Logo
>

Emas Berpotensi Ditutup Bullish, ke Level Berapa?

Ditulis oleh Yunila Wati
Emas Berpotensi Ditutup Bullish, ke Level Berapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas diprediksi berpotensi bullish pada Rabu, 4 September 2024,didorong oleh ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Bagaimana potensi kenaikan ini, dan ke level berapakah harga emas bisa melesat?

    Andy Nugraha, seorang analis dari Dupoin Indonesia, menjelaskan bahwa kombinasi ketegangan global dan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih longgar di AS akan menjadi pendorong utama kenaikan harga emas dalam waktu dekat.

    “Faktor-faktor ini cenderung membatasi penurunan harga emas, memberikan momentum bullish yang kuat,” ujar Nugraha dalam analisisnya.

    Berdasarkan analisis teknikal, tren bullish semakin kuat dengan dukungan indikator moving average, yang menunjukkan sinyal positif bagi emas.

    Selain itu, data ekonomi terbaru dari AS menunjukkan kenaikan Indeks Manufaktur ISM dari 46,8 pada Juli menjadi 47,2 pada Agustus, meskipun masih di bawah ekspektasi pasar sebesar 47,5. Namun, data ini justru meningkatkan spekulasi tentang pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih agresif, dengan peluang pemotongan setengah poin suku bunga kini meningkat dari 31 persen menjadi 39 persen, menurut FedWatch CME Group.

    Nugraha menambahkan, perhatian investor kini tertuju pada data Nonfarm Payrolls (NFP) yang akan datang. Jika hasilnya lebih rendah dari ekspektasi, pasar mungkin akan bereaksi dengan spekulasi tentang potensi resesi di AS dan pemangkasan suku bunga yang lebih cepat.

    “Suku bunga yang lebih rendah cenderung mengurangi biaya peluang memegang emas yang tidak menghasilkan, sehingga harga emas bisa terus meroket,” tambahnya.

    Selain NFP, data pekerjaan AS lainnya juga dinantikan, termasuk laporan pembukaan lapangan kerja JOLTS untuk Juli yang diperkirakan turun menjadi 8,10 juta dari 8,184 juta pada Juni. Penurunan ini semakin memperkuat ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

    Dengan semua faktor ini, Nugraha memproyeksikan bahwa harga emas berpotensi naik hingga menyentuh level USD2.506. Namun, ia juga mengingatkan, jika momentum kenaikan gagal dipertahankan dan terjadi pembalikan arah (reversal), harga emas bisa turun dengan target terdekat di level USD2.475.

    Harga Logam Melemah

    Sayangnya, harga emas mengalami penurunan pada Rabu siang, saat para investor bersiap menyambut laporan penggajian bulanan AS yang diperkirakan akan berdampak besar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Pada pukul 13.54 WIB, harga emas spot turun 0,28 persen menjadi USD2.485,82 per ons, sementara emas berjangka AS juga melemah 0,15 persen menjadi USD2.519,10.

    Menjelang laporan non-farm payrolls yang akan dirilis pada Jumat, perhatian pasar kini tertuju pada data lowongan kerja yang akan keluar pada Kamis, 5 September 2024 dini hari WIB, serta laporan ketenagakerjaan dan klaim pengangguran ADP yang dijadwalkan pada Kamis. Berdasarkan alat prediksi FedWatch dari CME Group, para trader melihat peluang sebesar 41 persen untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada 18 September mendatang, dan peluang 59 persen untuk pemotongan sebesar 25 bp.

    Kyle Rodda, seorang analis dari Capital.com, mengungkapkan bahwa jika data pekerjaan yang dirilis lemah, kemungkinan besar suku bunga akan dipangkas hingga 50 bp, yang akan semakin meningkatkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan pada gilirannya akan mendukung harga emas.

    “Jika data menunjukkan pelemahan, emas akan kembali diminati sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi,” jelas Rodda.

    Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi dengan kecepatan moderat selama bulan Agustus, meskipun ada sedikit peningkatan dalam ketenagakerjaan. Hal ini menambah sentimen yang mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga.

    Emas, yang sering dianggap sebagai aset safe haven, cenderung bersinar dalam lingkungan dengan suku bunga rendah, dan sejauh tahun ini, harga emas telah melonjak 21 persen, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD2.531,60 per ons pada 20 Agustus.

    Di sisi lain, harga perak spot juga turun 0,4 persen menjadi USD27,93 per ons. Sementara itu, harga platinum naik 0,4 persen menjadi USD906,40 per ons, dan paladium tetap stabil di USD938,75 per ons. Kedua logam ini memiliki peran penting dalam industri otomotif, terutama dalam produksi knalpot mesin untuk mengurangi emisi.

    Analis dari Heraeus mencatat bahwa di Jerman, peralihan konsumen dari kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) ke kendaraan berkatalis menghasilkan tambahan 50.000 penjualan, yang kemungkinan akan mendorong permintaan paladium dalam jangka pendek.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79