Logo
>

ESDM Bahas Proyek LNG dan Energi Terbarukan dengan UEA

Ditulis oleh Pramirvan Datu
ESDM Bahas Proyek LNG dan Energi Terbarukan dengan UEA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan pertemuan dengan Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohammed Al Mazrouei, pada Sabtu, 23 November 2024, di Hotel Emirates, Abu Dhabi, UEA. Dalam kesempatan tersebut, keduanya membahas tiga poin utama mengenai kerja sama bilateral.

    “Pada kesempatan ini, saya meminta Menteri Suhail untuk membentuk tim kerja yang dapat menyusun rencana konkrit beserta timeline yang jelas, dengan target pencapaian dalam dua bulan ke depan,” ujar Bahlil setelah pertemuan yang berlangsung di sela-sela kunjungan Presiden RI, Prabowo Subianto, ke Abu Dhabi. Pernyataan tersebut dikutip dari rilis Kementerian ESDM di Jakarta, dikutip Senin 25 November 2024.

    Tiga poin kerja sama yang dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi: pertama, percepatan pengembangan Blok Andaman menuju tahap produksi LNG. Kedua, penyediaan gas untuk PT PLN (Persero) sekaligus penambahan kapasitas energi terbarukan di atas 10 GW untuk kawasan industri di Indonesia. Ketiga, pengembangan industri aluminium di Indonesia melalui kolaborasi antara PT Inalum dan Emirates Global Aluminium (EGA).

    Menteri Bahlil hadir bersama sejumlah pejabat tinggi Kementerian ESDM, antara lain Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Migas, Nanang Abdul Manaf; Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas, Anggawira; Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Administrasi Negara dan Good Governance, Umar Ali Lessy; serta Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan, Rizal Calvary.

    Dalam lawatan tersebut, Menteri ESDM turut mendampingi Presiden Prabowo dalam pertemuan bilateral untuk membahas berbagai isu yang menjadi kepentingan bersama, yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua negara.

    Upaya Transisi Energi

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Ground-Mounted 100 MWp yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Adapun PLTS ground-mounted menjadi yang terbesar di Indonesia dengan muatan simbol sejarah baru dalam upaya transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

    Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu menuturkan, peresmian PLTS menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi dalam mengembangkan energi surya.

    “Peresmian PLTS Ground-Mounted 100 MWp ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi surya,” ujar Jisman Dalam keterangannya, Jum’at, 30 Agustus 2024.

    Jisman menuturkan, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan mengedepankan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan. Adapun hal itu bertujuan untuk menjamin kebutuhan tenaga listrik nasional dalam jumlah yang cukup, berkualitas dengan harga yang wajar.

    “Indonesia memiliki potensi energi surya yang luar biasa, mencapai 3.295 GW. Namun, hingga saat ini, kita baru memanfaatkan sekitar 270 MW,” ungkap Jisman.

    Potensi tersebut, kata Jisman, memberikan peluang bagi Indonesia sebagai pemimpin dalam transisi energi di tingkat regional dan global. Meski begitu, dia menegaskan perlu optimalisasi dalam perencanaan penyediaan tenaga listrik yang lebih bersih dan tetap andal.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan Proyek PLTS Ground- Mounted 100 MWp dapat diselesaikan hanya dengan waktu 7 bulan. Hal ini merupakan bentuk kolaborasi dari berbagai pihak dengan satu tujuan yaitu mengakselerasi transisi energi di Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE).

    “PLN tidak bisa sendiri dalam menghadapi tantangan-tantangan ke depan dalam memenuhi kebutuhan energi khususnya percepatan penggunaan energi hijau,” ujar Darmawan.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Aruna Hijau Power, Adi Dharmanto selaku pengembang mengatakan, dengan memanfaatkan potensi energi surya yang ada di Purwakarta ini, PLTS Ground-Mounted 100 MWp dengan 160.000 panel PV dapat menghasilkan energi sebesar 150 GWh per tahun.

    “Hal ini setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 118.725 ton CO2,” kata Adi.

    Untuk diketahui, proyek pembangunan PLTS ground-mounted berkapasitas 100 MWp ini, PT Aruna Cahaya Pratama (Aruna PV) melakukan kerja sama dengan PT PLN (Persero) sebagai pemasok listrik Tata Jabar Sejahtera (TJS) dan PLN Batam, serta PT Besland Pertiwi sebagai pemilik lahan proyek.

    Kerja sama antara PLN Batam dan PT Aruna Cahaya Pratama ini menggunakan entitas PT Aruna Hijau Power (AHP), dengan kepemilikan saham PT Aruna sebanyak 80 persen dan PT PLN Batam sebanyak 20 persen

    Proyek pembangunan PLTS ini menggunakan 160.000 modul panel surya dengan kapasitas masing-masing modul 630 Wp, yang mana penggunaan PV modul dengan kapasitas tersebut merupakan yang pertama di Indonesia. Selain itu, PV modul yang digunakan menggunakan teknologi bifacial yang dapat meningkatkan efisiensi dari PV modul tersebut.

    Total inverter yang digunakan berjumlah 240 unit. PV modul tersebut dipasang di 5 lokasi berbeda dengan total luas lahan mencapai 80 hektar lebih yang menjadikan pembangunan PLTS ini merupakan yang terbesar di indonesia.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.