Logo
>

Emas Redup, Harga Lemah usai Investor Tunggu Data Inflasi AS

Ditulis oleh Yunila Wati
Emas Redup, Harga Lemah usai Investor Tunggu Data Inflasi AS
Ilustrasi emas - Pameran emas perhiasan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta: Kabarbursa/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan tipis pada perdagangan Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 27 Februari 2015. Emas meredup setelah reli yang membawa logam mulia ini ke rekor tertinggi baru-baru ini.

    Pelemahan emas terjadi di tengah kewaspadaan investor terhadap data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis pada Jumat esok serta perkembangan terbaru mengenai kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.
    Harga emas spot melemah 0,1 persen ke level USD2.912,51 per ons, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi USD2.956,15 pada sesi perdagangan Senin. Sementara itu, harga emas berjangka AS justru mencatat kenaikan 0,4 persen menjadi USD2.930,60 per ons.

    Pelemahan harga emas ini terjadi seiring dengan langkah Trump yang memerintahkan penyelidikan terkait kemungkinan penerapan tarif baru terhadap impor tembaga. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi domestik logam yang memiliki peran penting dalam industri kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik, serta berbagai barang konsumen lainnya.

    Menurut Direktur High Ridge Futures David Meger, tren bullish emas masih tetap berlangsung meskipun saat ini pasar memasuki fase konsolidasi menjelang rilis data ekonomi utama. Salah satu fokus utama investor adalah laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan indikator inflasi pilihan The Federal Reserve. Jika data ini menunjukkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, The Fed bisa menunda rencana pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

    Sepanjang tahun lalu, The Fed telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali dengan total penurunan 75 basis poin. Saat ini, pasar keuangan memperkirakan ada peluang pemangkasan suku bunga sebesar 54 basis poin hingga akhir tahun, yang kemungkinan akan dilakukan dalam dua tahap masing-masing 25 basis poin, dengan peluang tambahan pemotongan sekitar 20 persen.

    Analis Kinesis Money Frank Watson, menekankan bahwa kebijakan bank sentral akan menjadi faktor penentu dalam pergerakan harga emas. Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan moneter global, terutama langkah-langkah bank sentral utama, telah menjadi pendorong utama permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    Di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 0,3 persen ke USD31,81 per ons, sedangkan platinum melemah 0,1 persen menjadi USD965,55 per ons. Paladium mengalami penurunan lebih tajam, turun 0,9 persen menjadi USD919,50 per ons.
    Dengan kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian, investor terus memantau langkah-langkah
    kebijakan moneter serta dinamika geopolitik yang dapat mempengaruhi harga emas dan logam mulia lainnya.

    Cadangan Terbesar Keenam di Dunia

    Sementara itu, Indonesia kini menegaskan posisinya sebagai salah satu negara dengan cadangan emas terbesar di dunia melalui langkah strategis yang baru saja diresmikan. 

    Presiden Prabowo Subianto mengumumkan kehadiran Bank Emas pertama di Indonesia yang dijalankan oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), pada Rabu, 26 Februari 2025. Peresmian ini menjadi tonggak sejarah dalam upaya membangun ekosistem keuangan syariah yang lebih modern, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui pengelolaan emas yang lebih terstruktur dan transparan.

    Dalam peresmian yang berlangsung di Gade Tower, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dengan cadangan emas yang menempati peringkat keenam terbesar di dunia. Ia menyampaikan bahwa produksi emas nasional meningkat signifikan, dari 100 ton per tahun menjadi 160 ton. 

    Dengan hadirnya Bank Emas, diharapkan ekosistem emas nasional akan semakin kuat, mulai dari produksi, penyimpanan, hingga penggunaannya dalam sistem keuangan formal.

    Menurut Presiden, kebijakan ini bukan sekadar langkah ekonomi biasa, melainkan strategi untuk memastikan bahwa kekayaan emas yang dimiliki Indonesia dapat dikelola dengan lebih cermat, efisien, dan transparan. Dengan ekosistem yang lebih baik, emas yang diproduksi di dalam negeri dapat lebih banyak tersimpan di dalam negeri, mengurangi ketergantungan terhadap pasar luar, serta memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat.

    Menteri BUMN Erick Thohir, turut menyoroti betapa pentingnya kehadiran Bank Emas dalam memperkuat ekosistem perdagangan dan alur pasok emas nasional. Saat ini, meskipun cadangan emas Indonesia diperkirakan mencapai 2.600 ton, jumlah emas dalam bentuk batangan yang tersimpan hanya sekitar 201 ton. Dengan optimalisasi yang dilakukan melalui bank emas, Indonesia berpotensi meningkatkan cadangan emasnya secara signifikan dalam lima tahun ke depan.

    Selain itu, terdapat potensi besar dari emas yang beredar di masyarakat, yang diperkirakan mencapai 1.800 ton dan mayoritas disimpan secara mandiri. Erick menekankan bahwa bank emas akan menjadi instrumen yang dapat mengundang masyarakat untuk mempercayakan simpanan emasnya dalam sistem keuangan formal yang lebih aman dan menguntungkan. Dengan mekanisme yang transparan dan berbasis pada sistem keuangan modern, bank emas diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam berpartisipasi dalam perdagangan emas nasional, serta meningkatkan stabilitas ekonomi dan investasi di sektor ini.

    Peresmian Bank Emas oleh BSI ini merupakan langkah awal dari upaya besar Indonesia dalam membangun kemandirian ekonomi yang berbasis pada sumber daya alamnya sendiri. Dengan potensi emas yang luar biasa, kebijakan ini diharapkan tidak hanya memperkuat cadangan devisa negara, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat dan sektor industri emas nasional. Ke depan, Indonesia diharapkan dapat terus mengembangkan strategi yang lebih inovatif dalam mengelola sumber daya emasnya, sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79