Logo
>

DPR Desak KPPU Bereskan Kasus Predatory Pricing di Pasar Semen

Ditulis oleh Dian Finka
DPR Desak KPPU Bereskan Kasus Predatory Pricing di Pasar Semen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) membereskan kasus predatory pricing atau strategi harga sangat rendah untuk mematikan pesaing pada industri semen di Indonesia. Terutama langkah tegas terhadap produsen semen asal China di Tanah Air.

    Amin menilai bahwa strategi jual rugi tersebut dapat mengancam daya saing industri semen nasional dan berpotensi merugikan kesejahteraan karyawan, terutama para karyawan yang bekerja di perusahaan semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Semen Indonesia Tbk atau SIG (SMGR) dan PT Semen Padang.

    "Predatory pricing yang dilakukan oleh pelaku industri semen asing dengan harga jual yang lebih rendah dapat menghancurkan industri semen dalam negeri. Ini berpotensi merugikan perusahaan-perusahaan nasional dan berdampak pada ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya di sektor ini," ujar Amin kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 4 Januari 2025,

    Amin menekankan pentingnya KPPU memiliki dukungan anggaran yang memadai agar lembaga ini dapat menjalankan tugas pengawasan dan penegakan hukum dengan lebih efektif.

    "Kami mendorong agar KPPU diberikan anggaran yang cukup untuk dapat mengawasi dengan baik dan mengambil tindakan tegas terhadap praktik yang merugikan industri dalam negeri," kata Amin.

    Komisi VI DPR juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag)untuk meningkatkan transparansi dalam sistem pemantauan harga di seluruh rantai distribusi. Menurut Amin, dengan adanya sistem yang lebih transparan, maka akan lebih mudah untuk mengidentifikasi adanya manipulasi harga yang dapat merugikan konsumen dan pelaku usaha lainnya.

    "Pemantauan harga yang lebih transparan akan membantu pemerintah dalam mengidentifikasi adanya ketidakwajaran dalam harga yang beredar di pasar, terutama dalam sektor-sektor yang rawan terhadap manipulasi harga," tambahnya.

    Pada bulan Desember 2024, Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke PT Semen Indonesia (SIG) dan anak usahanya, PT Semen Padang, untuk mengevaluasi kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut.

    Hasil dari kunjungan kerja tersebut menunjukkan adanya penurunan pangsa pasar dan memburuknya kondisi keuangan BUMN semen akibat adanya persaingan ketat dari pabrik semen swasta yang menjual produknya dengan harga lebih rendah.

    "Kami menilai kondisi keuangan PT SIG dan PT Semen Padang saat ini cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, kami meminta agar evaluasi menyeluruh dilakukan dan strategi baru yang lebih efektif diterapkan untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang semakin ketat," tegas Amin.

    Jika melihat laporan keuangan yang diterbitkan oleh SIG, emiten berkode saham SMGR ini mencatatkan penurunan laba bersih signifikan pada kuartal ketiga 2024. Laba bersih perusahaan sebesar Rp719,7 miliar, anjlok 57,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,71 triliun. Penurunan ini menyebabkan laba bersih per saham SMGR turun menjadi Rp105,84 per lembar.

    Dari sisi pendapatan, SMGR membukukan total revenue sebesar Rp26,3 triliun hingga kuartal ketiga 2024, turun 5,1 persen dibandingkan Rp27,7 triliun pada periode yang sama di 2023. Penurunan ini turut berdampak pada laba kotor yang tercatat sebesar Rp6 triliun, turun 18,9 persen dibandingkan Rp7,4 triliun pada tahun lalu.

    Kinerja operasional juga mencatat tekanan. EBITDA SMGR sebesar Rp4,3 triliun, merosot 25,9 persen dibandingkan Rp5,8 triliun pada kuartal ketiga 2023. Margin EBITDA turun menjadi 16,3 persen dari 20,9 persen di tahun sebelumnya. Margin laba bersih pun menyusut menjadi hanya 2,7 persen.

    Amin menambahkan bahwa pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang dapat mendukung industri semen nasional agar bisa bersaing dengan sehat dan berkelanjutan. Menurutnya, perlindungan terhadap industri dalam negeri harus menjadi prioritas agar Indonesia tidak bergantung pada produk-produk impor yang dapat merugikan ekonomi nasional. Industri semen adalah salah satu sektor vital yang mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.

    "Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa industri ini tetap bisa berkembang dan bersaing dengan sehat, tanpa tergerus oleh praktik predatory pricing dari pemain asing," pungkas Amin.

    Inovasi Semen Hijau untuk Mendukung Proyek 3 Juta Rumah

    Meski langkah pengetatan regulasi tengah dipersiapkan untuk menanggulangi praktik predatory pricing di sektor semen, tantangan pembangunan infrastruktur perumahan yang ramah lingkungan tetap menjadi fokus besar lainnya.

    SIG) melihat peluang ini sebagai ruang untuk berinovasi dan menjawab kebutuhan pasar, terutama dalam mendukung proyek ambisius 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah.

    Semen Indonesia menghadirkan solusi inovatif untuk mendukung proyek pembangunan 3 juta rumah yang digagas Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP). Proyek ambisius ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tenggat waktu yang ketat selama satu tahun, keterbatasan anggaran, hingga rendahnya daya beli masyarakat.

    Sebagai respons atas tantangan tersebut, SIG—dengan kode saham SMGR—menawarkan produk turunan semen hijau berupa precise interlock brick. Direktur Utama SIG, Donny Arsal, menjelaskan perusahaan menyediakan material bangunan rendah emisi serta fasilitas pembiayaan rumah. Ia menegaskan SIG memiliki kapabilitas untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan rumah ramah lingkungan di Indonesia.

    “Kehadiran semen hijau SIG dan produk turunannya yaitu precise interlock brick, memberikan nilai tambah yang mampu menjadi solusi atas tantangan kepemilikan rumah saat ini,” kata Donny dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 14 Desember 2024.

    Donny menambahkan, precise interlock brick menjadi alternatif bagi pengembang properti yang mengutamakan pembangunan rumah dengan proses yang lebih cepat, biaya terjangkau, dan ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing serta keunggulan di pasar. “SIG siap berkolaborasi dengan pihak perbankan dan para pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan yang ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya akselerasi transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia,” katanya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.