KABARBURSA.COM - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali mencatat kerugian besar. Dalam enam bulan pertama 2025, maskapai pelat merah ini menanggung rugi bersih USD143,71 juta, melonjak 41,36 persen dibanding periode sama tahun lalu. Akibatnya, defisit perseroan per 30 Juni 2025 membengkak hingga USD3,65 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2025 yang dirilis Rabu 24 September 2025, Garuda hanya mampu meraih pendapatan USD1,55 miliar. Angka ini turun dari capaian USD1,62 miliar pada paruh pertama 2024. Penurunan tersebut terjadi di tengah beban usaha yang berat, mencapai USD1,5 miliar, ditambah beban lain-lain sebesar USD205,77 juta. Kondisi itu membuat rugi sebelum pajak menggelembung menjadi USD162,29 juta, atau naik 43,67 persen secara tahunan.
Perseroan sempat terbantu manfaat pajak sebesar USD19,45 juta. Namun hal itu tidak cukup untuk menahan kerugian periode berjalan yang tetap melebar menjadi USD142,84 juta, naik dari USD100,35 juta pada semester I-2024. Rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk bahkan menyentuh USD143,71 juta, membengkak dari USD101,66 juta tahun lalu.
Akibat kerugian tersebut, saldo laba defisit Garuda membengkak ke USD3,65 miliar per Juni 2025, naik dari USD3,51 miliar di akhir 2024. Defisiensi modal pun makin dalam, menembus USD1,5 miliar pada pertengahan 2025 dibanding ekuitas negatif USD1,35 miliar per Desember tahun sebelumnya.
Di sisi kewajiban, total liabilitas Garuda tercatat USD8,01 miliar, sedikit lebih tinggi dibanding posisi Desember 2024 sebesar USD7,97 miliar. Lonjakan utang jangka pendek yang mencapai USD1,32 miliar menjadi salah satu pemicunya.
Sementara itu, total aset perseroan turun tipis 1,66 persen year-to-date menjadi USD6,51 miliar. Posisi kas dan setara kas juga terkikis, hanya menyisakan USD211,28 juta per akhir Juni 2025, turun 3,6 persen dari USD219,17 juta di penghujung 2024.
Kinerja yang kian terhimpit ini kembali menyoroti beban berat Garuda Indonesia dalam menjaga keberlanjutan bisnisnya di tengah tekanan finansial yang tak kunjung reda.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.