KABARBURSA.COM - Platform perdagangan cryptocurrency atau kripto, Indodax, mengklarifikasi soal kerugian sekitar Rp300 miliar yang dialaminya akibat serangan siber.
Menurut mereka, kerugian ini hanya mencakup sekitar 3 persen dari total cadangan aset kripto yang dimiliki Indodax.
“Walaupun kami mengalami kerugian sekitar Rp300 miliar akibat serangan siber, dampak finansial tersebut hanya sekitar 3 persen dari total cadangan aset kami,” kata CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam pernyataan resmi yang dikutip, Senin, 30 September 2024.
Indodax memiliki lebih dari 6,8 juta pengguna dan mengklaim memiliki cadangan aset kripto senilai Rp11,5 triliun. Ini termasuk 4.806,34 Bitcoin senilai Rp4,288 triliun, 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, serta berbagai aset kripto lainnya yang bernilai sekitar Rp5,907 triliun.
Setelah insiden peretasan, Indodax mengklaim telah berhasil memulihkan kepercayaan pengguna, dengan total volume transaksi mencapai lebih dari Rp2,3 triliun selama periode 14-25 September 2024. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap platform tetap tinggi meskipun terjadi insiden tersebut.
Oscar menekankan pentingnya transparansi dalam membangun kepercayaan publik.
“Transparansi adalah fondasi penting untuk membangun dan menjaga kepercayaan. Dengan menerbitkan Proof of Reserve, kami memberikan kepastian kepada pengguna bahwa mereka bisa memantau keamanan aset mereka kapan saja. Ini adalah tanggung jawab kami kepada para anggota,” ujar Oscar.
Dia juga menyebutkan bahwa selama dua tahun terakhir, Indodax telah berusaha mengajak bursa kripto lainnya untuk menerapkan langkah-langkah transparan serupa.
“Kami mendorong industri kripto di Indonesia untuk lebih terbuka dan transparan. Meski belum ada yang mengikuti, kami yakin transparansi akan menjadi faktor kunci untuk menciptakan ekosistem kripto yang aman dan terpercaya di masa depan,” ujarnya.
Analis kripto dan edukator Crypto & Web 3, Angga Andinata, memberikan apresiasi terhadap inisiatif Indodax.
“Proof of Reserve yang diterapkan oleh Indodax tidak hanya berupa laporan, tetapi juga terintegrasi secara real time, memungkinkan publik untuk memverifikasi data cadangan secara langsung. Ini bisa menjadi contoh yang baik bagi bursa kripto lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Dalam konteks regulasi mendatang, Angga mencatat bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk meningkatkan pengawasan terhadap aset kripto di Indonesia, termasuk kewajiban penyimpanan cadangan aset oleh perusahaan kustodian.
“Saya berharap perusahaan kustodian juga dapat mempublikasikan cadangan mereka secara transparan untuk menjaga kepercayaan pengguna,” ucapnya.
Dengan langkah transparansi ini, Indodax berharap dapat menetapkan standar baru di industri kripto, baik di Indonesia maupun secara global.
“Kami berharap lebih banyak bursa yang mengikuti langkah kami untuk menciptakan ekosistem kripto yang lebih aman, transparan, dan terpercaya,” pungkas Oscar.
Aset Nasabah Dijamin Aman
Beberapa waktu lalu, platform pertukaran mata uang kripto PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax) dikabarkan mengalami peretasan. Meskipun demikian, perusahaan menegaskan bahwa seluruh aset nasabah tetap 100 persen aman tanpa mengalami kerugian.
“Untuk menenangkan pengguna, kami ingin menegaskan bahwa saldo Rupiah dan aset kripto Anda tetap sepenuhnya aman dan tidak terpengaruh oleh investigasi atau insiden yang terjadi,” kata Indodax melalui postingan di media sosial X, @indodax yang dikutip Sabtu, 14 September 2024.
Tak hanya itu, perusahaan kripto asal Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki cadangan aset kripto senilai Rp11,529 triliun. Hal ini disampaikan untuk meyakinkan bahwa seluruh aset perusahaan dan nasabah tetap aman dari peretasan tersebut.
“Indodax memiliki cadangan aset kripto yang solid, termasuk 4.806,34 Bitcoin yang saat ini bernilai sekitar Rp4,288 triliun, serta 36.915,47 Ethereum yang bernilai sekitar Rp1,334 triliun berdasarkan harga pasar terkini,” jelas Indodax.
“Selain itu, Indodax juga memiliki aset kripto lainnya yang bernilai sekitar Rp5,907 triliun. Total cadangan aset kripto Indodax saat ini mencapai sekitar Rp11,529 triliun,” sambung Indodax.
Terkait investigasi dan penanganan setelah peretasan, Indodax mengungkapkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan ahli eksternal dalam Cyber Security Forensic Investigation untuk melakukan audit menyeluruh terhadap database, perangkat lunak, dan server perusahaan.
Indodax berkomitmen untuk menjaga transparansi selama proses investigasi dan penanganan peretasan. Mereka juga mengingatkan nasabah untuk waspada terhadap segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan perusahaan.
“Kami akan terus menjaga transparansi dan mengingatkan Anda untuk berhati-hati terhadap potensi penipuan yang menggunakan nama Indodax. Untuk informasi terbaru, pastikan Anda hanya mengakses channel resmi kami di Blog, Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, Telegram, dan TikTok,” pungkas Indodax. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.