KABARBURSA.COM - Dua langkah penting yang dilakukan Warren Buffett mampu membuat kas Berkshire Hathaway membumbung tinggi. Langkah tersebut adalah menjual saham dan menahan diri untuk tidak melakukan pembelian kembali saham.
Berkshire Hathaway, konglomerat yang dipimpin oleh investor legendaris Warren Buffett, melaporkan hasil keuangan kuartal ketiga 2024 yang menyoroti strategi konservatif Buffett di tengah lonjakan pasar saham.
Salah satu aspek paling menonjol dari laporan tersebut adalah tumpukan kas Berkshire yang mencapai rekor baru sebesar USD325,2 miliar, setara dengan Rp5.148 triliun, pada akhir September 2024. Ini menunjukkan kenaikan signifikan dari USD276,9 miliar (setara dengan sekitar Rp4.384 triliun) pada kuartal sebelumnya, seiring dengan penjualan besar-besaran saham-saham terbesarnya, termasuk Apple dan Bank of America.
Sikap Buffett yang cenderung konservatif tercermin dalam langkah penjualan yang signifikan selama kuartal ketiga. Berkshire melepas sekitar seperempat dari saham Apple-nya, sebuah langkah yang berlanjut selama empat kuartal berturut-turut.
Selain itu, sejak pertengahan Juli, Berkshire telah meraup lebih dari USD10 miliar dari penjualan saham lama di Bank of America. Secara keseluruhan, Berkshire melepas saham senilai USD36,1 miliar pada periode ini, mencerminkan strategi yang berhati-hati di tengah kekhawatiran Buffett mengenai pasar saham yang sedang menguat.
Langkah ini terjadi ketika pasar saham global mengalami reli yang didorong oleh ekspektasi bahwa inflasi akan turun dan ekonomi akan mampu menghindari resesi keras. Namun, kekhawatiran tetap ada mengenai suku bunga yang tetap tinggi. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun naik di atas 4 persen, menandakan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Tidak Ada Pembelian Kembali Saham
Meskipun Berkshire Hathaway memiliki cadangan kas yang besar, Buffett memilih untuk tidak melakukan pembelian kembali saham perusahaan pada kuartal ketiga. Padahal, pada kuartal kedua, perusahaan hanya membeli kembali saham senilai USD345 juta, jauh lebih rendah dari kuartal-kuartal sebelumnya yang mencapai USD2 miliar per kuartal.
Keputusan untuk tidak melakukan buyback mencerminkan pandangan Buffett bahwa harga saham Berkshire saat ini mungkin berada di atas nilai intrinsiknya, sehingga tidak layak untuk membeli kembali.
Dengan saham Kelas A Berkshire yang telah naik 25 persen sejak awal tahun, jauh di atas pengembalian S&P 500 yang mencapai 20,1 persen, Buffett tampaknya lebih memilih untuk menahan diri daripada berinvestasi kembali ke dalam perusahaan.
Perusahaan bahkan melampaui kapitalisasi pasar USD1 triliun pada kuartal ketiga, menunjukkan performa yang sangat kuat di pasar modal.
Selain peningkatan cadangan kas dan aksi jual saham besar-besaran, Berkshire melaporkan pendapatan operasional sebesar USD10,1 miliar pada kuartal ketiga. Meskipun ini merupakan angka yang solid, pendapatan tersebut turun sekitar 6 persen dari periode yang sama tahun lalu, terutama karena performa lemah dalam underwriting asuransi.
Bisnis asuransi Berkshire, yang merupakan salah satu pilar utama dari konglomerat ini, mengalami tekanan di tengah peningkatan klaim dan tantangan pasar asuransi global.
Meskipun begitu, pendapatan operasional Berkshire tetap berada di atas ekspektasi banyak analis, yang memperkirakan angka sedikit lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dalam bisnis asuransi, bisnis-bisnis lain yang dimiliki Berkshire seperti utilitas, energi, dan manufaktur tetap berkontribusi positif.
Kekhawatiran Terhadap Defisit Fiskal dan Pajak
Keputusan Buffett untuk menjual saham dan tidak melakukan pembelian kembali saham mungkin juga dipengaruhi oleh kekhawatiran yang lebih luas tentang kondisi ekonomi AS dan global. Sejumlah investor terkenal, termasuk Paul Tudor Jones, telah memperingatkan tentang defisit fiskal AS yang semakin membesar.
Buffett tampaknya berbagi kekhawatiran ini, dengan pandangan bahwa tarif pajak atas keuntungan modal (capital gains) mungkin akan naik di masa depan untuk menutupi defisit ini.
Buffett telah memberi sinyal bahwa ini adalah salah satu alasan di balik keputusannya untuk mengurangi eksposur saham. Jika tarif pajak naik, keuntungan yang diperoleh dari investasi saham akan terkena pajak yang lebih tinggi, yang bisa mempengaruhi nilai bersih dari portofolio saham Berkshire.
Laporan kuartal ketiga 2024 Berkshire Hathaway menunjukkan strategi investasi yang sangat berhati-hati dari Warren Buffett. Dengan tumpukan kas yang mencapai rekor tertinggi USD325,2 miliar dan aksi penjualan saham besar-besaran, Buffett tampaknya bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan pajak dan volatilitas ekonomi.
Sementara itu, keputusan untuk tidak melakukan pembelian kembali saham mengindikasikan bahwa Buffett melihat harga saham Berkshire saat ini berada di atas nilai wajar.
Meskipun pendapatan operasional sedikit menurun karena tantangan di sektor asuransi, performa keseluruhan perusahaan tetap kuat, dengan kapitalisasi pasar yang melampaui USD1 triliun dan pengembalian saham yang mengungguli pasar secara umum.
Ke depan, perhatian akan tertuju pada apakah Buffett akan terus mempertahankan sikap konservatifnya atau mulai memanfaatkan cadangan kas yang besar untuk peluang investasi baru.(*)