KABARBURSA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 5,04 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2025. Pertumbuhan ini menandakan stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah ketidakpastian global, meski struktur pertumbuhan masih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga.
Plt Kepala BPS Imam Machdi menyebutkan, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor utama dengan kontribusi mencapai 54,16 persen. Sementara ekspor tumbuh 1,34 persen dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) naik 4,29 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2025 mencapai 5,04 persen (y-on-y). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan investasi,” ujar Imam Machdi dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis, 6 November 2025.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim, capaian pertumbuhan 5,04 persen mencerminkan daya tahan ekonomi nasional yang tetap terjaga.
“Capaian pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global,” kata Airlangga.
Airlangga juga menyoroti kontribusi konsumsi rumah tangga dan investasi yang tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan. Menurutnya, pemerintah akan terus menjaga momentum tersebut melalui kebijakan yang mendorong daya beli masyarakat dan stabilitas harga.
Masih Ditopang Konsumsi Rumah Tangga
Berdasarkan data BPS, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama ekonomi, terutama dari kelompok makanan dan minuman, transportasi, serta komunikasi.
Namun, peningkatan pendapatan riil masyarakat belum menunjukkan percepatan yang sepadan dengan pertumbuhan ekonomi secara agregat.
Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan tumbuh 4,21 persen, perdagangan besar dan eceran naik 5,12 persen, serta konstruksi tumbuh 5,04 persen. Sektor-sektor ini menjadi pilar utama yang menopang pertumbuhan nasional.
Secara spasial, Pulau Jawa tetap mendominasi dengan kontribusi 57,32 persen terhadap total PDB nasional dan mencatat pertumbuhan 5,09 persen.
Meskipun angka pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas 5 persen, BPS menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat di tengah potensi tekanan inflasi.
“Perlu diantisipasi potensi tekanan inflasi ke depan agar tidak mengurangi kemampuan konsumsi rumah tangga,” ujar Imam.
Dengan demikian, capaian pertumbuhan 5,04 persen menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat dari sisi makro, tetapi masih menyisakan tantangan pada peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat.(*)