Logo
>

Dow Jones Cs Kompak Turun, Pasar Global Anjlok

Ditulis oleh Yunila Wati
Dow Jones Cs Kompak Turun, Pasar Global Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar global AS mengalami penurunan signifikan pada Kamis, 22 Agustus 2024, di tengah kekhawatiran investor yang mencermati data ekonomi terbaru dan menunggu kepastian dari Federal Reserve mengenai pemangkasan suku bunga yang diantisipasi.

    Indeks Dow Jones Industrial Average turun sebesar 0,43 persen menjadi 40.712, sementara S&P 500 mengalami penurunan 0,89 persen ke level 5.570. Nasdaq Composite mengalami penurunan terbesar, jatuh 1,67 persen menjadi 17.619. Dolar AS, yang sebelumnya melemah, kembali menguat di tengah ketidakpastian ini.

    Pada hari Rabu, 21 Agustus 2024, risalah pertemuan Federal Reserve menunjukkan bahwa mayoritas pejabat kebijakan sepakat bahwa jika data ekonomi sesuai dengan yang diharapkan, pemotongan suku bunga pada September adalah langkah yang tepat. Data terbaru pada Kamis menunjukkan peningkatan jumlah klaim pengangguran baru di AS, mencerminkan perlambatan pasar tenaga kerja yang bertahap.

    Data lain juga memperlihatkan penurunan aktivitas bisnis di AS bulan ini, memberikan bukti tambahan bahwa ekonomi AS sedang melambat dan tekanan inflasi mereda. Kondisi ini memberikan alasan bagi Federal Reserve untuk lebih fokus pada situasi ketenagakerjaan dan mempersiapkan pemotongan suku bunga.

    Steve Englander, seorang analis pasar, menyatakan bahwa risalah pertemuan Federal Reserve mengindikasikan mereka telah mencapai target inflasi dan menyaksikan peningkatan tingkat pengangguran. Ini berarti pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin mungkin akan segera dilakukan. Saham global, yang sebelumnya sempat rebound dari level terendah awal bulan ini, turun sekitar 0,6 persen.

    Saham Eropa naik 0,35 persen, didorong oleh sektor ritel dan kesehatan, setelah sesi perdagangan yang relatif tenang di Asia. Kenaikan ini diperkuat oleh data zona euro yang menunjukkan kekuatan tak terduga dalam aktivitas bisnis bulan ini.

    Di kawasan Asia-Pasifik, saham di luar Jepang yang tercermin dalam indeks MSCI, mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen. Sementara itu, harga minyak mentah AS dan Brent masing-masing naik sekitar 1,4 persen pada Kamis, 22 Agustus 2024, pulih dari penurunan sebelumnya yang disebabkan oleh kekhawatiran mengenai prospek permintaan global.

    Imbal hasil obligasi di zona euro juga meningkat setelah survei menunjukkan sektor jasa di kawasan tersebut berkinerja lebih baik dari yang diperkirakan, meskipun tekanan upah menurun.

    Dolar AS, yang sempat melemah, mengalami rebound sebelum pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan pada Jumat, 23 Agustus 2024. Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sekitar 0,4 persen. Suku bunga dan pasar valuta asing menunjukkan bahwa Federal Reserve memiliki lebih banyak ruang untuk memotong suku bunga dibandingkan dengan bank sentral lainnya.

    Pasar futures memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan depan, dengan kemungkinan pemotongan sebesar 50 basis poin. Mereka memproyeksikan penurunan suku bunga AS hingga sekitar 213 basis poin sampai akhir tahun 2025, menjadi sekitar 3,2 persen, dibandingkan dengan sekitar 157 basis poin untuk Eropa, yang akan mencapai sekitar 2,09 persen.

    Pound sterling, yang telah menunjukkan kekuatan dalam beberapa waktu terakhir, mencapai level tertinggi dalam 13 bulan terhadap dolar AS dan juga menguat terhadap euro setelah data bisnis Inggris menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada paruh kedua tahun 2024. Pound sterling terakhir tercatat stabil di 1,3086 dolar.

    Sementara itu, harga emas merosot lebih dari 1 persen, dipengaruhi oleh rebound dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS.

    S&P 500 Sempat Tersenyum

    Pada perdagangan kemarin, Indeks-indeks utama Wall Street dibuka menguat, utamanya setelah risalah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) Juli kemarin memperkuat harapan investor akan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. S&P 500 naik 0,42 persen menjadi 5.620,85, mendekati rekor tertingginya sepanjang masa dengan hanya tertinggal 1 persen.

    Nasdaq Composite juga menguat 0,57 persen menjadi 17.918,99, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,14 persen menjadi 40.890,49. Indeks Russell 2000, yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil, mencatatkan lonjakan lebih dari 1 persen, mengungguli indeks lainnya.

    Kenaikan ini terjadi setelah pejabat The Fed menyatakan bahwa penurunan biaya pinjaman pada pertemuan kebijakan September semakin mungkin terjadi, sesuai dengan risalah pertemuan Juli yang dirilis kemarin sore. Mayoritas peserta pertemuan tersebut menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan sesuai jika data ekonomi terus menunjukkan tren yang diharapkan.

    Pasar semakin optimis, dengan para pedagang memperkirakan 100 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan depan, meskipun masih ada ketidakpastian mengenai besaran pemangkasan tersebut.

    Kenaikan pada hari Rabu ini terjadi setelah reli S&P 500 dan Nasdaq Composite sempat terhenti sehari sebelumnya. Pada Agustus ini telah menjadi periode yang penuh volatilitas bagi pasar ekuitas, di mana laporan data pekerjaan yang lemah di AS dan kenaikan suku bunga dari Bank of Japan sempat memicu aksi jual global pada awal bulan.

    Namun, ekuitas berhasil bangkit kembali didorong oleh data penjualan ritel yang kuat dan laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, yang meredakan kekhawatiran akan resesi.

    Seluruh perhatian pasar kini tertuju pada Simposium Ekonomi Jackson Hole pada Jumat, 23 Agustus 2024, di mana Ketua The Fed Jerome Powell diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai keputusan suku bunga The Fed pada pertemuan September. Chris Zaccarelli, Kepala Investasi di Independence Advisor Alliance, mencatat bahwa pasar kini lebih fokus pada siklus pemangkasan suku bunga daripada kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79