Logo
>

Ekspor Timah Melesat, Bursa Berjangka Makin Dilirik

Nilai ekspor timah Indonesia naik drastis. Bursa berjangka makin dipercaya, peserta dan transparansi sistem terus meningkat.

Ditulis oleh Dian Finka
Ekspor Timah Melesat, Bursa Berjangka Makin Dilirik
Suasana Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI bersama Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bappebti, dan Asosiasi Eksportir Timah di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin, 19 Mei 2025. Rapat membahas evaluasi kinerja tahun 2024 serta roadmap perdagangan timah nasional tahun 2025. Foto: KabarBursa/Dian Finka.

KABARBURSA.COM — Bursa perdagangan timah Indonesia menunjukkan geliat positif sepanjang lima tahun terakhir. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya, mengatakan jumlah peserta perdagangan timah terus meningkat, seiring dengan naiknya kepercayaan pelaku usaha terhadap mekanisme bursa berjangka.

“Dari data kami, pada tahun 2020 jumlah peserta penjual dan pembeli timah ekspor tercatat sebanyak 118 pedagang. Angka ini meningkat menjadi 194 pedagang pada tahun 2025,” ujar Tirta dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Senin, 19 Mei 2025.

Tak hanya perdagangan ekspor, jumlah peserta di perdagangan timah lokal juga mengalami kenaikan. Tirta memaparkan, pada 2020 terdapat 23 pedagang yang terlibat dalam transaksi timah lokal. Hingga tahun ini, jumlahnya naik menjadi 35 pedagang.

“Ini adalah indikasi bahwa kepercayaan terhadap sistem perdagangan berjangka terus menguat, baik untuk pasar ekspor maupun domestik,” katanya.

Lonjakan Transaksi Timah Ekspor Capai 239,2 Persen

Tren positif juga terlihat dari sisi nilai transaksi. Data Bappebti menunjukkan lonjakan signifikan dalam transaksi timah murni batangan ekspor di bursa berjangka selama triwulan pertama 2025.

“Dari Januari sampai Maret 2025, nilai transaksi ekspor mencapai USD 349,2 juta. Padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya sebesar USD 102,9 juta. Artinya ada kenaikan sebesar 239,2 persen,” jelas Tirta.

Menurutnya, lonjakan tersebut menjadi sinyal kuat bahwa mekanisme bursa berjangka telah menjadi sarana yang efektif dan kredibel dalam memperdagangkan komoditas strategis seperti timah.

Namun, Tirta juga mengatakan nilai transaksi timah lokal justru mencatatkan penurunan dalam periode yang sama. Pada Januari-Maret 2025, misalnya, nilai transaksi timah murni batangan lokal tercatat Rp253,6 miliar. Angka ini turun 14,5 persen dibandingkan dengan tahun 2024 yang sebesar Rp296,6 miliar.

Meski demikian, penurunan ini dipandang bukan sebagai kemunduran, melainkan sebagai bagian dari proses konsolidasi dan penyesuaian sistem di tengah reformasi tata niaga timah nasional.

Tirta mengatakan sejak diperdagangkan melalui bursa berjangka, harga timah Indonesia mengalami perbaikan signifikan, baik dari sisi transparansi maupun daya saing global.

“Pergerakan harga timah Indonesia sekarang sudah sejajar dengan London Metal Exchange (LME), yang selama ini menjadi acuan utama pasar dunia,” ungkapnya.

Menurutnya, pencapaian ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan reformasi sistem perdagangan, tetapi juga menjadi penanda bahwa Indonesia mulai memainkan peran lebih besar dalam penentuan harga komoditas global.

Pengawasan Terintegrasi, Tata Niaga Lebih Akuntabel

Tirta menjelaskan seluruh aktivitas perdagangan timah di bursa berjangka berada di bawah pengawasan ketat Bappebti, mulai dari mekanisme perdagangan hingga pelaporan.

“Pengawasan yang kami lakukan meliputi pencatatan transaksi, pelaporan perdagangan, penyelesaian fisik, status keanggotaan, hingga sarana dan prasarana pendukung,” terang Tirta.

Ia menambahkan, pedagang fisik timah diwajibkan menyampaikan laporan kegiatan tahunan (off-site) setiap akhir tahun, sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas sistem.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap pelaku perdagangan beroperasi sesuai regulasi dan mendukung sistem yang bersih dan efisien,” katanya.

Selain itu, dalam jangka panjang, Bappebti mendorong agar bursa timah nasional mampu menjadi price maker, bukan sekadar price taker di pasar global.

Tirta menyebut pencapaian ini tidak bisa dilepaskan dari peningkatan partisipasi pelaku usaha dan kredibilitas sistem perdagangan berjangka itu sendiri.

“Kita harus berani mengelola komoditas strategis seperti timah secara mandiri dan profesional. Bursa berjangka adalah fondasi utama dalam membangun kedaulatan perdagangan nasional,” katanya.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Dian Finka

Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.