Logo
>

ESDM Tetapkan HBA dan HMA Agustus 2024, Cek Rinciannya

Ditulis oleh KabarBursa.com
ESDM Tetapkan HBA dan HMA Agustus 2024, Cek Rinciannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menetapkan Harga Mineral Logam dan Batubara Acuan bulan Agustus 2024. Adapun penetapan harga mengacu pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 195.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan Agustus 2024.

    Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK), Agus Cahyono Adi menjelaskan, Harga Mineral Acuan (HMA) bulan Agustus digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Mineral Logam (HPM) bulan yang sama. Adapun keputusan tersebut resmi diberlakukan pada Senin, 12 Agustus 2024 lalu.

    "Sementara, sesuai yang tercantum dalam Keputusan Menteri, Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Agustus 2024 juga digunakan sebagai dasar perhitungan Harga Patokan Batubara (HPB) bulan ini," kata Agus dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.

    Dalam Kepmen ini, kata Agus, ditetapkan HBA bulan Agustus untuk komoditas batubara 6.322 kcal/kg GAR, total moisture 12,26 persen, total Sulphur 0,66 persen, dan Ash 7,94 pada angka USD115,29/ton.

    "Angka ini turun dari HBA bulan Juli senilai USD130,44 per ton," imbuh Agus.

    Selanjutnya, ditetapkan HBA untuk komoditas Batubara I, dalam kesetaraan nilai kalor 5.300 kcal/kg GAR, Total Moisture 21,32 persen Total Sulphur 0,75 persen, dan Ash 6,04 persen.

    "HBA I ditetapkan di level USD86,20 per ton," sambungnya.

    Sementara, Harga Acuan untuk komoditas Batubara II dalam kesetaraan nilai kalor 4.100 kcal/kg GAR, Total Moisture 35,73 persen, Total Sulphur 0,23 persen dan Ash 3,90 persen ditetapkan pada besaran USD54,63 per ton.

    Adapun Harga acuan untuk Batubara III, dalam kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR, Total Moisture 44,30 persen, Total Sulphur 0,24 persen dan Ash 3,88 persen, pada angka USD35,62 per ton.

    Selain HBA, Menteri ESDM juga menetapkan HMA berbagai komoditas mineral sebagai patokan bulan Agustus 2024. HMA Nikel dipatok USD16.812,73/dmt. Kemudian Kobalt USD26.628,41/dmt dan Timbal USD2.154,93/dmt.

    Adapun HMA untuk komoditas mineral logam lainnya adalah sebagai berikut:

    • Seng: USD2.861,05/dmt
    • Alumunium: USD2.440,32/dmt
    • Tembaga: USD9.579,11/dmt
    • Emas sebagai mineral ikutan: USD2.373,25/troy ounce
    • Perak sebagai mineral ikutan: USD30,15/troy ounce
    • Ingot Timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
    • Ingot Timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
    • Ingot Timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
    • Ingot Timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
    • Ingot Timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
    • Logam Emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan
    • Logam Perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan
    • Mangan: USD3,85/dmt
    • Bijih Besi Laterit/Hematit/Magnetit: USD1,57/dmt
    • Bijih Krom: USD6,37/dmt
    • Konsentrat Ilmenit: USD7,29/dmt
    • Konsentrat Titanium: USD11,94/dmt

    Kejar Target Produksi Migas

    Diketahui, pemerintah menetapkan target produksi minyak bumi nasional sebesar 1 juta barel dan produksi gas bumi sebesar 12 Billion Cubic Feet (BCF) pada tahun 2030 guna menjaga ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor energi.

    Target tersebut merupakan tantangan besar yang harus diselesaikan, mengingat pemerintah tengah berpacu dengan waktu untuk mencapai pencapaian tersebut. Sejak beberapa tahun terakhir, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia terus mengalami penurunan akibat berkurangnya cadangan dan tantangan teknis dalam hal eksplorasi.

    Kondisi ini berdampak signifikan terhadap ketahanan energi nasional dan neraca keuangan nasional. Untuk menyoroti tren ini, pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan produksi migas Indonesia dengan berbagai strategi.

    “Dari tahun 2020 memang produksi minyak bumi terus turun karena kami sekarang mengelola lapangan-lapangan tua dan belum bertemu prospek lapangan minyak baru, tapi kami selalu mengupayakan prospeknya,” Arifin dalam keterangannya, Jumat, 2 Agustus 2024 lalu.

    Untuk mengatasi tantangan tersebut, Arifin mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Adapun strategi jangka pendeknya adalah dengan meningkatkan produksi dari lapangan-lapangan yang ada ditambah penggunaan Enchanced Oil Recovery (EOR).

    Terdiri dari melakukan pengeboran lebih dari 1.000 sumur pengembangan setiap tahun, reaktivasi sumur idle sebanyak 1.000-1.500 sumur per tahun, serta percepatan eksekusi CEOR Minar Area 2, Steamflood Rantau Bais dan simple sulfactant Balam South.

    Untuk strategi jangka menengah, yaitu transformasi R-to-P serta EOR skala penuh dan Waterflood yang terdiri dari percepatan proyek 125 POD/OPL/OPLL baru, percepatan POD 58 penemuan yang belum dikembangkan, percepatan 55 lapangan CEOR, dan WF melalui aliansi strategis, EOR Minas skala penuh, serta dengan mendorong investasi hulu migas China ke Indonesia.

    Sementara strategi jangka panjang adalah dengan eksplorasi dan pengembangan migas non konvensional, yang meliputi eksplorasi eksplorasi menargetkan prospek raksasa dengan rata-rata 54 sumur per tahun, serta dengan melakukan kerja sama migas non konvensional dengan pemain besar dunia seperti EOG, Resources, CNPC, dan lainnya.

    Adapun sebelumnya, ESDM merasakan pergerakan produksi minyak bumi berada pada angka 708 mbopd di tahun 2020, tahun 2021 sebesar 659 mbopd, tahun 2022 sebesar 612 mbopd. Sedangkan produksi minyak bumi pada tahun 2023 sebesar 606 mbopd, dan status per 2 Juni 2024, produksi minyak bumi berada di angka 578 mbopd.

    Sementara untuk produksi gas bumi, Arifin mengatakan bahwa prospek ke depan bisa lebih baik, karena produksi gas relatif stabil dan ada tren kenaikan produksi. “Ini memang sempat turun, tapi sekarang ada tren kenaikan, kalua gas 12 BCF ini Insyaallah bisa ketemu. Jadi adanya temuan-temuan sumber gas baru, prospek di Andaman, Andaman Selatan, dan juga di Selat Makasar,” tutupnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi