Logo
>

Gubernur BOJ: Perlu Kewaspadaan Tinggi Hadapi Ketidakstabilan Pasar

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Gubernur BOJ: Perlu Kewaspadaan Tinggi Hadapi Ketidakstabilan Pasar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda menegaskan pentingnya sikap waspada terhadap gejolak pasar yang tak menentu dan ketidakpastian global. Menurutnya, BOJ harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, dengan fokus utama pada pemulihan ekonomi yang stabil dan pendekatan yang hati-hati sebelum mempertimbangkan kenaikan suku bunga.

    Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, juga menyuarakan pandangan senada dengan mendorong agar BOJ tetap mempertahankan kebijakan moneter longgar. Pemerintah Jepang tengah berupaya keluar dari periode stagnasi ekonomi yang berkepanjangan. Pertemuan antara Ishiba dan Ueda dijadwalkan berlangsung pada Rabu waktu setempat, yang akan menjadi pertemuan pertama keduanya sejak Ishiba resmi menjabat sebagai perdana menteri.

    Dalam pidato di hadapan pelaku industri sekuritas, Ueda kembali menegaskan bahwa ekonomi Jepang diperkirakan akan terus mengalami pemulihan moderat. Pemulihan ini, diharapkan dapat mendukung inflasi bergerak menuju target 2 persen yang ditetapkan oleh BOJ dalam beberapa tahun ke depan.

    Namun, Ueda kali ini tidak menyatakan komitmen untuk terus menaikkan suku bunga jika inflasi mencapai target, seperti yang pernah disampaikan pada September lalu. Sebaliknya, ia menyoroti sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perekonomian Jepang.

    "Ketidakpastian mengenai prospek ekonomi dan harga masih tinggi," ujar Ueda dalam pidatonya yang dikutip dari The Business Times, Kamis 3 Oktober 2024. Ia menambahkan bahwa ketidakpastian dari ekonomi luar negeri, khususnya Amerika Serikat, masih menjadi tantangan besar. Di samping itu, kondisi pasar keuangan global juga belum sepenuhnya stabil.

    "Kami akan terus memantau perkembangan tersebut dengan kewaspadaan yang sangat tinggi," tegas Ueda.

    Sebagai informasi, BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25 persen pada Juli. Langkah ini diambil dengan keyakinan bahwa Jepang sedang berada di jalur yang tepat untuk mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.

    Penguatan Tajam Yen

    Bank Sentral Jepang (BOJ), tetap pada keputusan untuk tidak mengubah suku bunga acuan meskipun ada harapan dari beberapa pihak untuk kenaikan lebih lanjut. Setelah menaikkan suku bunga pada Juli lalu, yang mengakibatkan penguatan tajam yen dan kegoncangan di pasar dunia, keputusan ini dinilai sebagai langkah untuk menenangkan pasar dan menjaga stabilitas ekonomi domestik dan global.

    Keputusan tersebut terjadi hanya dua hari setelah Federal Reserve Amerika Serikat menurunkan suku bunganya untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.

    Hari ini, 20 September 2024, BOJ memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 0,25 persen, langkah yang banyak diprediksi oleh pasar mengingat dampak signifikan dari kenaikan sebelumnya. Langkah BoJ kali ini juga dipengaruhi oleh data inflasi terbaru yang menunjukkan kenaikan seperti yang diharapkan pada Agustus.

    Sebenarnya bukan menjadi hal yang aneh ketika Bank of Japan mengambil jalur kebijakan moneter yang sangat berbeda dengan negara lain. Jepang telah berusaha mencapai target inflasi sebesar 2 persen yang didorong oleh peningkatan permintaan dan kenaikan upah.

    Namun, meskipun inflasi telah berada di atas target sejak April 2022, dengan sedikit kenaikan menjadi 2,8 persen pada Agustus, BOJ mempertanyakan apakah inflasi ini lebih disebabkan oleh faktor sementara, misalnya karena dampak dari perang di Ukraina.

    Pejabat BOJ mengindikasikan bahwa keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar, mengingat dampak negatif dari langkah sebelumnya pada Juli. Saat itu, kenaikan suku bunga yang tidak terduga memicu penguatan yen dan menyebabkan aksi jual besar-besaran di pasar global, terutama di Nikkei 225 Tokyo, yang anjlok lebih dari 12 persen pada 5 Agustus 204 dan menjadikannya sebagai hari terburuk sejak Black Monday 1987.

    Reaksi Pasar dan Proyeksi Ekonom

    Langkah BoJ untuk mempertahankan suku bunga ini didukung oleh beberapa ekonom. Masamichi Adachi dan Go Kurihara dari UBS menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi BoJ untuk menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. Mereka mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut bisa mengejutkan pasar dan masyarakat, terutama ketika sentimen pasar masih dalam kondisi hati-hati.

    Namun, sekitar 70 persen ekonom yang disurvei oleh BloombergInternational memperkirakan bahwa BOJ akan menaikkan suku bunga lagi pada Desember 2024. Sementara itu, Capital Economics memproyeksikan kenaikan berikutnya akan terjadi pada Oktober, mengingat inflasi diperkirakan akan tetap mendekati target 2 persen BOJ hingga awal 2025.

    Stefan Angrick, ekonom di Moody’s Analytics, memperingatkan bahwa meskipun BoJ berencana menaikkan suku bunga, kondisi pasar saat ini belum sepenuhnya mendukung langkah tersebut. Ia menyoroti bahwa selama setahun terakhir, metrik harga yang lebih mendalam justru melambat, menandakan minimnya tekanan harga yang disebabkan oleh permintaan konsumen.

    Menurutnya, kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi dan dalam skenario terburuk memicu penurunan yang lebih luas.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.