KABARBURSA.COM – PT Pertamina (Persero) terus mendampingi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaannya untuk Go Global.
Terbaru, Pertamina mampu mendorong produk kerajinan keranjang serat alam dari PT Agrominafiber Java Indonesia resmi menembus pasar Amerika Serikat (AS) melalui ekspor perdana ke New York.
Seremoni pelepasan ekspor yang secara simbolis dengan melepas satu kontainer, digelar di Kebumen, Jawa Tengah, Selasa 16 September 2025.
Namun dalam ekspor produk UMKM tersebut, total ekspor yang dibukuka. mencapai hampir 10 ribu keranjang dengan nilai transaksi sekitar USD57.200 atau setara Rp957 juta.
Langkah ini menjadi bagian dari program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Pertamina, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus mendukung target Asta Cita Pemerintah dalam memperkuat ekosistem kewirausahaan nasional.
VP CSR & SMEPP Management Pertamina, Rudi Ariffianto mengatakan, capaian ini menjadi bukti nyata hasil pendampingan intensif perusahaan terhadap UMKM.
“Pertamina berkomitmen untuk terus mendukung UMKM naik kelas melalui pelatihan, pameran, business matching, hingga fasilitasi akses pembiayaan. Ekspor perdana UMKM Kebumen ke Amerika ini adalah bukti bahwa promosi dan pendampingan yang berkelanjutan mampu meningkatkan kepercayaan buyer internasional,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu 17 September 2025.
Lebih lanjut, produk keranjang serat alam asal Kebumen tersebut akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang menuju Pelabuhan Long Beach, AS, sebelum dipasarkan di 1.700 Ross Department Store di New York.
Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani yang hadir dalam acara berharap, ekspor ini menjadi pemantik semangat bagi para pelaku usaha kecil di daerah. “Pemberdayaan kelompok UMKM perajin serat alami diharapkan bisa mendorong kemajuan usaha kecil sekaligus menggerakkan perekonomian Kebumen,” sebutnya.
Dari Perikanan ke Social Entrepreneur
Sedikit mundur ke belakang, perjalanan Agrominafiber cukup unik. Berdiri tahun 2020 dengan nama Agromina di sektor perikanan, bisnis ini kemudian bertransformasi setelah melihat adanya potensi pelepah pisang dan pandan di sekitar wilayah Kebumen.
Pendiri usaha, Rudi Hermawan bersama istrinya Novita akhirnya mulai mengembangkan produk berbasis serat alami seperti keranjang, karpet, dan lampu anyaman. Kini, Agrominafiber tak hanya menjadi pemasok bahan baku ke pengrajin Yogyakarta, Bali, dan Tangerang, tetapi juga sukses melahirkan produk ekspor.
Pada 2023, UMKM ini untuk pertama kalinya menembus pasar internasional dengan ekspor 1.000 lampshade ke Argentina senilai Rp400 juta melalui ajang Inacraft Oktober 2023.
Dengan konsep social entrepreneur, Agrominafiber kini memberdayakan 80 penyedia bahan baku (70 persen di antaranya perempuan usia 40 hingga 60 tahun) di Desa Keraden, Kecamatan Karanggayam. Usaha ini juga melibatkan 15 pengrajin dan karyawan serta 3 tenaga pemasaran online.
Pertamina Bantu UMKM Jadi Motor Ekonomi Lokal
Pertamina secara konsisten mendampingi UMKM melalui program seperti Pertamina Foundation Preneur (PFPreneur), Pertamina UMK Academy, dan Pertamina SMEXPO. Program ini mencakup peningkatan kualitas produk, pelatihan, akses pasar, hingga sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan pentingnya branding dan komunikasi dalam memperluas akses pasar global.
“Keberhasilan ekspor ini menunjukkan bahwa produk lokal memiliki daya saing global jika didukung strategi komunikasi, branding, serta promosi yang tepat. Pertamina akan terus menghadirkan program komunikasi yang kuat untuk membuka akses pasar lebih luas bagi UMKM binaan," jelasnya.
Hal tersebut, kata Fadjar, sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, serta memperkuat industri kreatif.
Ekspor Jadi Momentum UMKM Kebumen
Dengan dukungan penuh Pertamina, ekspor perdana enam kontainer keranjang serat alam ini menegaskan bahwa produk lokal memiliki peluang besar di pasar global.
Seremoni pelepasan di Kebumen turut dihadiri Bupati Kebumen Hj. Lilis Nuryani, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Kemendag Deden Muhammad Fajar Shiddiq, VP CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto, serta para pemangku kepentingan lainnya.
Melalui capaian ini, Pertamina tidak hanya meneguhkan perannya sebagai perusahaan energi nasional, tetapi juga sebagai motor penggerak pemberdayaan ekonomi masyarakat, berfokus pada keberlanjutan, wirausaha, dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Pertamina Dorong UMKM Nanas-Qu Mendunia
Selain itu, Pertamina juga telah berkontribusi untuk UMKM lain, salah satu contoh suksesnya dari usaha olahan pangan Nanas-Qu yang pernah meraih juara kedua ajang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024.
Nanas-Qu sebagai UMKM binaan PT Pertamina (Persero) bukan hanya meningkatkan produksi, tetapi juga memberdayakan hampir seribu petani nanas madu di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Di bawah bendera CV Siwarak Sejahtera Sentosa (SSS) Food, Nanas-Qu berhasil membuka lapangan kerja lokal, menggerakkan ekonomi desa, hingga mengolah limbah menjadi produk bermanfaat.
Bahkan, potensi pengembangan desa agrowisata nanas kini mulai digarap sebagai destinasi baru di wilayah tersebut.
Petani Terbantu Saat Harga Anjlok
Pemilik CV SSS Food, Ngudiono, mengungkapkan bahwa awalnya ia hanya bermitra dengan puluhan petani nanas madu. Namun kini jumlah mitra melonjak hingga lebih dari 900 petani.
“Lewat Pertapreneur Aggregator, saya belajar cara membangun rantai pasokan yang adil untuk petani, mengelola produksi agar lebih efisien, dan meningkatkan penghasilan, bukan hanya untuk saya tapi juga petani,” ujarnya lewat keterangan resmi, Senin 15 September 2025.
Program Pertamina untuk membantu UMKM ini terbukti mendulang hasil positif. Jika dulu produksi hanya 1.200–1.500 cup per hari, kini Nanas-Qu mampu menghasilkan lebih dari 5.000 cup olahan nanas setiap harinya berkat dukungan hibah peralatan produksi dari Pertamina.
Produksi Naik, Tenaga Kerja Bertambah
Awal berdiri tahun 2016, Nanas-Qu hanya mempekerjakan tiga orang. Tapi saat ini, jumlah pekerja tetap meningkat lima kali lipat, dan dalam dua tahun mendatang diproyeksikan menyerap hingga 30 orang tenaga kerja lokal.
Selain produk utama seperti jus, dodol, selai, manisan, asinan, dan koktail nanas, Nanas-Qu juga memperluas distribusi produknya hingga ke Jabodetabek, serta mulai merambah pasar ekspor ke Timur Tengah dan Asia Timur.
“Upaya ini diharapkan mampu mendorong peningkatan omzet sekaligus memperluas jangkauan produk inovasi berbasis nanas,” sebut Ngudiono.
Kelestarian Lingkungan dan Desa Wisata
Nanas-Qu juga aktif mengelola limbah produksi. Jika dulu kulit dan pucuk nanas terbuang ke sungai, kini diolah menjadi pakan ternak dan pupuk kompos oleh kelompok pengelola limbah. Lingkungan desa pun lebih bersih.
“Pertapreneur mengajarkan kami untuk peduli pada 2P, yaitu planet dan people, namun tetap harus profit,” jelas Ngudiono.
Ke depannya, ia menargetkan pembangunan desa agrowisata nanas sebagai pusat edukasi dan wisata. Sehingga pengunjung bisa melihat kebun nanas madu, proses produksi, hingga menjajal hasil olahan.
Pertamina Dorong UMKM Tembus PaSar Global
Fadjar Djoko Santoso menyebutkan bahwa Pertapreneur Aggregator dirancang untuk mencetak UMKM aggregator yang mampu merangkul UMKM lain agar naik kelas.
“Naik kelas di sini tidak hanya pendapatan saja, tetapi UMKM mampu memperluas jangkauan pemasaran, serta mampu meningkatkan jumlah karyawan, kelompok petani, dan UMKM lain di sekitarnya yang mendapatkan manfaat ekonomi,” ungkap Fadjar.
Pertapreneur Aggregator mendampingi UMKM hingga ke tingkat Go Global, mulai dari sertifikasi, pelatihan jasa produksi, hingga pendampingan pitching produk ekspor.
Komitmen Pertamina dalam Mencapai NZE 2060 dan ESG
Komitmen Pertamina dalam mengembangkan UMKM merupakan wujud nyata Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga: menciptakan pekerjaan berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif.
Sebagai perusahaan energi, Pertamina juga menegaskan dukungannya pada target Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan memastikan program sosial dan bisnis selaras dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). (info-bks/*)