Logo
>

Dow Cs Menguat Lebih 0,5 Persen: Saham McDonald's Memimpin

Wall Street kembali bangkit usai tekanan sektor teknologi mereda, didorong kinerja korporasi yang solid, data tenaga kerja yang stabil, dan optimisme musim reli akhir tahun.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dow Cs Menguat Lebih 0,5 Persen: Saham McDonald's Memimpin
Ilustrasi aktivitas di bursa global AS. Foto: AI untuk KabarBursa.

KABARBURSA.COM - Wall Street kembali bergerak naik pada perdagangan Rabu waktu New York, atau Kamis pagi WIB, 6 November 2025. Kenaikan bursa global ini terjadi setelah sehari sebelumnya tertekan oleh kekhawatiran valuasi saham teknologi yang dinilai terlalu tinggi. 

Ketiga indeks utama, baik itu Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq, sama-sama berakhir di zona hijau. Dow naik 0,48 persen ke 47.311, S&P 500 menguat 0,37 persen ke 6.796, dan Nasdaq menanjak 0,65 persen ke 23.499. 

Penguatan paling besar datang dari saham-saham teknologi dan momentum stocks yang sempat terpuruk sehari sebelumnya. Namun, reli tersebut mulai kehilangan tenaga setelah CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon, memperingatkan bahwa harga aset sudah berada di level tinggi dan risiko penurunan pasar tetap terbuka.

Peringatan Dimon itu tidak berdiri sendiri. Selama beberapa bulan terakhir, reli besar yang digerakkan oleh saham teknologi dan kecerdasan buatan telah membawa pasar ke rekor baru. Tetapi hal itu juga menimbulkan kekhawatiran akan pembentukan gelembung valuasi. 

S&P 500 dan Nasdaq bahkan sempat mencatat penurunan harian terbesar sejak awal Oktober pada sehari sebelumnya. Namun kali ini, pelaku pasar justru memandang koreksi tersebut sebagai proses yang sehat, atau semacam jeda alami setelah reli yang terlalu cepat.

“Valuasi yang tinggi itu fakta, dan koreksi 10–15 persen bisa terjadi kapan saja,” ujar Oliver Pursche dari Wealthspire Advisors. 

Pursche menambahkan, sebagian besar investor justru beranggapan bahwa setiap penurunan akan bersifat sementara. Ini adalah sebuah mentalitas klasik buy the dip yang kini kembali mendominasi pasar.

Laporan Keuangan Lampaui Ekspektasi Pasar

Di luar isu valuasi, beberapa faktor fundamental turut menguatkan selera risiko investor. Musim laporan keuangan kuartal III terbukti lebih baik dari perkiraan. Dari 379 perusahaan S&P 500 yang sudah melaporkan kinerja, 83 persen di antaranya berhasil melampaui ekspektasi analis. 

LSEG mencatat, pertumbuhan laba agregat S&P 500 kini diproyeksikan mencapai 16,2 persen secara tahunan. Proyeksi ini dua kali lipat dari proyeksi awal kuartal yang hanya 8 persen. Artinya, di tengah ketidakpastian ekonomi dan tekanan biaya akibat tarif impor, korporasi Amerika masih mampu menjaga marjin dan pertumbuhan pendapatan.

Peter Tuz dari Chase Investment Counsel menilai, kombinasi antara hasil kinerja yang kuat, panduan ke depan yang positif, dan kecenderungan musiman yang biasanya mendukung reli di November hingga Desember memberi ruang bagi pasar untuk bertahan. 

“Saya tidak melihat katalis besar yang bisa membalikkan tren ini dalam waktu dekat,” ujarnya.

Laporan ADP Bikin Pasar Sedikit Bernapas Lega

Di sisi makro, data ekonomi terbaru memberi alasan tambahan bagi pasar untuk bernapas lega. Laporan ADP menunjukkan penambahan 42.000 pekerjaan baru pada Oktober. Angka ini sedikit di atas ekspektasi.

Sementara itu, sektor jasa masih menunjukkan ekspansi meskipun menghadapi biaya input tertinggi dalam tiga tahun. Kondisi ini memperlihatkan bahwa di tengah ekonomi yang melambat tanpa kehilangan daya beli secara signifikan, sering dianggap ideal bagi investor ekuitas.

Meski begitu, bayangan risiko belum sepenuhnya hilang. Kebuntuan anggaran di Kongres telah menyebabkan penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah AS. Penutupan ini memaksa investor dan The Fed bergantung pada data swasta untuk menilai kondisi ekonomi. 

Di ranah perdagangan internasional, Mahkamah Agung AS mulai mempertanyakan legalitas tarif era Donald Trump. Sementara China, mengumumkan pelonggaran terbatas atas bea impor. Ini menjadi tanda bahwa ketegangan dagang belum benar-benar berakhir.

McDonald's jadi Saham Terbaik, Naik 2,2 Persen

Di tingkat saham individual, dinamika pergerakan harga memperlihatkan bahwa rotasi sektoral masih berjalan. McDonald’s naik 2,2 persen setelah melampaui ekspektasi penjualan toko sejenis. Kenaikan ini didukung strategi menu hemat di tengah tekanan inflasi. 

Amgen melonjak 7,8 persen berkat laba yang lebih tinggi dari proyeksi, sedangkan Johnson Controls terbang 8,8 persen usai merilis prospek laba 2026 yang kuat. Sebaliknya, Super Micro Computer anjlok 11,3 persen setelah laporan hasil keuangannya mengecewakan. Sepertinya euforia sektor teknologi masih sangat sensitif terhadap realisasi kinerja.

Secara keseluruhan, volume perdagangan di bursa AS mencapai 19,17 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir. Rasio saham naik dan turun dan menunjukkan pasar yang cukup solid.

Dengan latar belakang ini, reli Wall Street kali ini tampak seperti upaya menguji kembali keyakinan investor terhadap pasar yang sudah mahal. Kinerja korporasi yang kuat menjadi bahan bakar, tetapi keraguan terhadap valuasi dan kebijakan fiskal masih menjadi rem potensial. 

Pasar tampaknya sedang mencoba menyeimbangkan dua narasi besar, yaitu optimisme terhadap fundamental ekonomi dan kewaspadaan terhadap risiko koreksi yang bisa datang sewaktu-waktu.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79