KABARBURSA.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus berusaha memperkuat sektor riil melalui penyaluran pembiayaan produktif untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Langkah penyaluran pembiayaan untuk UMKM ini menjadi bagian dari strategi BNI dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Menurut laporan perusahaan hingga September 2025, BNI mencatat pertumbuhan kredit segmen menengah sebesar 14,3 persen secara tahunan (YoY), sementara kredit UMKM non-KUR naik 13,9 persen (YoY) menjadi Rp46,3 triliun.
Kinerja positif BNI ini menjadi bukti konsistensi perusahaan berkode saham BBNI tersebut dalam memperluas akses pembiayaan produktif di berbagai sektor prioritas.
Direktur Commercial Banking BNI, Muhammad Iqbal menyatakan, BNI terus aktif berperan sebagai bank milik negara yang turut memperkuat fondasi ekonomi nasional lewat dukungan konkret kepada pelaku UMKM.
“BNI terus memperkuat peran sebagai bank milik negara yang aktif mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyaluran kredit produktif kepada UMKM, baik melalui program internal maupun dukungan terhadap program pemerintah,” ujar Iqbal dalam keterangan tertulis, Kamis 6 November 2025.
Iqbal lalu menilai, potensi pertumbuhan kredit UMKM masih sangat besar. Karena itu, BNI mengarahkan pembiayaan ke sektor industri padat karya, pembiayaan perumahan, serta berbagai program pemerintah, seperti Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Langkah tersebut menjadi bentuk nyata dukungan BNI terhadap pemerataan ekonomi hingga ke tingkat desa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dorong UMKM ke Pasar Global
Lebih lanjut, BNI juga berkomitmen membantu UMKM naik kelas ke level global melalui program BNI Xpora dan Diaspora Loan.
Kedua program ini difokuskan pada pelaku usaha berorientasi ekspor, dengan tujuan memperluas pasar serta memperkuat daya saing produk Indonesia di luar negeri.
Untuk memastikan pembiayaan tepat sasaran, BNI telah menerapkan robust credit scoring tools sejak 2024. Implementasi ini dinilai mampu menilai kelayakan kredit secara lebih akurat dan berkelanjutan.
Selain itu, implementasi Tactical Account Planning (TAP) juga dilakukan BNI guna mengoptimalkan profitabilitas nasabah, baik dari sisi pembiayaan (lending) maupun non-pembiayaan (non-lending).
Sinergi Layanan dan Transformasi Digital
BNI terus memperkuat sinergi antara Commercial Banking, Corporate Banking, dan Institutional Banking untuk menangkap peluang pembiayaan dari rantai pasok ekosistem bisnis nasabah korporasi.
Selain itu, transformasi capability-enhanced outlets juga dijalankan agar menjadi pusat layanan terpadu yang mampu memberikan solusi keuangan komprehensif bagi pelaku usaha di seluruh Indonesia.
“Kami akan terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan UMKM yang tangguh dengan kebijakan pembiayaan adaptif serta dukungan terhadap regulasi pemerintah,” tambah Iqbal.
BNI Berkolaborasi dengan Badan Bank Tanah demi Mempercepat pembangunan dan Investasi nasional.
Beberapa waktu lalu, Bank BNI dan Badan Bank Tanah sepakat bekerja sama untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan produktif milik negara. Tujuannya agar lahan dapat dipergunakan guna memberi nilai tambah ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
Kolaborasi BNI dan Badan Bank Tanah diwujudkan melalui Landbank Strategic Partnership Forum yang digelar di Grha BNI, Jakarta, Kamis 23 Oktober 2025.
Forum ini mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan investor untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Acara diikuti oleh 54 rekanan Badan Bank Tanah serta 32 developer mitra BNI dari lima asosiasi pengembang besar, yakni REI, APERSI, APERNAS, HIMPERA, dan Pengembang Indonesia (PI).
Hadir pula Plt. Kepala Badan Bank Tanah, Hakiki Sudrajat; Direktur Institutional Banking BNI, Eko Setyo Nugroho; serta SEVP Network & Sales BNI, Sri Indira beserta jajaran.
Plt. Kepala Badan Bank Tanah, Hakiki Sudrajat, menegaskan bahwa tanah memiliki nilai strategis sebagai motor pembangunan nasional.
“Kami ingin memastikan bahwa tanah bukan sekadar aset, tetapi fondasi kesejahteraan bangsa. Melalui kemitraan strategis seperti ini, setiap jengkal tanah yang dikelola negara diharapkan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya lewat keterangan resmi, Kamis 23 Oktober 2025.
Menurut Hakiki, Badan Bank Tanah berkomitmen tidak hanya sebagai pengelola aset negara, tetapi juga sebagai penggerak investasi nasional yang mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Institutional Banking BNI, Eko Setyo Nugroho, menegaskan dukungan penuh BNI terhadap penyelenggaraan forum ini. Menurutnya, kolaborasi dengan Badan Bank Tanah menjadi bentuk nyata sinergi antara lembaga keuangan dan lembaga pengelola aset negara.
“Mandat Badan Bank Tanah sejalan dengan visi BNI sebagai bank BUMN yang selalu hadir memajukan ekonomi nasional. Melalui forum ini, kami mengundang para investor dan pengembang untuk berkolaborasi mewujudkan proyek strategis di atas aset tanah yang terjamin dan terkelola baik,” jelas Eko.
BNI, kata Eko, siap mendukung dengan berbagai solusi finansial, mulai dari pendanaan proyek, pembiayaan sindikasi, hingga layanan cash management dan transaction banking terintegrasi.
“Kami ingin menjadi bagian dari ekosistem pembangunan nasional yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan dampak sosial nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Sinergi ini juga memperkuat dukungan BNI terhadap program perumahan nasional bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan lahan legal dan terkelola baik, penyediaan hunian layak bisa dipercepat untuk pemerataan pembangunan di berbagai daerah.
Sebagai upaya tindak lanjut, forum tersebut menghasilkan sejumlah kerja sama strategis antara Badan Bank Tanah, pemerintah daerah, dan BNI.
Salah satunya adalah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Badan Bank Tanah dan Pemerintah Desa Kutuh, Bali, untuk pemanfaatan lahan seluas 5.000 meter persegi yang akan dikembangkan sebagai kawasan penunjang pariwisata berkelanjutan.
Selain itu, juga dilakukan Nota Kesepahaman (MoU) antara Badan Bank Tanah dan Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk pengembangan ekosistem industri kelapa berkelanjutan melalui optimalisasi lahan negara.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tonja, menyebut kolaborasi ini sebagai solusi terpadu yang mampu mempercepat investasi daerah.
“Ini merupakan one stop solution. Badan Bank Tanah menyediakan lahan, pemerintah daerah memfasilitasi perizinan, dan BNI siap mendukung pembiayaan. Dengan kolaborasi seperti ini, lahan tidur bisa dioptimalkan untuk pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Sherly.
Sinergi lintas sektor ini diharapkan membuka akses pembiayaan investasi yang lebih luas, mempercepat pemanfaatan aset strategis negara, serta memperkuat fondasi pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.
Melalui forum ini, BNI menunjukkan peran aktifnya tidak hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi juga mitra strategis pembangunan nasional. Dengan memanfaatkan jaringan dan kapasitas finansialnya, BNI berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat transformasi ekonomi berbasis aset produktif dan berdaya saing.
Kolaborasi dengan Badan Bank Tanah ini menjadi bagian dari strategi BNI untuk menghadirkan solusi pembangunan berkelanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat, sejalan dengan semangat BUMN untuk Indonesia Maju. (info-bks/*)