Logo
>

ESDM Sebut Harga ICP Turun, Dua Hal ini Penyebabnya

Ditulis oleh Yunila Wati
ESDM Sebut Harga ICP Turun, Dua Hal ini Penyebabnya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) periode Agustus 2024 mengalami penurunan, dari USD82 per barel menjadi USD78,51 per barel. Penurunan harga ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah bulan Agustus 2024, tanggal 2 September 2024.

    Ada beberapa hal yang menyebabkan diturunkannya harga ICP. Agus Cahyono Adi, Kepala Biro KLIK Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, menjelaskan bahwa telah terjadi penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Rontoknya harga minyak mentah global khususnya dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar akan turunnya permintaan sentimen negatif pasar, yang diperkuat dengan meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah.

    Alasan lain adalah penurunan harga minyak global yang terjadi akibat adanya rencana OPEC+ yang tetap ingin menghentikan pengurangan produksi secara sukarela, mulai Oktober mendatang. Artinya, peningkatan minyak akan terjadi di penghujung tahun ini.

    Selanjutnya adalah lapiran International Energy Agency (IEA) pada Agustus kemarin. Laporan menyampaikan, peningkatan produksi minyak mentah dunia sebesar 230 ribu bphmenjadi 103,4 juta bph. Hal ini terjadi seiring dengan pasokan OPEC+ secara bertahap kembali memasuki pasar, dan terjadinya peningkatan pasokan non-OPEC+.

    Berikut adalah poin-poin penting terkait penurunan proyeksi permintaan minyak dan harga minyak mentah di Asia Pasifik:

    1. Penurunan Proyeksi Pertumbuhan Permintaan Minyak:

      • IEA (International Energy Agency) dan OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak, terutama untuk tahun 2025.
      • Penurunan ini terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi dan melemahnya konsumsi minyak di Tiongkok.

    2. Faktor-Faktor di Asia Pasifik:

      • Penurunan harga minyak mentah di kawasan Asia Pasifik turut dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi Tiongkok, yang ditandai dengan penurunan Purchasing Manager Index (PMI) untuk sektor manufaktur dan non-manufaktur.
      • Permintaan minyak dan BBM di Tiongkok menurun akibat peningkatan penggunaan kendaraan listrik dan kendaraan berbahan bakar gas alam cair (LNG).

    3. Revisi Proyeksi Ekonomi Jepang:

      • OPEC menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun 2024 sebesar 0,1 persen, dari 0,3 persen menjadi 0,2 persen, karena lemahnya iklim investasi di Jepang pada semester pertama tahun 2024.

    4. Perkembangan Harga Minyak Mentah pada Agustus 2024:

      • Dated Brent turun sebesar USD4,40 per barel, dari USD85,31 menjadi USD80,91.
      • WTI (Nymex) turun sebesar USD5,05 per barel, dari USD80,48 menjadi USD75,43.
      • Brent (ICE) turun sebesar USD5,00 per barel, dari USD83,88 menjadi USD78,88.
      • Basket OPEC turun sebesar USD6,03 per barel, dari USD84,43 menjadi USD78,40.
      • ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD3,49 per barel, dari USD82,00 menjadi USD78,51.

    Faktor-faktor ini mencerminkan tren melemahnya permintaan minyak di Asia Pasifik dan dinamika ekonomi global yang mempengaruhi harga minyak mentah.

    Sementara itu, mengutip laman resmi Kementerian ESDM, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 327.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juni 2024 yang diterbitkan pada 1 Juli 2024, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Juni 2024 mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

    "ICP untuk bulan Juni 2024 ditetapkan sebesar USD79,31 per barel, turun sebesar USD0,47 dari harga rata-rata bulan Mei 2024 yang berada di angka USD79,78 per barel," ungkap Agus Cahyono Adi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, di Jakarta.

    Penurunan ini, menurut analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, disebabkan oleh beberapa faktor global yang memengaruhi harga minyak dunia. Salah satunya adalah kekhawatiran pasar terhadap permintaan minyak mentah global yang terlihat dari meningkatnya stok minyak mentah di Amerika Serikat sebesar 4,8 juta barel menjadi 460,7 juta barel. Stok gasoline Amerika Serikat juga naik 3,0 juta barel, menjadi 233,9 juta barel dibanding bulan sebelumnya.

    Agus menjelaskan, aksi profit-taking yang dilakukan oleh investor saat harga minyak menguat turut memberikan tekanan pada harga. Gejolak geopolitik di Rusia dan Timur Tengah yang sempat mengancam pasokan minyak global juga membuat pasar lebih waspada.

    Selain itu, kondisi ekonomi Amerika Serikat juga menjadi perhatian pasar. Kebijakan Bank Sentral AS yang menunda penurunan suku bunga menyebabkan penguatan nilai tukar Dolar AS. Hal ini mendorong para investor untuk beralih dari pasar komoditas ke Dolar AS, yang semakin menekan harga minyak.

    "Kekhawatiran lainnya datang dari potensi peningkatan pasokan minyak mentah, terutama setelah OPEC+ pada pertemuan awal Juni 2024 memutuskan untuk mulai mengurangi pemotongan produksi pada kuartal keempat 2024," tambah Agus.

    Sementara itu, data dari International Energy Agency (IEA) menunjukkan bahwa pasokan minyak dunia pada bulan Juni 2024 naik sebesar 520 ribu barel per hari, mencapai total 102,5 juta barel per hari. Namun, IEA juga menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2024 sebesar 100 ribu barel per hari, menjadi 960 ribu barel per hari.

    Berikut perkembangan harga minyak mentah utama pada bulan Juni 2024 dibandingkan bulan Mei 2024:

    • Dated Brent naik sebesar USD0,56/bbl dari USD82,05/bbl menjadi USD82,61/bbl.
    • WTI (Nymex) naik sebesar USD0,08/bbl dari USD78,62/bbl menjadi USD78,70/bbl.
    • Brent (ICE) stabil di USD83,00/bbl.
    • Basket OPEC turun sebesar USD0,54/bbl dari USD83,59/bbl menjadi USD83,05/bbl.
    • ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar USD0,47/bbl dari USD79,78/bbl menjadi USD79,31/bbl.

    Perubahan-perubahan ini mencerminkan dinamika pasar minyak yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik global.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79