Logo
>

Dolar AS Hanya Naik Tipis, Tertahan Ekspektasi Turunnya Suku Bunga

Dolar AS menguat di tengah pelemahan pound sterling dan sikap hati-hati euro serta yen, seiring pasar menimbang arah kebijakan Bank of England, The Fed, ECB, dan Bank of Japan.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dolar AS Hanya Naik Tipis, Tertahan Ekspektasi Turunnya Suku Bunga
Ilustrasi dolar AS. yen Jepang, dan pound sterling. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM – Pergerakan mata uang global pada perdagangan Kamis dinihari WIB, 18 Desember 2025, sangat bervariasi. Dolar AS naik, sementara pound sterling melemah, euro dan yen bergerak hati-hati jelang keputusan kebijakan moneter penting.

Pelemahan Pound Sterling disebabkan penurunan inflasi Inggris ke 3,2 persen pada November. Ini adalah inflasi terendah sejak Maret dan jauh di bawah ekspektasi pasar. Bajkan, data ini hampir mengunci ekspektasi bawah Bank of England akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan hari ini.

Daya tawar Sterling, yang turun 0,34 persen ke USD1,33749, semakin melemah ketika tingkat pengangguran berada di level tertinggi sejak awal 2021.

Goldman Sachs menilai, pasar terlalu memberikan reaksi lebih terdahap data inflasi yang mengecewakan. Padahal, menurut analis TS Lombard, meskipun data saat ini cukup kuat mendorong pemangkasan suku bunga, namun kondisi ekonomi belum menunjukkan siklus pelonggaran yang agresif hingga tahun depan.

Sementara itu, dolar AS mendapat dukungan relative dari sikap pasar yang masih tagu terhadap pemangkasan dalam waktu dekat. Dolar pun menguat 0,16 persen ke 98,37, meski bertahan dekat dengan level terendah sejak awal Oktober kemarin.

Perbedaan Pendapat di Tubuh The Fed

Sementara itu, perbedaan pandangan di internal Federal Reserbe membuat pasar cenderung berhati-hati. Pernyataan Presiden Fed Atlanda Raphael Bostic, soal tidak perlunya pemotongan suku bunga serta tidak ada penurunan lanjutan di 2026, berbanding terbalik dengan pernyataan Gubernur Fed Christopher Waller.

Analis UBS Vassili Serebriakov menjelaskan, pelemahan dolar pasca rilis data ketenagekerjaan AS tidak akan ertahan lama, karena pasar masih meragukan peluang pemangkasan suku bunga. Itulah mengapa dolar relative stabil meski secara tahunan sudah melemah sekitar 9,5 persen.

Terhadap yen Jepang, dolar AS ngegas. Naik 0,6 persen ke 155,625, pergerakan ini mencerminkan ketidakpastian besar menjelang putusan Bank of Japan. Pasar masih belum yakin seberapa agresifnya ara kebijakan di 2026.

Euro bergerak relative datar sejak sekitar USD1,174375. Sepertinya pasar masih berpikir seimbang antara ekspektasi ECB mempertahankan suku bunga dan kekhawatiran kondisi ekonomi Kawasan yang masih rapuh.

Lebih jauh, memburuknya sentimen pelaku usaha di Jerman pada Desember menahan potensi penguatan euro, Meski mata uang ini sempat menyentuh level tertinggi 12 pekan sehari sebelumnya, pasar menilai keputusan ECB tidak akan menjadi pemicu volatilitas besar.

Secara keseluruhan, data dan pergerakan harga menunjukkan bahwa dolar AS saat ini tidak sedang memasuki fase penguatan struktural, melainkan mendapatkan dukungan sementara dari perbedaan waktu dan arah kebijakan moneter global. 

Pelemahan sterling memperkuat dolar secara relatif, sementara ketidakpastian di Jepang dan kehati-hatian di Eropa menahan tekanan jual terhadap greenback. Selama pasar masih menunggu konfirmasi dari data inflasi AS dan keputusan bank sentral utama, pergerakan dolar kemungkinan tetap fluktuatif, dengan kekuatan relatifnya sangat bergantung pada mata uang pembanding dan perubahan ekspektasi kebijakan moneter dalam jangka pendek.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79