KABARBURSA.COM – Harga minyak menguat pada Senin, 22 Desember 2025, setelah Coast Guard Amerika Serikat (AS) mencoba mencegat sebuah kapal tanker minyak di perairan internasional dekat Venezuela sehari sebelumnya.
Selain itu, Ukraina dilaporkan merusak dua kapal dan dermaga di Rusia, sehingga meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak global.
Sebagaimana dilansir Reuters, kontrak berjangka Brent naik USD1,47 atau 2,4 persen menjadi USD61,94 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate naik USD1,37 atau 2,4 persen menjadi USD57,89 per barel.
Coast Guard AS pada Minggu, 21 Desember 2025, mencoba mencegat sebuah kapal tanker minyak yang menurut pejabat AS merupakan bagian dari upaya Venezuela menghindari sanksi secara ilegal. Ini merupakan operasi ketiga dalam bulan ini.
Pengejaran tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengumumkan blokade terhadap kapal tanker minyak yang berada di bawah sanksi dan masuk atau keluar dari Venezuela.
Pelaku pasar kini melihat adanya risiko gangguan ekspor minyak Venezuela akibat embargo AS, setelah sebelumnya meremehkan potensi risiko tersebut, kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Minyak mentah Venezuela menyumbang sekitar 1 persen dari pasokan global, dengan sebagian besar diekspor ke China. Pemerintah China pada Senin menyatakan bahwa penyitaan kapal milik negara lain oleh AS merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Pernyataan ini muncul setelah AS pada Sabtu mencegat kapal tanker yang menuju China di lepas pantai Venezuela.
Harga minyak juga terdorong oleh laporan serangan drone Ukraina terhadap kapal-kapal Rusia di sebuah pelabuhan Laut Hitam, demikian disampaikan firma penasihat perdagangan minyak Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Serangan drone Ukraina merusak dua kapal, dua dermaga, serta memicu kebakaran di sebuah desa pesisir Laut Hitam di wilayah Krasnodar, Rusia, menurut otoritas setempat pada Senin. Kawasan Laut Hitam merupakan jalur penting bagi ekspor energi Rusia.
“Kami memperkirakan harga minyak akan bergerak konsolidatif sepanjang pekan ini seiring volume perdagangan yang menurun karena libur, serta berlanjutnya tarik-menarik antara fundamental minyak yang memburuk dan kebutuhan pasar untuk mempertahankan premi risiko geopolitik terkait Ukraina, Rusia, dan Venezuela,” tulis Ritterbusch and Associates.
Utusan khusus AS Steve Witkoff mengatakan pada Minggu bahwa pembicaraan antara pejabat Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina yang digelar di Florida selama tiga hari terakhir, bertujuan mengakhiri perang Rusia di Ukraina, difokuskan pada penyelarasan posisi.
Ia menyebut pertemuan tersebut, serta pembicaraan terpisah dengan perunding Rusia, berlangsung produktif.
Namun, penasihat kebijakan luar negeri utama Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa perubahan yang diajukan oleh pihak Eropa dan Ukraina terhadap proposal Amerika Serikat tidak meningkatkan prospek tercapainya perdamaian. (*)