Logo
>

Ekonomi Naik 5,12 Persen, Surplus Dagang RI Terus Berlanjut

Ekonomi RI tumbuh 5,12% di Q2 2025, tertinggi kedua di Asia. Neraca dagang semester I surplus USD19,48 M didorong ekspor nonmigas dan sektor industri.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Ekonomi Naik 5,12 Persen, Surplus Dagang RI Terus Berlanjut
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Foto: doc KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II (Q2) 2025 tumbuh sebesar 5,12 persen secara year on year (yoy). 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merasa bersyukur dengan catatan tersebut. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II hanya kalah dari China yang mencatatkan 5,2 persen. 

"Beberapa negara di bawah kita mulai Malaysia, Singapura, kemudian berbagai negara lain, termasuk Amerika yang 2 persen, kemudian Korea juga relatif rendah, sehingga di antara negara G20 dan ASEAN, kita salah satu yang tertinggi,” ungkap Airlangga dalam keterangannya, Rabu, 6 Agustus 2025.

Airlangga menyampaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 didukung oleh kinerja positif di seluruh lapangan usaha. Tiga sektor utama dengan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yakni sektor Industri Pengolahan dengan share 18,67 persen dan pertumbuhan 5,68 persen.

Disusul oleh sektor pertanian dengan share 13,83 persen dan tumbuh 1,65 persen, serta sektor perdagangan besar dan eceran yang berkontribusi 13,02 persen dan mencatatkan pertumbuhan 5,37 persen. 

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh komponen Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Konsumsi Rumah Tangga yang memiliki share 54,25 persen mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,97 persen dan sekaligus mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap terjaga. 

Sementara itu, PMTB yang mencerminkan aktivitas investasi, mencatat pertumbuhan 6,99 persen dengan share 27,83 persen. Pertumbuhan PMTB sendiri didorong oleh peningkatan permintaan barang modal untuk mendukung ekspansi produksi.

“Dari sisi sektor eksternal Indonesia, relatif Indonesia masih menjaga ketahanan, di mana kalau kita lihat cadangan devisa masih USD152,6 miliar. Kemudian, neraca pembayaran juga masih relatif baik, selama 62 bulan terjaga surplus. Dan rasio utang kita juga masih relatif terjaga di 30 persen," imbuh Airlangga.

Neraca Perdagangan RI Semester I 2025 Surplus USD19,48 Miliar

Di sisi lain, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan jika neraca perdagangan Indonesia selama semester I 2025 mencatat surplus kumulatif sebesar USD19,48 miliar, meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD15,58 miliar. 

Surplus semester I 2025 terutama didorong oleh meningkatnya surplus nonmigas menjadi USD28,31 miliar dari semester I 2024 yang senilai USD 25,69 miliar. Surplus nonmigas di paruh pertama tahun ini sebagian besar disumbang oleh perdagangan dengan beberapa negara mitra utama. 

Surplus tertinggi dicatatkan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar USD9,92 miliar, disusul India USD6,64 miliar dan Filipina USD 4,36 miliar.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengatakan surplus periode ini menjadi bukti nyata ketahanan dan daya saing ekspor nasional di tengah dinamika ekonomi global yang masih menghadapi berbagai tantangan.

"Khusus perdagangan periode Juni 2025, Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 4,10 miliar. Capaian ini menandai keberlanjutan tren surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Budi dalam keterangannya, Senin, 4 Agustus 2025.

Dari kinerja ekspor di semester I 2025, Budi menyampaikan secara kumulatif, total ekspor Indonesia pada periode ini adalah USD135,41 miliar atau tumbuh 7,70 persen dibanding semester I 2024. 

Pertumbuhan ekspor ini melampaui target pertumbuhan ekspor nasional untuk 2025 yang sebesar 7,10 persen. Peningkatan ekspor tersebut turut ditopang pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 8,96 persen menjadi USD 128,39 miliar (CtC).

Sektor industri pengolahan mendominasi ekspor nonmigas dengan kontribusi 83,81 persen, disusul pertambangan dan lainnya (13,55 persen) dan pertanian (2,64 persen). Secara kumulatif, ekspor pertanian naik sebesar 49,77 persen melalui dorongan komoditas kopi, kelapa, dan manggis.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Hutama Prayoga

Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.