Logo
>

Ekonomi Indonesia Tangguh, Sri Mulyani Tegaskan Stabilitas Keuangan

Sri Mulyani menegaskan bahwa meskipun tekanan eksternal tinggi, stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga berkat kebijakan fiskal dan moneter yang solid.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ekonomi Indonesia Tangguh, Sri Mulyani Tegaskan Stabilitas Keuangan
Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta jajaran wakil menteri keuangan dan pejabat tinggi Kementerian Keuangan dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025. (Foto: Dok. KabarBursa)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di tengah bayang-bayang perlambatan global dan dinamika geopolitik yang tak kunjung reda, pemerintah menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih menunjukkan ketahanan. 

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan nasional pada triwulan kedua 2025 tetap solid, meskipun tekanan eksternal semakin meningkat.

    “Dari hasil pertemuan berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang ketiga tahun 2025, stabilitas sistem keuangan triwulan II tahun 2025 tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

    Ia memaparkan bahwa kondisi global saat ini tengah diuji oleh dua faktor besar yang saling memperburuk situasi: kebijakan perdagangan balasan dari Amerika Serikat dan konflik di kawasan Timur Tengah. 

    Kedua hal tersebut telah memberikan tekanan terhadap arah pemulihan ekonomi global, termasuk pada kekuatan-kekuatan besar seperti Amerika, Uni Eropa, Jepang, bahkan China.

    Khusus untuk China, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut mengalami perlambatan pada kuartal kedua 2025, turun ke 5,2 persen (yoy) dibandingkan 5,4 persen pada kuartal sebelumnya. 

    Salah satu pemicu utama penurunan ini adalah berkurangnya ekspor China ke pasar Amerika Serikat.

    Kondisi ketidakpastian tersebut turut mendorong pelaku pasar mengalihkan modal ke aset yang dianggap lebih aman. Perpindahan dana mengalir ke pasar keuangan di Eropa dan Jepang, serta komoditas seperti emas. 

    Di sisi lain, pelemahan dolar AS terhadap berbagai mata uang global juga turut memperlihatkan perubahan arah sentimen investor internasional.

    Akibat tekanan global yang meluas ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia juga mengalami koreksi. Bank Dunia memangkas perkiraannya dari 3,2 persen menjadi 2,9 persen. Sementara itu, OECD juga menurunkan prediksinya dari 3,1 persen ke 2,9 persen, mencerminkan kehati-hatian terhadap arah ekonomi global.

    Meski demikian, kondisi dalam negeri tetap memberikan harapan. KSSK melihat konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat masih menunjukkan sinyal positif, yang turut menopang momentum pertumbuhan. 

    Dukungan fiskal dari APBN juga berperan penting dalam menjaga aktivitas usaha agar tetap berjalan, terutama melalui fungsi countercyclical yang mampu mengimbangi tekanan dari luar.

    Pemerintah juga memperkuat daya tahan kelompok rentan melalui berbagai skema bantuan sosial dan subsidi untuk sektor-sektor strategis yang terdampak. Seluruh kebijakan ini dirancang untuk menjaga kesinambungan pertumbuhan di tengah ketidakpastian eksternal

    “Kami dari KSSK akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi agar kebijakan antarlembaga dapat terus memastikan terjaganya stabilitas sistem keuangan, namun juga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkas Sri Mulyani. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.