Logo
>

Ekonomi RI Solid saat Global Melambat: Kerja Sama Korsel Diperkuat

Ditulis oleh Dian Finka
Ekonomi RI Solid saat Global Melambat: Kerja Sama Korsel Diperkuat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - World Bank melalui laporan yang diterbitkan secara berkala, Global Economic Prospects, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2024 melambat menjadi 2,4 persen dengan rincian 1,2 persen untuk negara maju dan 3,9 persen negara berkembang.

    Di tengah berbagai tantangan global, ketidakpastian, dan ketegangan geopolitik, ekonomi Indonesia tetap mencatatkan pertumbuhan yang positif. Pada kuartal I 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,11 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan tetap solid, berada dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.

    Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga, merespons situasi itu, menyatakan pemerintah akan memperdalam kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan serta memperkuat hubungan diplomatik mereka.

    "Perjanjian-perjanjian yang mencakup sektor-sektor utama seperti pertanian, industri, tekstil, elektronik, dan jasa, telah meningkatkan peluang perdagangan dan investasi secara signifikan. Ini membuka jalan bagi bisnis dan industri di kedua negara untuk berkembang dengan menghapus tarif dan mengurangi hambatan perdagangan. Tidak hanya memperdalam kolaborasi ekonomi Indonesia dan Korsel, tapi juga memperkuat hubungan diplomatik," kata Jerry.

    Adapun Perjanjian dagang tersebut mencakup Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK CEPA), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP).

    Jerry juga mengimbau Korea Selatan untuk terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama untuk perdagangan dan investasi. 

    Dalam hal ini, para pelaku usaha dari kedua negara diharapkan dapat berdiskusi dan menjalin koneksi yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran Indonesia serta Korea.

    "Saya memahami, sebagian besar pembuat keputusan cenderung menunggu arah kebijakan pemerintahan baru Indonesia. Di sisi lain, kerja sama Indonesia dan Korea diharapkan dapat terus berjalan. Forum ekonomi seperti ini dapat kita manfaatkan untuk berdiskusi, bertukar ide, membangun koneksi, dan membuka jalan bagi kolaborasi dan kemakmuran kedua negara," jelas Jerry

    Perlu diketahui pada Juli 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD0,47 miliar. Ini melanjutkan tren surplus neraca perdagangan yang telah berlangsung selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

    Meskipun surplus ini lebih kecil dibandingkan dengan surplus pada Juni 2024 yang mencapai USD2,39 miliar, angka ini tetap menunjukkan stabilitas dan kondisi positif perekonomian Indonesia. Optimisme perlu terus dipertahankan bahwa perdagangan Indonesia akan terus berkembang dan perekonomian nasional akan terus membaik.

    Perdagangan Indonesia-Korsel

    Korea Selatan merupakan mitra dagang ke-5 dalam tujuan ekspor dan asal impor ke-8 bagi Indonesia. Berdasarkan data yang diolah oleh Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan selama lima tahun terakhir (2019-2023) meningkat sebesar 12,6 persen. Pada 2023, neraca perdagangan kedua negara mencatat surplus sebesar USD734 juta untuk Indonesia.

    Pada tahun 2023, komoditas utama ekspor Indonesia ke Korea Selatan meliputi batu bara (selain antrasit dan bitumen), gas petroleum, bijih tembaga, monitor dan proyektor, serta asam lemak. 

    Sedangkan komoditas utama impor Indonesia dari Korea Selatan terdiri dari batu bara yang tidak diaglomerasi, gas minyak bumi dan gas hidrokarbon lainnya, serta bijih tembaga dan konsentratnya. 

    Selain itu, impor juga mencakup peralatan penerima elektronik, minyak sawit dan fraksinya, amonia, batu bara bitumen, minyak bumi dan minyak dari mineral mengandung bitumen, serta kayu lapis dan asam lemak monokarboksilat industri.

    Dalam hal investasi, Korea Selatan merupakan sumber investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke-7 bagi Indonesia. Pada tahun 2023, Korea Selatan berinvestasi sebesar USD2,5 miliar di Indonesia, meningkat 10,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dalam 5.895 proyek, yang menunjukkan kenaikan 102,7 persen dari tahun lalu. 

    Sektor investasi Korea Selatan di Indonesia mencakup industri mesin dan elektronik, sektor listrik, gas, dan air, serta industri barang dari kulit dan alas kaki.

    Penggunaan Rupiah dan Won

    Bank Indonesia, Bank of Korea, dan Kementerian Keuangan Korea Selatan telah mencapai kesepakatan mengenai kerangka kerja sama Local Currency Transaction (LCT) untuk mendorong penggunaan mata uang lokal, yaitu rupiah dan won, dalam transaksi perdagangan antara kedua negara. Kesepakatan ini diumumkan pada hari Jumat, 30 Agustus 2024.

    Langkah ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman yang ditandatangani pada Mei 2023 dan kerangka operasional yang disepakati pada Juni 2024.

    Kerangka LCT antara Indonesia dan Korea Selatan akan mulai diterapkan secara efektif pada 30 September 2024.

    Implementasi kerangka LCT ini menandai pencapaian penting dalam kerja sama keuangan bilateral kedua negara. Kerangka LCT akan memperkuat hubungan antar bank yang ditunjuk sebagai Cross Currency Dealer dalam memfasilitasi transaksi antara negara menggunakan mata uang lokal.

    Kerja sama ini juga akan mendorong kuotasi nilai tukar secara langsung antara rupiah dan won Korea, serta melonggarkan ketentuan yang diperlukan untuk memaksimalkan penggunaan LCT.

    Ke depan, penerapan kerangka LCT diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan bilateral, mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar, dan meningkatkan efisiensi transaksi.

    Bank Indonesia dan Bank of Korea juga telah menunjuk beberapa bank sebagai Cross Currency Dealer di Indonesia dan Korea Selatan untuk mendukung operasionalisasi kerangka LCT Rupiah-Won. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.