Logo
>

FTSE 100 Tertahan Setelah Reli Empat Pekan

Saham Eropa melemah karena investor menanti hasil pembicaraan dagang AS dan China di London awal pekan ini.

Ditulis oleh Syahrianto
FTSE 100 Tertahan Setelah Reli Empat Pekan
Ilustrasi: Layar menampilkan FTSE 100 di saham Inggris. (Foto: Wikimedia Commons)

KABARBURSA.COM - Indeks FTSE 100 ditutup datar pada perdagangan Senin, 9 Juni 2025, mengakhiri reli selama empat pekan beruntun. Investor mengambil sikap hati-hati di tengah berlangsungnya pembicaraan dagang antara Amerika Serikat dan China di London.

Seperti dilansir Reuters, FTSE 100 ditutup di level 8.832,28. Sementara indeks FTSE 250 yang berisi saham-saham berkapitalisasi menengah naik 0,6 persen. Pembahasan dagang tingkat tinggi antara kedua negara berlangsung setelah Presiden AS dan Presiden China melakukan percakapan telepon pekan lalu.

Kementerian Keuangan Inggris menyatakan Menteri Keuangan Rachel Reeves akan bertemu Wakil Perdana Menteri China He Lifeng. Namun, waktu pertemuan belum diumumkan secara resmi. Investor berharap pertemuan ini dapat menurunkan tensi perang dagang yang telah menekan rantai pasok global dan menimbulkan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi.

Pasar saham London sebelumnya menguat selama empat pekan berturut-turut, didukung laporan tenaga kerja AS yang lebih baik dari perkiraan meskipun diwarnai ketegangan tarif dari Presiden Donald Trump.

Sektor asuransi non-jiwa memimpin pelemahan di FTSE, dengan penurunan 1,3 persen. Saham sektor farmasi juga melemah 0,4 persen karena investor mengambil aksi ambil untung. Saham grup periklanan WPP turun 2,8 persen setelah mengumumkan CEO Mark Read akan pensiun pada akhir 2025.

Sementara itu, saham Spectris melonjak 60 persen setelah mengumumkan menerima proposal akuisisi senilai 3,73 miliar pound dari Advent. Alphawave naik 18,9 persen setelah Qualcomm menyatakan akan mengakuisisi perusahaan semikonduktor tersebut senilai USD 2,4 miliar. Saham M&G naik 3 persen setelah mendapat upgrade dari UBS menjadi “buy”.

Saham Eropa Melemah, Pasar Tunggu Hasil ini

Indeks saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Senin, karena pelaku pasar menahan diri menjelang hasil negosiasi dagang AS–China di London. Indeks STOXX 600 turun tipis ke 553,24 setelah mencatatkan kenaikan empat hari beruntun, terpanjang dalam tiga pekan terakhir.

Seluruh bursa utama di Eropa juga mengalami penurunan. Volume perdagangan cenderung tipis karena pasar di Swiss, Denmark, dan Norwegia tutup untuk libur Whit Monday. Sektor utilitas menjadi yang paling tertekan karena pelemahan obligasi kawasan euro.

Pertemuan antara pejabat tinggi AS dan China menjadi fokus utama pasar. Investor menanti sinyal kemajuan konkret yang dapat meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. "Pembicaraan dagang bisa berubah dengan cepat. Pasar memilih sikap sangat berhati-hati," kata Daniel Coatsworth, analis investasi di AJ Bell.

China sebelumnya menyatakan akan mempercepat proses persetujuan ekspor rare earth ke perusahaan Uni Eropa. Sektor otomotif yang sensitif terhadap suplai rare earth ditutup mendatar.

Sepanjang pekan ini, pasar juga menanti sejumlah rilis data ekonomi kawasan seperti angka pengangguran dan pertumbuhan ekonomi Inggris. Sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa termasuk Isabel Schnabel dijadwalkan menyampaikan pidato. Peter Kazimir, anggota Dewan ECB, menyatakan pemangkasan suku bunga hampir selesai dan ECB akan memantau data lebih lanjut sebelum mengambil langkah tambahan.

Pelaku pasar juga menantikan data inflasi AS pekan ini untuk mengukur apakah dampak tarif Trump mulai terasa terhadap inflasi global. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.