siapa pengganti yang diusulkan, serta bagaimana narasi transformasi, baik dari monetisasi aset konektivitas hingga penguatan bisnis digital dan enterprise, dipertahankan konsistensinya.
Untuk saat ini, data pergerakan harga memberi pesan sederhana, yaitu kabar pergantian manajemen belum menjadi katalis negatif. Tren menengah masih konstruktif, sementara rerating jangka panjang tetap bergantung pada eksekusi strategi dan disiplin operasional di bawah komando manajemen baru.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.