Logo
>

Gencatan Senjata Gaza Syarat Tunda Aksi Balasan Iran

Ditulis oleh KabarBursa.com
Gencatan Senjata Gaza Syarat Tunda Aksi Balasan Iran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Iran menyatakan bahwa hanya kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang bisa menunda niatnya untuk membalas serangan terhadap Israel, menyusul pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Para pejabat senior Iran mengungkapkan bahwa jika perundingan gagal atau Israel memperpanjang negosiasi, serangan dari Iran dan sekutunya seperti Hizbullah mungkin akan segera dilakukan.

    Iran telah berjanji untuk membalas kematian Haniyeh, yang terjadi saat kunjungannya ke Teheran akhir bulan lalu dan dituduhkan kepada Israel. Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya dalam insiden tersebut. Angkatan Laut AS telah menyiapkan kapal perang dan kapal selam di Timur Tengah sebagai bentuk dukungan kepada Israel.

    Menurut Reuters, seorang pejabat senior keamanan Iran mengungkapkan bahwa Iran, bersama sekutunya, akan melakukan serangan jika negosiasi Gaza tidak membuahkan hasil. Sumber-sumber ini tidak menyebutkan berapa lama Iran akan menunggu sebelum bertindak. Dengan meningkatnya ketegangan pasca pembunuhan Haniyeh dan komandan Hizbullah Fuad Shukr, Iran terlibat dalam dialog intens dengan negara-negara Barat dan Amerika Serikat tentang kemungkinan langkah balasan.

    Dalam komentar yang diterbitkan pada Selasa (13/8/2024), duta besar AS untuk Turki mengonfirmasi bahwa Washington meminta sekutunya untuk membantu menenangkan Iran. Percakapan dengan Teheran terus dilakukan menjelang pembicaraan gencatan senjata Gaza, yang dijadwalkan dimulai pada Kamis (15/8/2024) di Mesir atau Qatar.

    Iran berharap responsnya akan dilakukan dengan cara yang tidak merusak potensi gencatan senjata, namun Kementerian Luar Negeri Iran menilai seruan untuk menahan diri bertentangan dengan hukum internasional.

    Kementerian Luar Negeri Iran dan Korps Garda Revolusioner Iran belum memberikan tanggapan resmi. Sementara itu, pejabat di Washington, Qatar, dan Mesir belum menanggapi pertanyaan mengenai peran Iran dalam perundingan.

    Menurut juru bicara Gedung Putih, John Kirby, kemungkinan tindakan Iran atau proksinya bisa terjadi dalam minggu ini, dan hal ini tentu berpotensi mempengaruhi pembicaraan yang direncanakan.

    Hamas meragukan kelanjutan perundingan, dan Israel serta Hamas telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan tanpa mencapai kesepakatan gencatan senjata akhir. Di Israel, banyak yang percaya bahwa balasan dari Iran bisa segera terjadi setelah pernyataan tegas dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei tentang tindakan keras terhadap Israel.

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengungkapkan bahwa mereka memantau ketat situasi di Beirut dan Teheran, sambil mempersiapkan berbagai opsi ofensif.

    Presiden Iran yang relatif moderat, Masoud Pezeshkian, terus menegaskan dukungan Iran terhadap perlawanan di wilayah tersebut, sementara Meir Litvak dari Universitas Tel Aviv mengatakan bahwa Iran mungkin lebih memilih untuk memprioritaskan kepentingannya sendiri daripada sekutunya, Hamas.

    Analis Iran, Saeed Laylaz, menyatakan bahwa Iran saat ini lebih memilih gencatan senjata untuk menghindari perang besar dan memperkuat posisinya di wilayah tersebut. Iran sedang mempertimbangkan peran tidak langsung dalam perundingan melalui diskusi belakang layar dengan Amerika Serikat.

    Sumber-sumber dekat dengan Hizbullah menyatakan bahwa Iran akan memberikan kesempatan pada perundingan, tetapi tetap mempertahankan opsi balasan. Gencatan senjata Gaza bisa memberikan Iran kesempatan untuk merespons dengan cara yang lebih simbolis.

    Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menahan lebih dari 250 sandera, serta serangan balasan Israel yang mengakibatkan hampir 40.000 warga Palestina tewas, ketegangan di kawasan ini terus meningkat.

    Dampak Kematian Ismail Haniyeh

    Indikasi awal menunjukkan bahwa Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dan beberapa pengawalnya tewas akibat serangan roket yang menghantam kediamannya di Teheran, Iran.

    Kematian Haniyeh memicu sorotan tajam terhadap Israel, yang sebelumnya telah bersumpah untuk mengejar dan menghukum semua pemimpin Hamas setelah serangan 7 Oktober lalu, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang dan konflik berkepanjangan di Gaza. Meskipun Israel biasanya enggan berkomentar mengenai operasi luar negerinya, serangan ini tampaknya mengikuti pola operasi serupa yang menargetkan pertahanan udara Iran di sekitar fasilitas nuklir Natanz pada 19 April lalu. Diduga, pesawat jet Israel meluncurkan roket dari luar wilayah udara Iran.

    Meskipun rincian serangan ini masih terungkap perlahan, dampak politik dari kematian Haniyeh mulai menjadi fokus utama. Kematian Haniyeh berpotensi merugikan upaya perundingan gencatan senjata di Gaza. Sebagai pemimpin Hamas di pengasingan, Haniyeh memegang peranan penting dalam negosiasi yang melibatkan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

    Para pejabat AS baru-baru ini menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata masih mungkin tercapai, meskipun pertemuan di Roma akhir pekan lalu tidak menunjukkan kemajuan signifikan. Kematian Haniyeh menambah kesulitan dalam mencapai kesepakatan tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa hari-hari mendatang akan penuh tantangan, dengan kekhawatiran mengenai eskalasi konflik di Timur Tengah semakin meningkat.

    Sejak serangan di Beirut, ancaman dari berbagai arah semakin nyata, seperti yang diungkapkan Netanyahu dalam pidato televisi. “Kami siap menghadapi segala skenario dan akan bersatu melawan ancaman apapun,” tegasnya.

    Pertanyaan mendalam muncul terkait alasan penargetan Haniyeh saat ini. Apakah Israel hanya ingin membalas dendam kepada mereka yang terkait dengan Hamas, ataukah ada tujuan strategis lain? Kementerian Luar Negeri Turki mencatat bahwa tindakan ini menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu tidak berniat mencari perdamaian.

    Di Ramallah, markas Otoritas Palestina, berita kematian Haniyeh disambut dengan kekhawatiran. “Ini membuka pintu neraka,” ungkap Sabri Saidam, wakil sekretaris jenderal Komite Sentral partai Fatah. Saidam mencatat adanya campuran perasaan syok dan kemarahan terkait kematian Haniyeh.

    Sementara Fatah dan Hamas telah lama bersaing, Saidam menolak anggapan bahwa Fatah mungkin mendapat keuntungan dari kematian pemimpin Hamas tersebut. “Politik Palestina tidak pernah melihat penghapusan kepemimpinan sebagai solusi,” tambahnya. “Sebenarnya, ini hanya menambah kebencian dan konflik.”

    Demonstrasi telah tersebar di Ramallah dan Tepi Barat, dengan toko-toko tutup dan aksi protes yang dapat menambah ketegangan bagi Otoritas Palestina. Jajak pendapat terbaru menunjukkan Haniyeh jauh lebih populer dibandingkan Presiden Palestina, Mahmud Abbas.

    Waktu kematian Haniyeh menunjukkan bahwa serangan ini merupakan bagian dari respons Israel terhadap serangan roket yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja Druze di Dataran Tinggi Golan pada 27 Juli. Israel menuduh Hizbullah sebagai pelaku serangan tersebut. Pembalasan Israel juga mencakup pembunuhan seorang komandan senior Hizbullah di Beirut pada 30 Juli.

    Israel telah memperingatkan bahwa reaksi terhadap serangan di Dataran Tinggi Golan akan tegas. Pejabat Israel sering menekankan bahwa Iran adalah pusat dari apa yang disebut “arus perlawanan” di Timur Tengah, termasuk Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza dan Tepi Barat, serta Houthi di Yaman. Pembunuhan Haniyeh di Iran mengirim pesan tegas bahwa Israel dapat dan akan mengejar kelompok milisi dan pendukungnya, di mana pun mereka berada.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi