Logo
>

Emas Dekati Rekor USD3.600 saat Data Ketenagakerjaan Lemah

Harga emas mendekati rekor baru usai data jobs AS melemah, pasar perkirakan pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.

Ditulis oleh Syahrianto
Emas Dekati Rekor USD3.600 saat Data Ketenagakerjaan Lemah
Ilustrasi: sebongkah emas batangan. (Foto: Pexels/Michael Steinberg)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Reli harga emas kembali berlanjut pada Jumat, dengan harga hanya terpaut beberapa sen dari level USD3.600 per ons, setelah data ketenagakerjaan AS yang lemah semakin meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

    Harga emas spot naik 1,4 persen ke USD3.596,55 per ons, setelah sempat menyentuh rekor USD3.599,89. 

    Logam mulia ini berada di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan terkuat dalam hampir empat bulan. Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 1,3 persen ke USD3.653,30.

    Sejauh ini pada 2025, emas sudah melonjak 37 persen setelah naik 27 persen pada 2024. 

    Kenaikan ini dipicu oleh pelemahan dolar AS, pembelian bank sentral, kebijakan moneter yang melunak, serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.

    Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam pada Agustus, dengan tingkat pengangguran naik ke 4,3 persen. 

    Kondisi ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga, dengan peluang 90 persen untuk pemangkasan 25 basis poin dan 10 persen untuk pemangkasan 50 basis poin bulan ini.

    “Emas mencetak rekor baru; pelaku pasar melihat tren pelemahan lapangan kerja jelas berpotensi diterjemahkan ke dalam beberapa kali pemangkasan suku bunga,” kata Tai Wong, trader logam independen.

    Ia menambahkan, prospek emas jelas bullish karena kekhawatiran pasar tenaga kerja kini lebih dominan dibanding inflasi dalam jangka pendek hingga menengah, meski menurutnya level USD4.000 masih terlalu jauh tanpa guncangan besar.

    Analis juga menyoroti independensi The Fed sebagai faktor penting bagi arah harga emas, setelah Presiden AS Donald Trump mencoba memecat Gubernur Fed Lisa Cook dan terus menekan bank sentral untuk memangkas suku bunga.

    Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya bersinar ketika suku bunga rendah dan ketidakpastian meningkat, menjadikannya aset lindung nilai bagi investor.

    China dan India sebagai konsumen emas terbesar mencatat penurunan permintaan fisik pekan ini akibat harga yang mencetak rekor tinggi. 

    Data cadangan emas bank sentral China untuk Agustus yang akan dirilis Minggu diperkirakan belum mencerminkan lonjakan harga September, namun tetap menjadi perhatian untuk melihat dampak harga tinggi terhadap permintaan bank sentral.

    Di antara logam mulia lainnya, perak spot naik 0,8 persen ke USD40,98 per ons dan menuju kenaikan mingguan ketiga beruntun. Platinum naik 0,5 persen ke USD1.373,92, sementara paladium turun 1,5 persen ke USD1.110,32. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.