KABARBURSA.COM – Indeks FTSE 100 Inggris ditutup di rekor tertinggi terbarunya, seiring meningkatnya harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga oleh Bank of England (BoE). Saham AstraZeneca turut mendorong penguatan setelah hasil uji klinis obat terbaru menunjukkan hasil positif.
Melansir Reuters, FTSE 100 naik 0,6 persen ke level 8.998,06 poin, semakin mendekati ambang psikologis 9.000 poin. Indeks FTSE 250 yang lebih berfokus pada sektor domestik juga menguat 0,5 persen.
Saham AstraZeneca naik 2 persen setelah perusahaan farmasi tersebut melaporkan bahwa obat eksperimentalnya, baxdrostat, terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi pada pasien yang sulit diobati, berdasarkan hasil uji klinis tahap akhir.
Saham Associated British Foods juga menguat 2 persen setelah broker Panmure Liberum meningkatkan rekomendasi saham ritel tersebut menjadi “beli”.
Pasar tenaga kerja Inggris menunjukkan pelemahan tajam pada Juni, dengan jumlah pencari kerja meningkat pada laju tercepat sejak masa pandemi. Data ini menjadi sorotan Bank of England sebagai sinyal potensi pelonggaran kebijakan.
Bank sentral Inggris diperkirakan akan memangkas suku bunga bulan depan untuk kelima kalinya sejak Agustus tahun lalu. Menurut data LSEG, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan sebesar 89 persen untuk penurunan sebesar 25 basis poin.
Data inflasi dan ketenagakerjaan yang akan dirilis akhir pekan ini menjadi perhatian utama investor guna membaca arah suku bunga BoE ke depan. Pernyataan Menteri Keuangan Rachel Reeves dan Gubernur BoE Andrew Bailey dalam pidato Mansion House pada Selasa juga dinantikan pasar.
Sementara itu, indeks FTSE 100 yang sarat komoditas telah mencapai rekor sebelumnya pekan lalu, didorong oleh rencana Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor baru serta kenaikan harga tembaga, yang mengangkat saham-saham tambang seperti Glencore dan Rio Tinto.
Uni Eropa menuduh Amerika Serikat menghambat upaya kesepakatan dagang dan mengancam akan mengambil tindakan balasan jika tidak tercapai kesepakatan untuk menghindari tarif 30 persen yang menurut mereka “benar-benar tidak dapat diterima” dan dijadwalkan berlaku mulai 1 Agustus.
Di sisi lain, saham Ashmore naik 1,4 persen setelah manajer aset yang fokus pada pasar negara berkembang itu mencatat perlambatan arus keluar dana bersih kuartalan.
Saham Eropa Ditutup Lebih Rendah
Sebelumnya, indeks saham Eropa ditutup sedikit lebih rendah pada Senin. Sektor otomotif yang sensitif terhadap isu tarif memimpin pelemahan setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi pada impor dari Uni Eropa. Namun, penguatan sektor keuangan dan kesehatan menahan penurunan lebih lanjut. Indeks STOXX 600 pan-Eropa turun tipis 0,1 persen.
Uni Eropa memperingatkan bahwa jika Washington tidak menyepakati kesepakatan dagang, mereka akan memberikan respons terhadap tarif 30 persen yang direncanakan Presiden Trump. HSBC menilai bahwa reaksi pasar dan ekonomi akan bergantung pada berapa lama tarif tersebut berlaku.
Saham produsen minuman beralkohol dengan eksposur besar ke AS seperti Pernod Ricard dan Remy Cointreau masing-masing turun 1,2 persen dan 3,4 persen.
Sebaliknya, saham perbankan zona euro menguat 0,5 persen, dengan perbankan Italia seperti Banco BPM, BPER Banca, dan Banca Popolare di Sondrio mencatat lonjakan antara 5 hingga 6 persen.
Di Jerman, saham perusahaan pertahanan Renk melonjak 4,3 persen setelah Kepler Cheuvreux menaikkan peringkat saham tersebut menjadi “beli”.
Saham Lifco dari Swedia menjadi yang terburuk di indeks STOXX setelah anjlok 9,3 persen akibat hasil laba sebelum pajak kuartal II yang meleset dari ekspektasi.
Musim laporan keuangan kuartal II di Eropa akan dimulai minggu ini. Perusahaan pembuat peralatan semikonduktor terbesar dunia, ASML, dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Rabu.
Di Amerika Serikat, bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley dijadwalkan melaporkan kinerja keuangan mereka sepanjang minggu.
Data harga konsumen bulanan dari AS, Inggris, dan zona euro juga akan dirilis dalam waktu dekat. Di pasar obligasi Eropa, imbal hasil obligasi Jerman tenor 30 tahun mencapai level tertinggi sejak Oktober 2023 pada Senin. (*)