Logo
>

Drama Pemotongan Suku Bunga The Fed Dimulai

Ditulis oleh Yunila Wati
Drama Pemotongan Suku Bunga The Fed Dimulai

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Drama pemotongan suku bunga The Fed dimulai. Dunia tengah menantikan keputusan penting dari Federal Reserve (The Fed) pada Rabu, 18 September 2024 waktu AS. Bank sentral Amerika Serikat ini diprediksi akan melakukan pemotongan suku bunga pertamanya dalam lebih dari empat tahun. Keputusan ini diambil di tengah meredanya inflasi dan mulai mendinginnya pasar tenaga kerja AS.

    Perdebatan Politik Memanas

    Rencana pemotongan suku bunga ini tak lepas dari sorotan tajam, terutama menjelang pemilihan umum AS yang akan digelar pada November mendatang. Pengamat menilai, keputusan The Fed kali ini sarat dengan nuansa politik.

    "Meskipun The Fed mencoba bersikap independen, kita berada dalam situasi yang sangat sensitif," ujar Alicia Modestino, seorang profesor ekonomi di Universitas Northeastern.

    Pertanyaan besar kini mengarah pada besaran pemotongan yang akan dilakukan. Apakah akan sebesar 25 basis poin (bps) atau 50 bps? Perdebatan sengit diprediksi akan terjadi di antara para pembuat kebijakan.

    Alasan di Balik Pemotongan

    Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga didorong oleh beberapa faktor, antara lain:

    • Inflasi Mereda: Tingkat inflasi di AS telah menunjukkan penurunan signifikan setelah mencapai puncaknya pada tahun lalu.
    • Pasar Tenaga Kerja Mendingin: Pertumbuhan lapangan kerja mulai melambat, dan tingkat pengangguran menunjukkan peningkatan.
    • Ekonomi Masih Tumbuh: Meski pertumbuhan ekonomi melambat, namun secara umum kondisi ekonomi AS masih tergolong baik.

    Dampak Potongan Suku Bunga

    Pemotongan suku bunga oleh The Fed memiliki implikasi yang luas, baik bagi ekonomi AS maupun bagi negara-negara lain. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

    • Stimulus Ekonomi: Pemotongan suku bunga diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi dengan menurunkan biaya pinjaman.
    • Pengaruh Terhadap Pasar Keuangan: Keputusan The Fed akan sangat memengaruhi pergerakan pasar saham, obligasi, dan mata uang.
    • Dampak Global: Pemotongan suku bunga di AS dapat memicu aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

    Prediksi Pasar

    Mayoritas analis memperkirakan The Fed akan melakukan pemotongan sebesar 25 bps. Namun, ada juga yang memperkirakan pemotongan yang lebih agresif sebesar 50 bps.

    "The Fed menyukai prediktabilitas," kata Modestino. "Pemotongan 25 bps sekarang, diikuti oleh pemotongan 25 bps lagi pada bulan November, menawarkan jalur yang agak lebih mulus bagi perekonomian."

    Para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan terus menurunkan suku bunga pada tahun 2025. Hal ini mengindikasikan bahwa bank sentral AS akan berupaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi sambil tetap mengendalikan inflasi.

    Peluang Emas Indonesia?

    Keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga menjadi sorotan utama di pasar keuangan global. Keputusan ini tidak hanya akan mempengaruhi ekonomi AS, tetapi juga akan berdampak pada perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

    Pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dapat memiliki berbagai dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pemotongan suku bunga di AS dapat menyebabkan penurunan imbal hasil dari aset-aset berbasis dolar, yang pada gilirannya dapat mendorong investor untuk mencari peluang di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. Aliran modal asing yang masuk bisa mendukung pasar saham Indonesia dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, ada risiko ketidakstabilan jika aliran modal ini tidak konsisten atau terlalu spekulatif.

    Jika investor internasional memindahkan dana mereka ke pasar Indonesia, nilai tukar rupiah kemungkinan akan menguat terhadap dolar AS. Penguatan ini dapat mengurangi biaya impor bagi Indonesia, yang bisa menurunkan tekanan inflasi dari harga barang impor. Namun, penguatan rupiah yang terlalu tajam juga bisa berdampak negatif pada daya saing ekspor Indonesia, karena barang-barang ekspor menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

    Pemotongan suku bunga AS dapat mempengaruhi biaya pinjaman di Indonesia. Bank-bank sentral dan lembaga keuangan mungkin menyesuaikan suku bunga mereka, mengikuti tren global. Jika suku bunga pinjaman di Indonesia turun, hal ini bisa merangsang investasi domestik, meningkatkan belanja konsumen, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor yang bergantung pada kredit, seperti properti dan infrastruktur, mungkin akan merasakan dampak positif yang signifikan.

    Pasar Saham Indonesia

    Suku bunga yang lebih rendah di AS sering kali menyebabkan peningkatan aliran investasi ke pasar saham global. Bursa saham Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari investasi asing yang masuk, mendorong kenaikan harga saham dan meningkatkan likuiditas pasar. Namun, volatilitas pasar juga bisa meningkat jika investor global bereaksi berlebihan terhadap perubahan kondisi ekonomi.

    Pemotongan suku bunga di AS juga bisa meningkatkan permintaan global, yang mungkin berdampak positif pada ekspor Indonesia. Peningkatan permintaan dari AS, sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia, bisa membantu mendorong pertumbuhan sektor ekspor. Namun, dampak ini juga bergantung pada seberapa besar pemulihan ekonomi AS dan seberapa cepat sektor perdagangan internasional dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.

    Dengan potensi aliran modal yang meningkat dan penguatan nilai tukar rupiah, Indonesia mungkin mengalami penurunan tekanan inflasi dari biaya impor. Namun, Bank Indonesia perlu memantau dampak dari perubahan ini dengan hati-hati dan memastikan bahwa kebijakan moneternya mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sambil menjaga stabilitas harga.

    Secara keseluruhan, pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia melalui aliran modal, penguatan rupiah, dan potensi penurunan biaya pinjaman domestik. Namun, Indonesia juga perlu waspada terhadap risiko-risiko yang terkait, seperti ketidakstabilan pasar dan dampak pada daya saing ekspor. Pemerintah dan Bank Indonesia harus secara aktif memantau perubahan ini dan mengelola kebijakan mereka untuk memanfaatkan peluang sembari mengatasi tantangan yang muncul.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79