Logo
>

Dolar Kembali Melemah, Tertekan Data Ketenagakerjaan AS

Dolar AS melemah terhadap yen dan franc Swiss setelah data tenaga kerja JOLTS menunjukkan pelemahan pasar kerja, memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dolar Kembali Melemah, Tertekan Data Ketenagakerjaan AS
Ilustraasi - Menghitung dolar AS. Foto: Dok KabarBursa.

Poin Penting :

KABARBURSA.COM - Dolar Amerika Serikat kembali goyah pada perdagangan Rabu, 3 September 2025, setelah rilis data tenaga kerja terbaru memperlihatkan semakin lemahnya pasar ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam. 

Pelemahan ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve hampir pasti memangkas suku bunga acuan pada pertemuan bulan September, sehingga membuat greenback kehilangan daya tariknya terhadap sejumlah mata uang utama.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah lowongan kerja (JOLTS) pada Juli turun menjadi 7,181 juta, lebih rendah dari perkiraan 7,378 juta. Angka ini menambah deretan data yang menunjukkan melemahnya permintaan tenaga kerja, menyusul laporan nonfarm payrolls sebelumnya yang juga di bawah ekspektasi. 

Situasi ini dianggap konsisten dengan narasi perlambatan pasar tenaga kerja yang akan menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk mengubah haluan kebijakannya.

Pasar valuta asing merespons cepat data tersebut. Dolar AS, yang sempat menguat di awal sesi, berbalik melemah 0,2 persen terhadap yen ke level 148,09 dan turun 0,06 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,8042. 

Euro justru menguat tipis 0,14 persen menjadi USD1,1658, sementara poundsterling naik lebih signifikan 0,38 persen ke USD1,3442, didorong lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 30 tahun yang menyentuh level tertinggi sejak 1998. 

Indeks Dolar (DXY), yang mencerminkan kinerja dolar terhadap enam mata uang utama, ditutup melemah 0,24 persen ke 98,165.

Menurut Eugene Epstein dari Moneycorp, dinamika dovish semakin menguat sejak pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole yang memberi sinyal lebih lembut. Dengan data JOLTS kali ini, pandangan pasar makin solid bahwa siklus pelonggaran moneter akan segera dimulai. 

Probabilitas pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada September kini mencapai 95 persen, menurut swap market, menandakan ekspektasi pasar hampir bulat.

Investor Mulai Geser Aset

Pelemahan dolar juga tercermin di pasar obligasi. Yield US Treasury tenor 2 tahun turun 4,3 basis poin ke 3,615 persen, sementara tenor 10 tahun melemah 6 basis poin menjadi 4,217 persen. Penurunan imbal hasil ini mencerminkan pergeseran investor menuju aset obligasi seiring meningkatnya keyakinan pada langkah pelonggaran Fed.

Sementara itu, di Asia, pasar turut menyoroti perkembangan politik Jepang. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 30 tahun mencapai rekor tertinggi, memberi tekanan tambahan pada yen. 

Namun, kabar politik dalam negeri juga menambah kompleksitas, dengan pengunduran diri Sekjen Partai Demokrat Liberal Hiroshi Moriyama, sosok dekat Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang berpotensi mengguncang stabilitas politik Jepang ke depan.

Secara keseluruhan, pelemahan dolar AS kali ini merupakan refleksi dari kombinasi faktor domestik dan global. 

Dari sisi dalam negeri, data tenaga kerja yang semakin rapuh memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed tidak punya banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tinggi. Dari luar, pergerakan obligasi dan dinamika politik negara mitra dagang utama menambah tekanan terhadap greenback. 

Dengan perhatian investor kini beralih ke laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis Jumat, dolar AS masih berpotensi menghadapi tekanan lanjutan jika data kembali menunjukkan pelemahan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79