KABARBURSA.COM - Harga emas dunia kembali menguat pada Jumat waktu setempat, 12 September 2025, menutup pekan ini nyaris di puncak rekor sepanjang masa.
Spot gold naik 0,4 persen menjadi USD3.648,55 per ons pada sore perdagangan AS, hanya berjarak tipis dari rekor USD3.673,95 yang tercapai pada Selasa lalu. Sepanjang pekan, logam mulia ini sudah menambah 1,7 persen dan mencatat reli empat minggu beruntun, didukung kombinasi pelemahan pasar tenaga kerja AS serta ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Sentimen utama yang menopang kenaikan emas datang dari data ekonomi AS yang melemah. Klaim pengangguran melonjak, laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls melambat, bahkan revisi data setahun terakhir menghapus lebih dari 900 ribu lapangan kerja dari catatan. Semua itu memperkuat pandangan bahwa momentum ekonomi sedang kehilangan tenaga.
Di sisi lain, inflasi konsumen justru melonjak paling tajam dalam tujuh bulan terakhir. Namun pasar tampaknya lebih fokus pada pelemahan tenaga kerja dibandingkan inflasi yang masih lengket, sehingga peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed kian besar.
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember pun ditutup lebih tinggi di USD3.686,40 per ons. Pelaku pasar menilai harga emas akan terus diuntungkan karena penurunan suku bunga membuat logam mulia lebih menarik dibandingkan aset berbunga.
UBS bahkan memproyeksikan harga emas bisa menembus USD3.900 per ons pada pertengahan tahun depan, seiring dengan aliran masuk yang kuat ke instrumen ETF berbasis emas.
Dukungan tambahan datang dari faktor geopolitik dan kebijakan. Presiden Donald Trump secara terbuka mendesak penurunan suku bunga dan bahkan dilaporkan berusaha menekan The Fed, menambah dimensi politik dalam kebijakan moneter.
Sementara itu, Tiongkok melalui bank sentralnya mengajukan rencana pelonggaran aturan ekspor-impor emas, langkah yang bisa meningkatkan likuiditas perdagangan emas global.
Tidak hanya emas, logam mulia lain juga mencatat reli. Perak melesat 1,7 persen ke USD42,26 per ons, menembus level tertinggi dalam 14 tahun. Platinum naik 1,2 persen menjadi USD1.395,05, sementara paladium menguat 1,3 persen ke USD1.202,93.
Semua logam utama ini menutup pekan dengan catatan positif, menegaskan tren kuat bahwa investor beralih ke aset safe haven di tengah ketidakpastian.
Dengan kenaikan hampir 40 persen sepanjang tahun ini, emas memperlihatkan bahwa daya tariknya sebagai lindung nilai terhadap inflasi, gejolak ekonomi, dan suku bunga rendah tetap solid.
Pasar kini sepenuhnya menunggu keputusan The Fed pada 17 September mendatang, yang dipandang sebagai titik krusial dalam menentukan arah tren emas berikutnya.(*)